{RL 1} ~ Kerkol

1.6K 88 17
                                    

Suara ketukan pelan dijendela, merebut atensi keempat pemuda gila yang sedang berbaring sembari bercengkrama bersama.

"Anjing gw kira apaan. Ranting doang elah sat." Ujar salah satu dari mereka, yang sedang menguncir rambutnya.

Sementara itu, yang bersurai hitam, hampir teggelam dalam tidurnya-yang gagal karena ketukan ranting yang tiba tiba.

"Lagian siapa sih yang nyuruh kita malem malem gini malah kerkol." Kata si pucat.

"Bacot." Ucap si surai jigrak.

"Daripada dimarahin ama Pak Shino. Tugas kita tuh udah nunggak 2 bulan anjir." Lanjutnya.

Boruto-sapaan legkapnya, kembali mengarahkan fokusnya pada sebuah laptop berwarna pink-milik Inojin, bekas Ino-dihadapannya.

"Lagian Pak Shino ngasih essay gakurang kurang." Ucap Inojin memakai anting InoShikaCho yang tadi sempat terlepas.

Shikadai memutar posisi berbaringnya. Sekarang ia berada dipangkuan Inojin.

Mitsuki menguap sebentar. Ia mngembil alih laptop dari tangan Boruto dan mengetik essaynya.

Boruto meminum minumn energi yang dibeli patungan.

Pintu kamar Inojin diketuk seseorang. Semua menatap kearah pintu. "Masuk," teriak Inojin.

Sai masuk dengan nampan berisi cookies dan empat gelas air putih. Sai tersenyum, "Semangat semuanya." Dan berlalu pergi.

"Seenggaknya bapak lo udah nyoba, Jin." Ujar Mitsuki.

"Yeu bangsat kek lu ga kaku aja sih, njing." Sahut Boruto.

"Mitsunjing mah kaku nya kalo lagi ngobrol sama ketua kelas."

Dan Inojin tertawa kencang, yag membuat pahanya-yang sekarang beralih funsi menjadi bantal Shikadai bergetar.

"OI MALIH, PALA GW GETER GETER KEK BOR LISTRIK NIH." Ucap Shikadai kesal.

Inojin menghentikan tawanya, "Hehe, sori sori."

Boruto mengambil salah satu cookie dari nampan tadi. Ia menggigit cookie tersebut dan tersedak.

"HADOOH EMANG DASARNYA OON, MAKAN AJA MASIH REMED" Seru Inojin sambil mengoperkan gelas air putih ke Mitsuki.

"Pelan pelan euy. Napsu amat makan doang." Lanjut Mitsuki meminun air yang seharusnya untuk Boruto, lalu memberikan air tersebut-yang tinggal setengah gelas kepada Boruto.

Boruto dengan rakus meminumnya.

"Emang gaada akhlak lo semua."

Boruto kembali memakan cookie nya. Dan Shikadai yang hampir terlelap-kembali gagal karena Mitsuki sudah menyerahkan laptopnya.

Shikadai yang kesal, menaruh laptop itu dihadapannya, dan mulai mengetik.

Inojin yang bosan-mengusak usak rambut Shikadai, melepaskan ikatan talinya, dan mulai membuat model ikatan baru.

Shikadai selesai dengan bagiannya, ia menyerahkan laptop tersebut pada Inojin. Shikadai bangkit dari paha Inojin, dan mencongkel cookie.

Boruto dan Mitsuki tak tahan dengan tawa mereka.
Boruto mencoba menahan, ya, gagal sih.

Shikadai bingung.

"Lo bedua kayak nahan cepirit." Boruto dan Mitsuki pun tertawa terbahak bahak.

"Apaansih?!" Shikadai kesel.

Inojin tertawa kecil, kecil banget kayak punya Boruto.

"Eh bego. Lu kayak banci kampung tolol." Ucap Boruto.

"Parah, kayak LL babi." Shikadai memang merasa rambutnya agak terjambak.

Ia meraba kepala bagain belakang kepalanya, dan mendapati rambut nanasnya dikepang macam tali tambang.

"INOJIN!!!" Shikadai melompat kearah Inojin dan mengunci gerakan pemuda itu.

Inojin terus tertawa sampai pipinya merah.

Boruto dan Mitsuki tertawa juga.

Brak

Ino masuk.

Shikadai menindih Inojin.

Inojin ditindih Shikadai.

Boruto memegang HP nya, merekam.

Mitsuki pegang buku dzikir.

Ino pingsan.

"MAMAHH!!"

._.

"Ada ada aja kalian." Ucap Sai.

"Maaf paman."

"Maaf Yah."

Sai menggeleng gelengkan kepalanya, puyeng.

"Minum bodrek om." Ucpa Boruto.

Sai lelah batin.

"Lagian ngapain juga kalian?"

Mereka berempat liat liatan, saling menyalahkan.

"Shikadai, kenapa rambut kamu dikepang gitu?" Tanya Sai.

Shikadai nyubit Inojin.

"Ssh, iya iya. Aku Yah yang ngepang. Shikadai kesel, terus nerkam."

"Nerkam. Dikata gw singa laut."

"Yang bener singa parna." Koreksi Boruto.

"Yang bener tuh-"

"Udah udah." Mitsuki cemberut.

Ino bangun, Sai -sebagai suami yang baik- memberikan segelas air putih.

Ino meneguk air putih tersebut.

"Udah, kalian kerjain aja tugasnya lagi. Maaf ya," kata Ino

"Iya, maaf ya mah." Ucap Inojin, dan yang lain ngangguk ngangguk ana kek jemaahnya Ustad Maulana.

._.

Keempat pemuda labil tercinta kita akgirnya balik lagi ke kamar Inojin.

"Fatal juga ya, Jin." Itu si Borutod yang ngomong.

"He'em." Si Inojin ngehela napas.

"Jin, tolongin. Rambut gw kusut lama lama dikepang gini." Mitsuki masih cekikikan.

"Iye sini."

"Pantesan Tante Ino pingsan. Diliat dari mana mana, lo bedua emang keliata homo banget." Si Mitsuki komen aja si bangsat.

"Lo bedua homo banget, ujar seorang anak laki laki yang sekarang lagi goleran di perut anak laki laki lain." Bales Shikadai.

"Emang minta di rasengan lo semua."

"Gajelas lu ege. Makin malem kan jadinya. Lanjut kerkol anjir." Kata si Inojin.

"Kek orang Bekasi lu, ege ege."

._.

"Ino, tadi kenapa kamu pingsan?" Tanya Om Sai.

"Oh tadi, so Inojin sama Shikadai lucu banget, mana ga sempet foto lagi."

Sai benar benar lelah batin.

Vomment gais.

Iye, tau bukan ig / dm, jgn hujat aku plis.

️🖤🧡💛💚💙♥️

konoha jaman now (instagram+dm)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang