1

232 7 0
                                    

"Aku suka kamu noona, tapi kamu menyukai yoongi hyung ya? aku cemburu melihatmu selalu memandang yoongi hyung,aku berharap aku saja yg mendapatkan perhatianmu"

"apa jim? kau menyukaiku? tapi selama ini aku kira kau hanya menganggapku noonamu"

"aku menyukaimu melebihi seorang noona dan apakah kau hanya menganggapku seorang adik? bisakah kau belajar menyukaiku? Aku sangat menyukaimu, kumohon terima aku dan aku akan berusaha membuatmu menyukaiku juga"

Aku terkejut dengan peryataan jimin, aku kira selama ini jmin menganggapku saudara seperti 7 tahun yang lalu saat kita masih kecil. Sejak kecil aku sangat dekat dengannya sering bermain bersama karena rumah jimin bersebelahan dengan rumahku.

Hingga usia jimin 13 dan aku 15 tahun, Kita berpisah karena ayah jimin ditugaskan keluar kota. Aku tidak menyangka akan dipertemukan kembali saat kita diuniversitas.  Diusiaku yang sekarag 22 dan jmin 20 tahun. Mungkin alasanku menganggap jimin seorang adik adalah selisih usia itu.

Rupanya jmin tak menganggapku seorang noona yang aku kira selama ini. Jimin sianak kecil sekarang sudah dewasa dan dengan gentlenya menyatakan perasaanya saat ia mulai cemburu melihatku selalu memandang yoongi dan tak menganggapnya sebagai namja dewasa. Diam-diam jimin juga menyadari kalau aku menyukai yoongi teman kami diuniversitas.

"Baiklah,aku akan menerimamu" "Benarkah?" Sahutnya dengan mata berbinar
"Dengan syarat,date hari pertama ayo ketaman bermain, aku rindu masa kecil bermain disana denganmu semenjak kuliah kita selalu sibuk"

"Tentu saja aku mau! terimaksih ya sudah berusaha mencintaiku" Jimin menggenggam erat tanganku tanpa ku sadari wajahku merona dibuatnya. Padahal sudah terbiasa kami bergandengan tangan tapi kali ini kenapa aku berdebar-debar? Apakah sebenarnya aku juga menyukai jimin sebagai seorang namja,alih-alih seorang adik?

Dihari minggu yang cerah ini aku berjanjian dengan jimin didepan loker taman bermain. Jimin sebenarnya ingin menjemputku menggunakn motornya tapi aku menolak. Karena aku ingin naik bus berkeliling seoul bersamanya sama seperti waktu dulu

"hanna noona!" Panggil seorang namja, aku mencari sumber suara tersebut yang kuyakini jimin sipemilik suara cempreng itu. Tetapi saat aku memandang jmin, aku dibuat menganga. Jimin terlihat sangat manly menggunakan kemeja hitam yang dimasukan kedalam celana hitamnya. Dia menggunakan topi hitam dan kacamata hitam. serba hitam.

Berbeda dari kesan biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berbeda dari kesan biasanya. Karena dia selalu memakai baju cassual dan baru kali ini mendapati jimin memakai kemeja "noona,awas nanti ada lalat masuk kedalam mulutmu" Lamunnku pecah mendengar perkataan jimin. Apakah ketara sekali kalau aku terkejut?
"Bagaimana penampilanku noona? apakah aku terlihat berbeda"
"iya jim kau terlihat sangat dewasa"

"Berati slama ini aku seperti bocah ya noona?"

"bukan begitu maksudku jim"

"Awas saja ya noona,akan ku tunjukan kalau aku pria dewasa. mau bukti sekarang?" Perkataan jmin kenapa terdengar absurd ditelingaku ya

"apa maksudmu jim?kau mau menunjukan apa? Dasar mesum ya sekarang" Ujarku dengan mata membulat karena perkataan jmin

"Siapa yang mesum?wah bahaya noonaku ini. Maksudku menunjukan sikapku yg dewasa. Apa sih noona kenapa berpikiran yg macam-macam. Hayo tadi memikirkan apa? aku harus berhati-hati pada noona sekarang" setelah menggodaku, jmin berlari dan aku mengejarnya
"awas ya kau jim" memori ini sprti 7 tahun yg lalu.

Setelah lelah mencoba sebuah wahana aku dan jimin duduk disebuah kursi ditaman bermain "sebentar ya noona, aku belikan es krim" Kata jimin beranjak menuju penjual es krim. Aku merasa keadaan terbalik sekarang. dulu aku yang selalu memanjakan jimin dengan menawarinya membelikan minuman sebagai noona yg baik, tapi sekarang jimin yang sangat perhatian kepadaku. selang berapa menit jimin kembali dengan membawa 2 es krim strawberry favorit kami. seleraku dan seleranya tidak berubah dari dulu. dia menyodorkan satu es krim. Saat aku sedang sibuk memakan es krim tiba-tiba Jari jimin mengusap lembut sisa es krim diujung bibirku yang sukses membuat jatungku berdegup dan kedua pipiku memanas
"Noona belepotan makannya"

Filter[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang