"YAH SUH DONGHYUCK"

2.2K 241 16
                                    

"Wah! Edisi baru majalah fashion bulan ini sangat bagus"

"Benarkah???"

"Iya modelnya sangat tampan dan ya tuhan jantungku berdebar melihat tatapannya"

"Tsk. Dasar orang orang haus belaian"

Minhyung hanya memutar bola matanya mendengar gerutuan jengah remaja yang berusia lima tahun lebih muda darinya. Iris berwarna coklat terang yang sewarna dengan miliknya teralih padanya. Tangan cekatan sang adik masih saja memasukkan kentang goreng ke dalam mulutnya seperti seseorang yang benar benar kelaparan. Salah satu alis tebalnya naik menatap kebiasaan makan berantakan adik sematawayangnya itu.

"Donghyuck, bisakah kau-"

"Hyung! Kau tidak mendengar bagaimana yeoja yeoja itu mengatakan sesuatu yang menggelikan tentang ayah-"

"Hyuck, mereka sedang memuji-"

"Yah! Bisakah kau tidak memotong kalimatku!"

"Kau juga memotongku. Aku ini hyungmu lebih tua lima tahun! Lima!"

"Huh. Apanya. Kau bahkan lebih pendek dariku"

"Apa kau bilang?!"

"Ya ya ya! Anak anak, bisakah kalian tidak bertengkar untuk semenit saja"

Doyoung yang sedaritadi tengah sibuk berbalas pesan dengan suaminya, Taeil, hanya untuk mengeluh mengenai bagaimana beratnya tugas yang ia emban hari ini karena harus menemani dua remaja yang tampan namun akan bertengkar setiap lima menit sekali. Oh bahkan ia merasa ia akan menua dengan cepat karena migrain yang disebabkan oleh dua bayi Jaehyun itu.

"Dia duluan!" Sama sama tidak mau mengalah, kedua putera kebanggan sepupunya itu saling menunjuk dengan bersamaan. Saling menatap satu sama lain seperti kucing yang hendak berkelahi.

Doyoung menatap keduanya dengan bosan lalu memijat pelipisnya dengan hembusan nafas panjang. Ia mengirim sekali lagi pesan dengan berbunyi "ya tuhan, hyung, selamatkan aku dari menua terlalu cepat karena kedua iblis kecil ini!" kepada Taeil sebelum melipat kedua tangannya di dada.

"Dengar, siapa namamu?"

Minhyung merapatkan bibirnya dan berucap dengan malas.

"Minhyung"

Doyoung mengangguk angguk lalu menunjuk Donghyuck yang menjulurkan lidahnya pada sang kakak.

"Kau, Dongsan-"

"Donghyuck, paman! Bagaimana paman bisa melupakan nama keponakan paman sendiri?!"

Doyoung memutar bola matanya lalu mengacuhkan si bungsu yang mengerucutkan bibirnya dengan kesal untuk menelefon seseorang.

"Ayah kalian sudah selesai" melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, Doyoung menghela nafas lega. "Jangan katakan padanya kalau aku membiarkan kalian memakan es krim sebelum makan siang"

Donghyuck dan Minhyung mengangguk bersamaan dengan patuh sebelum si bungsu menyeringai dengan jahil.

+

"Ayah. Ayah"

Jaehyun yang sedang memasukkan pakaian ke dalam mesin cuci segera menegakkan badannya lalu melihat putera bungsunya sedang berdiri di ambang pintu laundry dengan senyuman super lebar miliknya.

"Ada apa, Hyuckie?" Tanyanya lembut, melangkah ke arah Donghyuck sebelum mengusap rambut remaja berumur empat belas tahun itu.

"Ayah tau tidak? Hyung tadi sempat-

"YAHHHH SUH DONGHYUCK"

Belum sempat Donghyuck mengadu, Minhyung tiba tiba datang dan menyergapnya. Membungkam mulut ember adiknya dengan nafas terengah seperti sehabis dikejar singa.

"Minhyung, ada apa-"

"Tidak ada apa apa, Ayah! Dia hanya ingin mengerjaiku seperti biasanya! Hahahahaha betul kan, Donghyuck-ah?"

Jaehyun menatap curiga bagaimana putera sulungnya tertawa dengan canggung sembari mencubit pipi adiknya yang membuat Donghyuck memekik.

"Bohong! Ayah, hyung memecahkan vas bunga saat bermain bola tadi"

"Hey! Kau yang menendangnya!"

"Salah siapa tidak bisa menangkap?! Kalau hyung bisa menangkapnya, vas itu pasti masih hidup!"

"Kenapa kau jadi menyalahkanku, gembul! Kau mau aku gelindingkan seperti bola juga!"

"Coba saja kalau berani!"

"Astaga" Jaehyun tertawa geli melihat kedua puteranya itu tengah bergumul di lantai sambil saling menyalahkan. Tidak ada yang mengalah, sangat kompetitif. Apalagi Donghyuck, dia sangat senang menjahili sang kakak, "Melihat asap keluar dari kepala Minhyung hyung adalah kesukaanku akhir akhir ini", itulah yang dikatakan si bungsu yang juga sangat jenius itu saat Daddy mereka bertanya.

"Yasudah kalian berkelahi saja ya, siapa tadi yang bilang ingin makan pizza ya~"

Jaehyun melewati keduanya dengan nada menggoda, menahan kekehan geli begitu melihat bagaimana keduanya segera berhenti untuk kembali saling berebut mengejarnya.

Ya tuhan, anak anak ini.

+

"Daddy, bukan begitu caranya bermain"

Donghyuck menatap tidak puas bagaimana Johnny sedang bermain basket bersama Minhyung di lapangan basket mini yang terletak di samping mansion mereka. Minhyung menatap kebingungan pada adiknya yang masih memasang ekspresi tidak suka pada bola basket yang menggelinding ke arahnya.

"Lalu bagaimana-

"AGH! SUH DONGHYUCK!"

"AHAHAHAHA KENA KAU!"

Apa yang tidak disangka oleh keduanya adalah Donghyuck segera melemparkan bola tersebut kepada Minhyung yang tidak siap. Membuatnya oleng dan tersungkur ke tanah begitu bola tersebut menghantam keningnya. Johnny hanya bisa melongo dengan bodohnya menatap putera bungsunya yang terpingkal sembari berguling guling di tanah. Ia segera menggeleng dengan menepuk dahinya sendiri.

"Donghyuck"

Mendengar suara berat Daddynya, tawa Donghyuck berhenti kemudian ia segera berdiri tegap setegap tegapnya menghadap Johnny. Kedua iris coklatnya yang bulat dan terang menatap sang Daddy dengan ketakutan. Johnny tersenyum lebar melihat reaksi si bungsu sebelum menyentil gemas kening Donghyuck.

"Auuuu! Appo!"

"Itu karena sudah berbuat jahil pada hyungmu. Cepat minta maaf pada Minhyung, lain kali jangan terlalu keras ya?" Ucapnya dengan lembut sembari mengusap lembut surai coklat halus puteranya. Donghyuck merengut namun mengangguk dan segera memeluk Minhyung yang masih terduduk di tanah. Minhyung yang dipeluk dengan erat segera meronta, apalagi begitu adiknya mulai memaju majukan bibirnya mendekat ke pipinya dengan suara ciuman yang dilebih lebihkan.

"YAAAA MENJAUH DARIKU"

"HYUNG DIAM JANGAN BANYAK BERGERAK AKU HENDAK MENCIUMU"

"TIDAK MAU, AYAAAAAH"

Johnny tertawa terbahak bahak melihat bagaimana Minhyung berpura pura pingsan dengan sangat dramatis begitu Donghyuck mencium pipinya. Jaehyun yang kebetulan lewat hanya menggeleng dengan maklum.

Sungguh. Ramai sekali kediaman Suh.

.

Gemas sekali asli dengan keluarga cemara satu ini. Ga kuat sama keuwuannya 😥😥😥

"Hyung did it" "No, you!"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang