Harapan

581 33 7
                                    

"Ne, apa kau tahu bahwa jika kita memohon pada bintang jatuh maka permohonan kita akan terkabul"

"Tapi sekarang tak ada bintang jatuh"

"kalau gitu kita gunakan saja salju pertama"

-------------------
Tenshouin Eichi X Readers
-------------------

Australia
Kota Disney

"okaa-sama, kita mau kemana?" Kau bertanya kepada ibumu dengan rasa penasaran tinggi namun yang ditanya hanya melihatmu sekilas lalu fokus ke hp nya kembali.

"jangan panggil aku dengan bahasa jepang, ingat ini adalah Australia" jawab ibumu. Walau jawabannya terdengar dingin kau tetap tersenyum.

Dari dulu memang kau dan ibumu tidaklah akrab, ibumu lebih sering pergi kesani sini untuk mengurus pekerjaannya dan meninggalkanmu dengan para maid. Padahal keuangan ekonomi kalian baik baik saja atau bisa dibilang kalian itu salah satu dari beberapa orang kaya.

Kau menghela nafas dan menatap sendu ibumu walaupun kau yakin ia tak dapat melihatmu.

"cepatlah berpakaian dan ikut denganku! " perintah ibumu. Ia menaruh hp miliknya kedalam tas yg bermerk mahal. Kau tanpa protes mengikuti perintahnya.

Kau berjalan keluar dari kamarmu.tadi ibumu sudah menyiapkan semuanya, mulai dari baju hingga sepatu.

Trapp... Trappp...

"halo. Iya saya akan melaksanakan pertunangan antara kita, kami akan segera tiba di kediaman Tenshouin"

Langkah kakimu terhenti karena mendengar percakapan ibumu. Bertunangan? Aku? Tidak. Aku tak mau ditunangkan!

Dengan segala rasa sakit dihati kau berlari keluar rumah, mengganti terlebih dahulu pakaianmu dengan pakaian yang tebal karena memang suasana sekarang lumayan dingin yang berarti sekarang memasuki musim salju.

___________________________

"aku tak ingin ditunangkan"

Sudah beberapa kali kau menggumamkan hal itu, dengan mata bengkak akibat menahan tangis, kau berjalan sesekali menunduk lalu menghela nafas.

"hmm?" alismu mengkerut, kau melihat seorang lelaki berpakaian seperti orang sakit duduk ditaman. Sedang apa pasien rumah sakit disini?.

"permisi, jika anda tak tahu jalan rumah sakit, mari kuantar" kau bertanya dan mengajaknya dengan penuh kelembutan agar ajakanmu diterima olehnya.

Namun dia hanya melihatmu lalu tersenyum dan menepuk tempat duduk disebelahnya. Kali ini kau lagi lagi mengerinyit namun kau tetap duduk disampingnya.

Kehengingan melanda, tak ada satupun antara kau atau dia yang membuka obrolan. Kau mulai risih dengan keadaan ini, kau ingin berdiri dan pergi tapi dia membuka suara.

"kenapa kau menangis? "

Deg

"eh? Apa yang kau bicarakan? " kau bertanya ulang dan tersenyum. Berharap dia melupakan apa yang terjadi, namun itu hanyalah khayalan karena faktanya dia itu super peka.

One shots Ensemble stars!! Chara X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang