Lamaran di kedai nasgor

283 3 0
                                    


"Aku mencintaimu, Ra." Teringat pengakuan seseorang di malam itu. Malam tahun baru itu sangatlah mengejutkan, seseorang menyatakan hal yang tidak ingin ku dengar saat ini. Satria, dialah orangnya. Ia adalah teman sekantorku, awalnya tidak pernah tahu kalau dia benar menyukaiku. Selama ini aku hanya mendengar desas desus dari teman wanita, ku pikir, itu hanya bualan mereka saja. Tapi ternyata, di malam tahun baru kemarin Satria benar-benar menyatakan perasaannya padaku.

Aku menolaknya, bukan karna tidak tertarik padanya. Tetapi, karna aku baru saja merasakan sakitnya ditinggal tanpa sebab. Beberapa bula lalu baru saja putus dengan pacarku, karena pacarku, maksudnya mantanku tidak pernah ada kabar sejak tiga bulan belakangan. Merasa dia tidak serius dengan hubungan kami, untuk itu meminta kejelasan darinya. Tapi, ternyata dia lebih memilih memutuskan hubungan kami dengan alasan tidak bisa LDR (Long Distance Relationship). Ya, Kami memang LDR-an tapi sudah cukup lama, dan tidak ada masalah diantara kami. Hanya saja, baru-baru ini aku lihat di wall facebooknya, dia bersama wanita lain. Mungkin itu yang membuatnya berubah.

Aku merasa belum saatnya untuk kembali memiliki tambatan hati, karena takut untuk kembali merasakan patah hati yang sangat dalam. Tidak ingin terburu-buru membuat keputusan dengan menerima Satria, toh aku baru mengenalnya.

*

Malam ini aku pulang agak terang, tidak seperti biasanya yang selalu dikejar deadline. Maklum, baru selesai libur tahun baru, jadi tidak begitu banyak pekerjaan di kantor.

Aku berjalan menuju parkiran motor, sepi ... biasanya satria pasti menunggu sampai aku pulang. Ah, mikir apa sih aku ini jelas-jelas kemarin aku menolaknya kenapa sekarang aku malah memikirkannya. Aku menunggangi motorku, menyalakan mesinnya dan melaju menuju rumah.

Sesampainya di rumah, aku bergegas membersihkan diri dan menuju kasur. Sebelum tidur aku membuka ponselku, berselancar di dunia maya. Sudah lama aku tidak membuka facebook. Aku mulai scroll laman facebook, lalu terpaku pada sebuah status. Status satria, Begini isi statusnya.

Jangan sia-siakan seseorang yg sudah berjuang untuk anda hanya karna harta, karna harta mudah untuk dicari beda dengan rasa sayang yg tulus untuk anda. So, jangan sampe salah memilih ya sobat.

Aku menyukai statusnya, dan mengisi kolom komentar. Oke. Mungkin ini sebuah status sindiran. Tapi, apa masudnya dengan harta dan rasa sayang yang tulus? Entahlah, apa mungkin dia benar-benar mencintaiku? Ah, rasanya tidak ingin berangan-angan. Aku men-scroll kembali beranda facebook melihat lagi status Satria isinya lebih membuat bola mataku keluar.

Mungkin saya sudah tidak di perlukan lagi olehnya,

mungkin seharusnya saya mundur dari dulu,

tapi saya akan menjadi pemuja dan pengagum rahasiamu,
Selamat tinggal semoga bahagia dan sehat selalu.

Aku merasakan pipi ini memanas, leher terasa menegang, ada desiran dingin di sana. Satria, kenapa kau buat diri ini merasa tersanjung sekaligus merasa takut kehilangan dirimu. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Menghubunginya? Atau apa? Rasa dilema ini sungguh tidak menyenangkan. Rasanya ingin tidur saja, tetapi mata ini tidak ingin menuruti hasrat hati, dan tangan mulai kembali men-scroll beranda facebook, astaga. Aku kembali menemukan sebuah status yang berhasil membuatku membacanya berulang kali.

Usaha pasti ada, berjuang pasti akan ku lakukan,

tetapi aku tidak akan memperlihatkannya

karena aku tidak ingin merasakan untuk kedua kali
Jika dia benar sayang dan ingin aku selalu ada di dekatnya

dia akan mencari ku

Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang