Chapter 6

3.1K 234 45
                                    

Prev Part 5
  

   "Ayah, selamat pagi."

    "Ahh Wangji, selamat pagi juga. Ini masih terlalu pagi dan kau sudah bangun. Pasti A-xian belum bangun kan?"

   "Iya ayah."

   "Dasar anak itu, walaupun kini sudah menikah tapi tetap saja bangunnya selalu siang."

   "Tidak apa ayah, Weiying--- kelelahan."

   "Ah yasudah. Oh iya, paman dan kakakmu sudah kembali ke Gusu. Tadinya ayah sudah menawari untuk menginap disini beberapa hari tapi mereka menolak. Katanya ada pekerjaan yang harus pamanmu urus. Ah satu lagi, kalau kalian ingin sarapan, tidak perlu menunggu ayah dan ibu. Ayah dan ibu sudah sarapan tadi sebelum pulang. Yasudah, ayah kekamar dulu"

   "Baik ayah."

   Sesampainya didapur, Lanzhan bingung mau buat apa untuk sarapan paginya.

   "Lanzhaan..."

***********

   PART 6

   "Lanzhaan... Kau sedang apa? kenapa tidak membangunkanku?"tanya Weiying dengan rambut acak-acakannya khas orang bangun tidur. Jangan lupa piyamanya yang hanya terkancing tiga buah, itupun bukan pada tempatnya.

   Lanzhan pun menelan liurnya melihat pemandangan pagi hari yang tersedia didepan matanya.

  "Tidurmu nyenyak. Aku tidak tega."

   "Apa kau ingin buat sarapan? Sini biar aku saja. Kau duduk saja disana"

   Weiying mendorong Lanzhan menjauh dari dapur. Ia pun memanggang empat buah roti untuk sarapan pagi ini. Dua untuknya, dua lagi untuk Lanzhan.

    "Kau ingin minum apa? Teh, kopi, atau susu?"

    "Susu saja."

    "Baiklah.."

    Sepuluh menit kemudian Weiying membawa sepiring roti panggang juga segelas susu untuk suaminya.

    "Jaa.. Maaf ya sementara sarapannya hanya roti panggang. Tapi aku janji, mulai besok aku akan bangun pagi dan membuat sarapan bergizi untuk suamiku!"

   "Hn, tidak apa. Tidak usah dipaksakan."

   "Oia, apa ayah dan ibu sudah pulang?"tanya Weiying sambil celingukan mencari keberadaan orangtuanya.

   "Sudah. Sedang istirahat dikamar."

    "Ohh.."

   "Weiying.."

   "Hm? Kenapa?"

   "Kapan ingin pindah?"

   "Huh? Pindah?"

   "Hn"

   "Hmm... Entahlah, terserah kau saja. Aku sih ikut saja."

   "Bagaimana kalau lusa?"

   "Hmmm... Baiklah.. Tapi ngomong-ngomong, kita mau pindah kemana?"

   "Rumah kita"

   "Rumah kita? Maksudmu kau sudah menyiapkan rumah jauh sebelum kita menikah?"

    "Hn.."

   Mendadak Weiying terdiam. Ada rasa bahagia juga sedikit rasa sedih. Bahagia karena ternyata Lanzhan sudah menyiapkan rumah untuk mereka berdua tinggal. Dan sedih karena bagaimana jika seandainya ia tidak berjodoh dengan Lanzhan, pasti orang lain yang akan menempati rumah itu.

My Beautiful Destiny (YiZhan - DISCONT...)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang