chapter 1

6 0 0
                                    

03 November 2017

"selamat helen"

"woi njir jangan lupa makan makan ye"

"ya kaliii. Hadiahnya cuma buku doang sama uang 20rb" jawabku murka.

"gue kira kelebihan lo cuma jago gibahin orang aja len"

" iya. Kalo kekurangan lo cuma satu din , gapunya kelebihan" tawaku mengejek .

Aku tertawa terbahak karena berhasil mengejek sahabatku dina.

Waktu itu ,memperingati hari festival budaya jepang, beberapa sekolahan memperingatinya dengan membuat berbagai macam acara, termasuk sekolahku yang membuat bazar,serta lomba lomba berbahasa jepang lainnya.

Aku yang waktu itu duduk dibangku kelas 2 SMA juga turut andil dalam lomba tarik suara. Kata banyak orang ,aku diberi kelebihan oleh Tuhan dalam hal tarik suara. Walaupun waktu itu aku hanya mendapatkan juara 3.

Dina menarik paksa lenganku ke kantin bik yem untuk mentraktirnya makan mie instan.

"lo ga boleh pelit len sama sobat sendiri, ntar lo masuk neraka ga ada yang nemenin baru tau rasa"

"rasa apa?"

"rasa panaslah"

" heh kutu maksud gue mie nya lo mau rasa apaan"

" heh centong nasi. lo sih gajelas ngomongnya. Yang goreng aja la. Pake telor sama gorengan ya"

"gorengan nya bayar sendiri ya"

" yaelah lo mah pelit lo"

"eh ada yang menang ni, traktir dong" kata rian yang nampaknya baru datang.

"Lo salah yan mintak ke helen, dia mah pelit" bisik dina

"biik yem dina bayar sendiri ya bik" pekik ku mengancam dina.

"eh nggak lo yan , dia baik , nih dia traktirin aku . Walaupun cuma mie instan"

Dito tertawa , dito temanku . Dia salah satu idola kakak kakak kelas disekolah ku. Menurutku, tampangnya biasa aja. Orang nya mungkin sebenarnya manis tapi aku tidak suka cowok berkumis. Tapi entahla , Tidak terlalu aku perhatikan.

"foto yuk rame-rame" kataku sambil mengeluarkan handphone canggihku.

"siapa ni yang motoin?" tanya rian , entah pada siapa.

"din lo aja din yang fotoin"

"gue kan juga mau ikut, kalian mah jahat" jawab dina mencerucutkan bibirnya

"ntr gantian"

"oke sini deh" dina mengambil hp ku lalu mulai menghitung "satu,dua ti ga"

"sekali lagi din pasti jelek kataku"

"ryaan! Lo dipanggil ibuk sus" teriak seseorang dari arah belakang.

" gue duluan ya" rian pergi meninggalkan kami.

" ayok woi . Gue mau lanjut makan ni"protes dina.

"iya iya" aku dan dito berpose tersenyum.

'cekrek'

Tidak menyangka itu adalah foto pertama kami. Dan foto terakhir kami , menjadi teman.












Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jika Bisa Aku UlangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang