26. Just You

40.7K 1.5K 22
                                    

Saat pulang dari rumah sakit aku tidak ikut menjemput Taro. Aku masih malu berhadapan dengan dokter yang melihatku dan Taro ehhm sedikit mesum. Kali ini dia pulang kerumah mama dan papa. Karena supaya ada yang menjaganya.

Aku menunggu dirumah dengan anak-anak. Menyiapkan makan siang tak lama kemudian rombongan mereka datang. Buru-buru aku merapihkan meja makan dan menata semua makanan yang kubuat.

Anak-anak sudah berhamburan ke pintu depan menyambut kedatangan ayah mereka.

"Hai anak-anak ayah" kata Taro sambil memeluk dan mencium mereka berdua.

"Ayah, ayoo masuk Bunda udah masak banyak banget buat kita aku udah laper" kata Gio antusias

"Lalu bunda mana?" tanya Taro

"Tuh dia" kata mereka sambil nunjukku yang sedang berdiri di balik lemari kaca

"Kok bunda ngga nyambut ayah, masih marah nih ceritanya?" katanya menggodaku

"Bodo amat" kataku langsung lari ke dalam

Aku sedang memotong buah di dapur tiba-tiba sepasang tangan kokoh memelukku dari belakang, tak perlu menolehpun aku sudah tau siapa orangnya.

"Misi ah ngapain peluk-peluk aku gini" kataku sambil menyinkirkan kepalanya yang berada di bahuku.

"Aku cuma kangen kamu, lagian jangan marah-marah sayang" katanya sambil menciumi menghirup napas di leherku.

"Aku sebel bete kamu ngga pernah bisa mau dengerin aku. Sekarang aku mau tahu karena ketahuan.... ah sudahlah" kataku kesal

"Maafin aku sayang. Itu diluar kontrol. Kalau udah berhubungan dengan kamu aku benar-benar kehilangan akal" katanya sambil terkekeh di telingaku

Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari arah belakang kami.

"Ya ampun Altaro Kafka Aditama ngapain kamu disitu, sini kamu. Baru dateng udah gangguin Tina aja" kata mama sambil menjewer telinga Taro aku hanya bisa terkekeh melihatnya.

"Mama sakit ya ampun kejam banget sih anak baru sembuh dijewer gini" katanya sebal

"Lagian kamu belum sembuh udah berani berbuat mesum di dapur" kata mama dibalas dengan bibir manyun menandakan kesal darinya

"Tina sayang udah yuk masaknya duduk-duduk kita mau ngobrol-ngobrol kamu ke ruang keluarga ya sayang" ajak Mama

"Biar sama aku aja mah lepasin jewerannya" katanya sambil mengusap-usap telinga yang dilepas oleh mama

"Ngga, kalo kamu disini makin lama adanya" kata Mama sambil menarik kerah baju Taro. Aku hanya bisa menertawakan dia.

Saat ini kami semua berkumpul di ruang keluarga. Aku duduk di sebelah Taro lalu di depan kami Mama dan Papa, Sachi dan Gio bermain-main di taman belakang. Aku tak pernah menyangka akan sebahagia ini melihat anak-anakku bermain ditambah disampingku ada laki-laki tempatku menyandarkan tubuhku dan juga secara harfiah menyandarkan semua apa yang kurasakan kepadanya.

Disaat aku sedang melamun tiba-tiba mama memanggilku.

"Tina bagaimana kapan pernikahan kalian dilaksanakan" kata Mama padaku

"Lebih baik tunggu Taro sehat aja ma, lagian ga usah terlalu besar-besaran" kataku pada mama

"Loh kenapa sayang? Pernikahan ini semua orang harus tau sayang" kata mama antusias

"Bukan gitu ma, mama tau kan Sachi dan Gio lahir tanpa... emm maaf yah. Disaat aku melahirkan mereka aku belum menikah. Aku ngga mau membuat orang lain bertanya-tanya dengan kehadiran Gio dan Sachi. Aku ga mau membuat keluarga Aditama malu" jelasku pada mereka

The Devil is ComingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang