Haechan berulang kali mengehela nafas. Sekarang ia berada di atap sekolah sendiri. Ya sendiri. Dan itu membuatnya bosan.
Kelima teman nakalnya sudah berpencar pindah ke sekolah-sekolah lain. Catatan hitam kelimanya sudah tidak bisa di tangani sekolah. Dan anehnya hanya tersisa haechan disini.
"Ini sial atau beruntung?"
Tanya haechan pada dirinya sendiri.
"Tidakkah kau ingin berterimakasih padaku, lee"
Suara lelaki lain menyapa indra pendengarannya. Ia menoleh. Tepat di depan pintu sudah berdiri lelaki mungil yang wajahnya sungguh tidak asing.
"Renjun?"
Lelaki itu tersenyum senang. Namun senyum itu terlihat aneh bagi haechan.
"Bagus. Kau mengingat namaku"
Mata haechan terus mengawasi lelaki yang ia tau bernama renjun itu, bahkan hingga tepat berada di sampingnya.
"Akhirnya hari ini tiba"
Haechan mengabaikan ucapan lelaki disampingnya ini. Apa dia ingin curhat?
Oh sungguh moment yang tidak tepat kalau begitu. Suasana hati haechan sedang buruk."Apa yang kau lihat? Angin? Kenapa tidak melihat wajahku saja?"
Haechan masih bertahan dalam diam.
"Aku berbicara padamu"
Ia merasakan ada tangan dingin yang menyentuh pipinya.
"Singkirkan tanganmu"
"Tidak mau. Ayo lihat aku"
Masih dengan tangan di pipi haechan. Bahkan sekarang dengan lancangnya menusuk pipi itu dengan jari mungilnya.
"Jangan membuatku kesal. Atau wajahmu akan hancur"
"Ayo coba saja! Biar kutebak kau tak akan tega"
Ucap renjun dengan percaya diri. Tapi sangat disayangkan. Haechan bukanlah orang yang suka basa basi. Apa yang dia ucapkan akan dia lakukan.Lihat sekarang wajah manis renjun yang menjadi korban. Haechan benar benar memberinya sebuah tinjuan.
"Bibir ku berdarah. Aku meminta tanggung jawab"
Tinjuan itu tepat di sudut bibir renjun sehingga membuat daerah itu mengeluarkan cukup banyak darah.
"Haechan! Kau mendengarku kan?"
"Oh oke baiklah"
Renjun merubah posisinya. Mendudukkan pantatnya di paha haechan tanpa rasa bersalah.
"Apa lagi yang ingin kau lakukan? Yang tadi tidak cukup--- hmpp"
Renjun menyambar bibir haechan tanpa tau malu, kedua lengan kurusnya sudah melingkar juga di leher haechan.
Bukan sekedar menempel, renjun bahkan dengan semangat memberi lumatan kecil pada bibir itu, walaupun sang lawan hanya dia dan tak memberi respon.
"Itu yang ku maksud tanggung jawab,lee. Mengerti?"
Haechan dengan cepat membersihkan bibirnya dengan telapak tangan. Rasanya sangat aneh berciuman oh tidak.. Maksudnya di cium oleh seorang lelaki. Terutama yang seperti renjun.
"Kuhitung sampai tiga. Jika tidak menyingkir kau akan mendapat yang lebih parah dari sebuah tinjuan"
Lagi. Haechan mengancam.
Dan lagi juga, renjun tidak takut.
"Renjun. Kau sepertinya senang disiksa"
Renjun menyeringai. Kata terakhir yang diucapkan haechan seolah memiliki arti lain di pikiran renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
hyuckren oneshoot
De Todocuma berisi kumpulan oneshoot dengan kapal hyuckren (haechan x renjun) bisa fakechat, bisa oneshoot biasa 🐰bahasa rada qotor🔞 🐰isi sangat random 🐰bxb