Summer Vacation

762 112 6
                                    









Hinata menggeliat pelan saat kecupan-kecupan kecil itu terus menghujani pipi dan telinganya. Ia mengerang sambil menolehkan kepalanya ke arah lain. Namun kecupan itu tak kunjung berhenti, hingga Hinata terpaksa harus membuka matanya dan mendapati pria itu tersenyum jahil di depan wajahnya.

"Tuan putri sudah bangun?" Kakashi terkekeh pelan melihat wajah ngantuk Hinata.

Wanita itu mengusap sebelah matanya dan bertanya dengan suara serak, "Pukul berapa sekarang?"

"Tujuh."

Sambil mengumpulkan kesadarannya, Hinata mendudukkan dirinya di atas ranjang. Keningnya mengernyit melihat sang suami yang sudah rapih dengan kemeja dan dasi yang masih menggantung pasrah di leher jenjangnya.

"Ini masih pagi, kau sudah mau berangkat?"

Kakashi mengangkat kepalanya dan mengangguk pelan. "Aku lupa memberitahumu kalau hari ini aku ada kunjungan ke luar kota. Maaf, ya."

"Keluar kota?" Hinata memang masih sedikit linglung, tapi telinganya juga masih bisa mendengar jelas apa yang dikatakan oleh Kakashi. Perasaan baru beberapa hari ke belakang Kakashi pulang dari Suna, dan sekarang sudah harus keluar kota lagi?

"Tidak jauh dari Konoha, kok, cuma tiga jam." Pria berambut perak itu tersenyum sambil menunjukkan ketiga jarinya. "Jadi malam ini Tuan Putri tidak usah menungguku pulang. Akan ku usahakan pulang lebih cepat."

Hinata sempat terdiam sejenak sambil menatap Kakashi yang kini berjalan ke arah cermin untuk merapikan dasinya. Pria itu tampan dan dewasa, juga bisa melakukan segala hal dengan tangannya sendiri. Dia sempurna dan Hinata memilikinya. Sayangnya ia tidak pernah merasa puas berduaan dengan Kakashi sampai pernikahan mereka yang menginjak usia dua bulan ini. Kakashi tidak bisa meninggalkan pekerjaan, demi dirinya, dan demi ribuan karyawan di bawah namanya.

Pandangannya kemudian beralih ke arah jendela yang setengah terbuka. Cahaya mentari terlihat begitu bersinar pagi ini.

Ah, ia lupa, kalau dua minggu ini sudah memasuki musim panas.

Teringat suaminya yang hendak berpergian, Hinata bergegas beringsut dari ranjang. "Biar ku siapkan sarapan dulu."

Kakashi melirik wanita itu dari pantulan cermin dan menggeleng pelan. "Tidak usah."

Fokusnya sedikit goyah. Rambut dan gaun tidur yang sedikit berantakan membuat Hinata terlihat sangat memesona. Persis seperti model majalah dewasa yang sering dikoleksinya sewaktu muda. Kalau tidak ingat pada proyek yang harus cepat-cepat diselesaikan, mungkin ia tidak akan keberatan untuk tinggal sedikit lebih lama bersama istri kecilnya itu. Menghabiskan waktu seharian di ranjang adalah hal yang belum sempat terealisasikan semenjak menikah.

"Aku akan sarapan di mobil." Kakashi kembali mendekat ke arah Hinata dan mengacak rambutnya dengan sayang. "Sepertinya Tuan Putri masih mengantuk, tidur saja kembali."

Hinata menangkis tangan kekar itu dari kepalanya. Ia tidak suka diperlakukan seperti anak kecil. "Berhentilah memanggilku dengan sebutan 'Tuan Putri', Paman." Katanya dengan nada menyindir. Bibirnya mengerucut kesal.

Usia mereka memang terpaut cukup jauh—yakni dua belas tahun. Tapi Kakashi beruntung karena punya wajah tampan dan awet muda. Membuatnya terlihat sempurna diusia berapapun.

Summer Vacation [Oneshoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang