-Satu-

11 1 0
                                    

"Kenapa roknya di atas lutut?"
Tanya tegas Arabella Maheswari, atau kerap di sapa Ara, kepada salah seorang siswi SMA Galaksi di pinggir lapangan upacara

"Nggak usah belagu bisa nggak! Masih kelas 11 aja belagunya udah selangit!"
Well, kejadian kesekian kali yang Ara alami. Ketika ia menyidak kakak kelas, maka balasan sengit seperti inilah yang ia dapatkan.

Jabatannya di sekolah ini memang bisa di bilang cukup tinggi. Itu membuat banyak orang segan padanya. Namun sekaligus juga membuat banyak orang -khususnya siswi- membencinya. Parasnya yang cantik, kemampuan akademik juga nonakademik yang tidak lagi di ragukan, terkenal se-antero Galaksi bahkan sekolah-sekolah lain. Siapa yang mampu melewatkan pesona seorang Arabella Maheswari?

"Ekhm. Pelanggaran pertama : SP 1. Pelanggaran kedua : SP 2. Pelanggaran ketiga : surat pemangg--"

"Bacot!"
Ucapan Ara yang tadinya belum selesai tiba-tiba di potong oleh kakak kelas itu dengan umpatan kasar

"Tolong bicaranya di jaga!"
Tegas Ara setelah mendapat umpatan kasar itu

"Cih, selain suka caper, lo juga sok alim ya! Dahlah! Ribet urusan sama lo!"
Kakak kelas itupun meninggalkan Ara yang belum selesai menyidaknya. Tak tinggal diam, Ara mengejarnya lalu mencegatnya kembali

"Apalagi sih! Lo liat, matahari udah naik, skin care gue ini mahal! Uang saku per semester lo itu belum tentu cukup buat beli!"

"Saya tanya sekali lagi, kenapa pakai roknya di atas lutut?"
Tanya Ara mengulang pertanyaannya tadi masih dengan nada tegasnya. Ia tak mempedulikan hujatan kakak kelas itu tentang uang sakunya

"Gini ya dek"
Kakak kelas itu menekankan kata 'dek' nya

"Gue hampir 3 tahun sekolah di sini, yang pasti pertumbuhan gue nambah, tinggi gue pun pastinya nambah. Jadi kalo lo bisa mikir, rok gue otomatis bakalan ikut naik!"
Sambung kakak kelas itu dengan nada ngegasnya

"Maaf. Tapi minggu kemarin rok anda masih berada di bawah lutut"
Balas Ara. Kakak kelas itu pun terlihat kalah telak. Walau Ara tidak hafal nama-nama kakak kelasnya, namun Ara cukup hafal wajah kakak-kakak kelasnya

"Bodo! Suka-suka gue dong!"

"Mau ganti rok atau tidak usah pakai rok sekalian?"
Tawar Ara sarkatis

"Gila lo! Punya otak tuh di pakai yang bener, katanya pinter, tapi gue jadi ragu! Jangan mentang-mentang jabatan lo di Galaksi tinggi, terus lo bisa seenaknya merintah gue!"
Balas kakak kelas itu tak terima

"Kalau begitu, bagaimana kalau di selesaikan di ruang BK?"
Tanya Ara memberi penawaran lainnya, yang bahkan sebetulnya lebih parah daripada penawaran pertamanya

"Ogah!"

"Kalau begitu, kembali ke penawaran pertama"
Sebetulnya kalau boleh jujur, Ara paling benci kalau di suruh menyidak kakak kelas. Selain ribet, menyidak kakak kelas membutuhkan waktu yang lebih panjang lagi. Namun bawahannya tidak pernah mau kalau ia suruh menyidak kakak kelas. Jadi, mau tidak mau ia harus turun tangan sendiri

"Kalo lo nggak buta, ini rok gue cuma 2 cm di atas lutut. Bukan rok pendek yang suka di pake jalang!"
Sarkas kakak kelas itu

"Maaf. Tapi saya tidak ada niat untuk menyamakan kakak dengan jalang"
Damn! Kembali kakak kelas itu di buat terbungkam oleh Ara

"Perlu saya bacakan tentang peraturan seragam yang harus di kenakan?"
Tanya Ara sambil mengangkat dan menggerak-gerakkan HP di tangan kanannya yang berisi tentang segala macam peraturan di SMA Galaksi

"Ya udah oke! Gue ganti rok! Dimana stok roknya?!"
Kakak kelas itupun akhirnya mengalah. Berdebat dengan Ara tidak akan ada ujungnya, apalagi posisi Ara memanglah benar

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AccismusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang