Dynia Wilson adalah nama lengkapnya. Dynia adalah seorang gadis cantik, anggun dan pintar. Dengan rambutnya yang panjang dan hitam, serta memiliki postur tubuh yang kecil dengan rambutnya yang khas dengan gaya cepol atau pun hanya dikuncir kuda membuatnya menjadi cantik walaupun dengan gaya sederhananya itu. Sejak kecil Dynia sudah banyak diberkahi dalam hidupnya, dia sangat sempurna apabila dia tidak memiliki sifat yang tidak terlalu peduli terhadap sekitar.
Gadis itu berjalan menyusuri lorong koridor dengan beberapa buku ditangannya untuk dia bawa kekelasnya. Saat menyusuri lorong sekolahnya ada beberapa siswa yang terpana dengannya, bahkan ada yang blak-blakkan bertanya padanya. Tapi itu semua dia acuhkan dan tidak peduli, karena dia harus cepat-cepat membawa buku-buku ini atau tidak dia akan dimarahi oleh gurunya.
Dynia menaruh buku-buku tadi tepat diatas meja gurunya yang ternyata gurunya belum sampai ke kelas. Akhirnya dia mencoba untuk kembali ke tempat duduknya. Hari ini dia sial sekali, harusnya dia tadi tidak membeli susu ke kantin, pasti dia bisa bersantai-santai dikelasnya dan tidak disuruh membawa buku-buku itu. Dynia duduk dibangkunya dan teman sebangkunya ternyata memperhatikan Dynia sejak tadi, Dynia yang merasa risih pun dia berkata "Bisa cari tontonan lain tidak?"ucap Dynia dengan nada dingin dan akhirnya temannya mengarahkan pandangannnya ke arah lain. Dynia memikirkan hari ini dia akan pergi menonton bersama ibunya, dia tidak sabar menantikannya. Tidak lama kemudian guru pun masuk ke dalam kelas dan pembelajaran pun dimulai.
🐨🐨🐨
Pulang sekolah pun akhirnya tiba, Dynia dengan cepat membereskan buku-bukunya dan bergegas pulang. Pada saat Dynia keluar kelas dengan wajah yang sangat senang ia urungkan karena saat ini ada seorang pria yang sepertinya ingin berbicara padanya. "Dynia" ucap pria tersebut sambil menatap Dynia dengan tatapan senang. "Ada apa ya?" jawab Dynia dengan nada dinginnya. Sedangkan pria tersebut malah tersenyum senang "Dynia, gua suka sama lu, mau gak jadi pacar gua" lanjutnya dan membuat Dynia makin tidak suka dengan pria didepannya ini. "Maaf saya tidak kenal anda, dan sepertinya kita juga baru pertama kali berbicara jadi saya tidak menyukai anda dan saya tidak ingin berpacaran dengan anda, Terima kasih"ucap Dynia dengan sopan dan tegas, lalu dia meninggalkan pria tersebut dan pergi menuju depan gerbang sekolah, pasti saat ini ibu Dynia sudah berada disana menunggu Dynia.
Saat Dynia sudah sampai didepan gerbang sekolah, ibunya belum datang. Dynia sempat kecewa dan dia akhirnya mencoba menunggu di salah satu tempat duduk yang disediakan sekolahnya. Dynia sesekali mengecek jam tangannya dan ternyata dia sudah menunggu terlalu lama. Mom dimana ya*pikir Dynia dalam hati, akhirnya Dynia mencoba menelpon ibunya.
"Mom, mommy dimana? Nia udah di depan gerbang sekolah nih, mommy lama"ucap Dynia sedih saat teleponnya sudah tersambung dengan ibunya. "Astaga mommy lupa, sekarang mommy masih di butik teman, kamu pergi saja sama Dimas ya, nanti mommy kasih tau Dimas, maaf ya honey"ucap ibu Dynia yang berada di sebrang telepon. Dynia langsung mematikan teleponnya karena dia kesal pada ibunya yang melupakan acara mereka berdua. Dynia menatap handphonenya lama dan tanpa sadar gadis itu sudah hampir menangis, tapi sebelum menangis ada seseorang yang memanggilnya."Masih aja ya cengeng kaya anak kecil"ucap pria yang sudah berdiri di depan Dynia saat ini. Dynia menatap pria itu dan melanjutkan tangisannya, membuat pria itu merasa bersalah "Ayolah, jangan menangis lagi, kamu ingin nonton kan?"ucap pria itu sambil menenangkan gadis yang berada di depannya ini yang sedang menagis. "Iya"ucap Dynia lalu bangkit dari duduknya dan menghapus air matanya. "Ingusnya nih turun hahah"ucap pria itu sambil mencubit hidung Dynia."Lepaskan penipu, kau membuat hidungku sakit!"ucap Dynia kesal pada Dimas yang asyik mencubiti hidung Dynia."Ok" ucapnya sambil mengangkat kedua tangannya tanda dia sudah melepaskannya.