[Play BGM nya di atas☝🏻]
•••
"I'm afraid to lose you. But I can promise you that you don't have to be afraid losing me."
•••
Malam jumatnya terasa baik.
Berlatar kamar apartemen, malam dan perasaan yang cukup tenang. Jimin bisa rasain utuh begitu Rose masuk ke dalam selimut dan memeluk tubuhnya erat, seolah enggan di lepas. Jimin total ngerasa nyaman dan wangi chery dari rambut sang pacar sebagai pelengkap.
Sedangkan kesayangan nya senyum kecil, merasa senang dengan quality time mereka yang berjalan sempurna. Tidak ada penganggu dan netflix jadi pilihan sejak dia sendiri, bersi-keras buat ambil remot tv. Padahal Jimin mau nonton pertandingan MLB (Major League Baseball) nasional yang kebetulan di siarkan langsung.
Walaupun pada akhirnya mereka tetap nonton 'To all the boys I've loved before' yang di perankan oleh Lana Condor dan Noah Centineo itu -rekomendasi Lalisa Putri; teman sebangku Rose.
"Babe, kok romance sih? Action kek, mana mau aku nya. "
"Trus? Aku harus pulang sekarang supaya bisa nonton di rumah? "
"Eiit! Jangan dong -okay babe, terserah kamu mau nonton apa, yang penting jangan pulang. Aku pesenin makanan dulu yah -mukanya jan ditekuk gitu napa, tambah jelek. "
Definisi bucin. Itulah Jimin Alden Parmeswara, paling anti kalo pacarnya ngambek dengan ujung-ujung pake jurus anceman, bakal-pulang-ke-rumah misalkan permintaan sang pacar gak di turuti. Jadi milih buat ngalah, lebih baik untuk Jimin, ehe.
Yaudah, emang bucin tok. Mau gimana lagi?
"Rose, film nya udah habis loh. "
Gak ada jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
- 𝐇𝐎𝐌𝐄.
Fanfiction【た嵐恩】 Jimin butuh dua; rumah dan sandaran. Dan dia selalu dapati nama Rose disetiap kali hati bertanya; ke siapa dirinya harus tunjukkin titik lemahnya. ©ParkJaena9525