02.

164 32 9
                                    

Saat itu pagi hari di sekolah, Renjun duduk-duduk di lantai kelas bersama sekumpulan temannya. Ada Jaemin, Hyunjin, Jisung, dan 2 teman lainnya, Heo Hwall, dan Choi Bomin.

Mereka hanya lesehan di lantai kelas, jadi seharusnya sekarang adalah jam pelajaran pak Kihyun, tapi beliau absen hari ini dan menyebabkan freeclass berlangsung.

Bisa saja ketua kelas mereka meminta tugas kepada guru piket, tetapi lihat lah saat ini..  Tidak ada satupun yang berniat untuk belajar.

"Jaem lo jangan galau begitulah." Ucap Hyunjin yang sedang menidurkan kepalanya di paha Renjun. Kelewat santai.

"Apaansih anjing, ngapain gue galau?" Sahut Jaemin.

"Ada apaan?" Jisung jadi penasaran. Begitu juga Hwall dan Bomin.

"Nana putus, guys." Jawab Renjun.

"Weh????"

"Hah?! Sama Jisung?"

"Eh serius ngana!"

"Yaiyalah bajing sama Jisung. Park Jisung. Pacar dia kan satu. Ga kayak Bomin, banyak." Ucap Hyunjin, tidak berkaca.

"Babi lo ga ngaca pacar lo ada empat puluh sembilan." Sahut Bomin kesal.

Jisung terlihat berpikir, "hm... Jaem? Kok lo diam aja? Lo beneran galau?"

Jaemin yang tadinya duduk bersandar kini merebahkan dirinya disebelah Hwall.

"Gini loh, gue ini antara marah dan sedih. Gue gak bisa menentukan emosi gue. Jadinya gue merasa hampa." Ucap Jaemin.

Teman-temannya diam, berpikir ingin merespon seperti apa.

"Gue gak ngerti kenapa gue jadi begini." Sambung Jaemin.

Hwall menepuk kepala Jaemin, "lo sayang banget sama Jisung. Makanya lo kayak gini. Dia berefek ke elo."

Jaemin berdehem, tidak membantah perkataan Hwall.

"Na.. Inget ya kata-kata gue kemarin.. Kalo emang si Jisung udah nggak mau lagi sama lo, lo jangan maksa dia." Tekan Renjun. Ya, jadi kemarin Jaemin bilang dia masih belum mau menyerah sama Jisung.

"Tenang, Njun. Jam istirahat nanti bakal jadi yang terakhir gue memohon sama dia." Ucap Jaemin pelan.

Hyunjin menepuk-nepuk pantat Jaemin dengan kakinya, "Good luck, my bro."

"Gue doain yang terbaik dah buat lo, Jaem." Kata Jisung, disertai anggukan Hwall.

"Ayo Jaem semangkah." Timpal Bomin.

***

Setelah tadi melewati jam kosong yang hanya diisi dengan tidur-tiduran di lantai kelas. Akhirnya Renjun memasuki jam pelajaran selanjutnya yakni penjaskes.

Di tengah-tengah pemanasan, atensi Renjun teralihkan pada sosok yang tengah berjalan santai sembari tertawa bersama temannya. Ya, sosok itu tak lain adalah Lee Jeno.

Dan temannya, Kim Sunwoo.

Mereka sama-sama berasal dari ekskul futsal. Kini keduanya terlihat memegang setumpuk kertas yang Renjun yakini adalah formulir untuk mendata anggota baru ekskul mereka.

Sudah begitu dalam Renjun terjatuh untuk pesona lelaki Lee itu, Ia tak sadar telah menarik kedua sudut bibirnya, dan lagi, gerakan pemanasannya tidak sesuai dengan yang lain.

Hal itu membuat Jisung menegurnya dan menyenggol sikut pemuda Huang tersebut. "Ren, lo ngapa dah njir senyam-senyum kayak autis gitu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

possibility. norenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang