ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 𝟷

22 6 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Joyonghaneul (조용한늘), organisasi mafia yang menerapkan strategi kerja cerdas sehingga mampu bergerak lebih maju dibandingkan organisasi mafia lebih tua dari mereka, mengepalai berbagai kegiatan sindikat dunia bawah di Korea Selatan. Tidak seperti mafia kolot yang masih memperdagangkan manusia dan organ dalam, mereka hanya bekerja sama dengan banyak perusahaan untuk menggelapkan suku cadang dan barang ke luar negeri. Namun 'hanya' darisanalah Joyonghaneul mampu melakukan kesepakatan dengan pemerintah, memberikan akses dan informasi dunia gelap untuk aparat keamanan, dan digolongkan ke dalam mafia legal;

Government Joker Card.

Sebutan baru bagi mereka setelah godfather terkini genap empat tahun menjadi tulang punggung organisasi, kebijakan cerdas miliknya mampu memperkuat garis pertahanan. Walaupun harus mengurangi kegiatan ilegal hingga sempat menyebabkan sedikit protes dari pihak yang bertolak belakang, namun seiring berjalannya waktu sebutan itu sudah menjadi kode resmi dalam tatanan pemerintah Republik Korea Selatan. Tak banyak warga sipil mengetahui semua ini, pergerakan efisien Joyonghaneul selalu menimbulkan kejutan, tahu-tahu esok hari di pagi buta ada tetangga mereka yang digrebek aparat karena telah melakukan transaksi ilegal bertahun lamanya.

Yah, setidaknya headline koran yang kubaca kali ini menyebutkan secara tersirat betapa lucu reaksi warga sipil ketika mengetahui adanya sindikat kriminal di dekat mereka.

"Wah. Jungwoo masuk koran?"

Refleks pandangan teralihkan oleh sumber bunyi baru, keluar tepat di belakang dan nyaris buatku sekarat akibat serangan jantung mendadak. "Eii, Kak Johnny kebiasaan suka ngagetin." Keluhku kesal, menekan kedua sudut bibir hingga membentuk garis lurus masam. Atensi kembali pada koran pascadapati respon beripa tawaan kecil dari pria setinggi tiang listrik itu, "iya, tapi kok bisa sih Kak Jungwoo ada disana?"

"Sejak awal itu penyelundup pindah kesana, Jungwoo emang udah ikut pindah disana buat pantau. Tinggal tunggu pemerintah turun surat perintah cari mereka aja, jadi semua bukti udah ada. Bagus, 'kan?"

"Over power sekali organisasi kita ya."

Untuk kedua kalinya seorang Gyeong Johnny melepas tawaan geli mendengarnya. Dan tidak cukup sampai disana, tangan kekar nan besarnya pun mengacak rambutku beberapa kali, gemas dengan pernyataan subjektif. Tidak tunjukkan penolakan, aku yang sudah terbiasa dengan perlakuan Johnny hanya mengulas senyum sembari melipat rapi koran yang sudah tuntas dibaca, meletakkannya kembali di ujung lain meja makan seperti semula seolah tak pernah ada entitas yang menyentuh sedikitpun. Pintu khas Era Korea Lama bergeser tepat setelah aku kembali pada posisi duduk, tunjukkan sosok pria tinggi—namun tidak lebih tinggi dari Johnny—dengan setelan jas berpalut warna emas, lengkap dengan dua orang pria yang familiar dalam ingatan mengawal penuh fokus eksistensi seorang Jung Jaehyun, ayahku.

Sudah berasa presiden saja, pikirku. "Pagi, ayah." Sapaan segera kulontarkan seiring ia berjalan duduki tempatnya di sebrangku, jemari putihnya menyentuh permukaan koran dengan niatan hendak membaca.

wᵢₜₜₑₗₛbₐcₕTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang