Chapter 21

3.3K 239 22
                                    

Seulgi POV

Sejak dulu sampai sekarang aku memang tidak terlalu menyukai belajar tapi sudah hampir lima tahun tinggal disini membuatku mau dan harus belajar. Yah untung saja ada Emely yang selalu setia membantuku melayani pelanggan yang datang jika tidak, tidak bisa kubayangkan apa yang akan terjadi padaku.

Aku dan Jimin memutuskan untuk pindah bukan lagi di korea, kami memulai semuanya lagi dari awal. Jimin memutuskan tidak ingin bekerja di perusahaan ayahnya karena dia ingin bekerja sesuai apa yang dia inginkan, kini dia menjadi seorang dosen. Keren kan? Bagiku sangat.

Dan aku, aku memiliki toko bunga disini. Jimin yang memberikannya, sebenarnya aku tidak terlalu suka bunga tapi Jimin sangat menyukainya. Sangat menyukai bunga.

"Jadi kapan kau kembali?"

Aku menelpon Jimin sekarang, sudah dua hari dia meninggalkanku karena pekerjaannya.

"Mungkin lima hari lagi"

"Aigoo lama sekali, kau tidak merindukanku?"

"Mmm.. Tidak terlalu"

Jimin menjawabnya dengan santai dan itu jelas membuatku merasa kesal.

"Baiklah. Aku tutup telponnya!"

"Kau marah?" lagi, Jimin malah bertanya sambil tertawa

Aku diam, tidak mau meresponnya tapi juga enggan menutup telfon ini.

"Jawab aku?"
"Seulgi?"


Aku masih diam.

"Buka pintunya. Aku kedinginan"

Dengan segera, aku lalu melihat keluar dari jendela kamarku untuk memastikan dan benar, tepat dibawah sana Jimin melambaikan tangannya padaku sambil tersenyum.

Tanpa sadar aku tersenyum begitu lebar dan buru-buru turun dari kamar untuk menemuinya.

"Pembohong!"

Saat aku membuka pintu rumah kami, aku hampir memeluknya untung saja aku ingat jika aku sedang kesal padanya.

Jimin memasukkan ponselnya lalu melebarkan tangannya "Aku kedinginan" dia ingin aku memeluknya tapi aku hanya diam dan masih menatap datar Jimin.

"Ku bilang aku kedinginan" kata Jimin lagi
"Apa sebaiknya aku harus pergi?"

"Apa?!"
"Kau bercanda!"

Jimin tersenyum, dengan langkah yang tidak terlalu cepat Jimin menghampiriku.

"Aku merindukanmu"

"Apa kau bilang? Katakan sekali lagi"

"Aku merindukan Seulgi, sangat sangat sangat merindukannya"

Aku tersenyum, daripada rasa kesal ku tadi, rasa rinduku pada Jimin jauh lebih banyak.

"Aku juga"

Seulgi POV End.

------

Seulgi masih duduk didepan televisi, dia marah pada Jimin bahkan semalam setelah perdebatan kecil mereka Seulgi memilih tidur dengan Emely dan meninggalkan Jimin. Seulgi memang mudah marah meskipun awalnya baik - baik saja tapi jima ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya moodnya akan menjadi buruk pada saat itu juga.

OBSESSION (SeulMin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang