Who?

491 68 12
                                    


"Sialan, aku dapet kelas F lagi" seorang pemuda dengan mata kelinci bulat lucu memandang hasil pembagian kelas di papan mading depannya. Mulutnya merengut lucu seolah menampilkan ketidaksukaannya pada kertas bertuliskan pembagian kelas tersebut.

"Permisi Jeon Gendut Jeongguk, aku sama Taehyung mau ngelihat mading, badanmu menutupi semua mading" Jeongguk berdecih pelan mendengar suara yang sangat ia kenali itu, siapa lagi kalau bukan Park Jimin. Dan jangan lupakan sahabat dingin menyebalkannya, Kim Taehyung

"Makanya jangan punya badan pendek tuan park, tidak kelihatan kan" Balasan Jeongguk kepada Jimin dan mengundang tawa orang-orang disekitarnya, hal itu tentu membuat Jimin kesal bukan main dan menatap tajam sang pemuda kelinci, Jeon Jeongguk.

Sedangkan Jeongguk? tentu saja mengabaikannya

"Jim, ayo segera lihat dan pergi dari sini" suara deep itu membuat Jeongguk kembali menoleh. Ia mendapati Taehyung yang menatapnya tajam dan menusuk rasanya, seperti tertusuk samurai, sakit dan dalam. Sumpah demi apapun Jeongguk tidak mau berurusan dengan si Taehyung ini.

Kim Taehyung mempunyai predikat siswa paling berprestasi di sekolah. Nilai akademis yang memuaskan, mendali olimpiade dimana-mana, pemilik sekolah ini, dan juga jangan lupakan wajah tampan yang bisa bersanding dengan apfodit. Bukankah tuhan tidak adil saat memberikan semua anugrah itu padanya? Tapi setelah kau bertemu dengannya, kau akan berfikir dua kali untuk menyalahkan tuhan, karena ia begitu sempurna

"Yes ! Kita di kelas A lagi Kim- Ah kau sih sudah pasti tetap di kelas A" Jimin berseru tetapi diabaikan oleh pemuda Kim yang kini masih sibuk menatap Jeon Jeongguk yang tengah cemberut menatap sahabatnya, Bambam saat ia mengatakan bahwa ia mendapat kelas F lagi.

Seoul High School dikenal sebagai sebuah sekolah elit dimana hanya murid-murid berbakat dan berprestasi yang bisa masuk disini. Sekolah ini menyediakan berbagai fasilitas paling tinggi sehingga siapapun berebut untuk bisa bersekolah dan menuntut ilmu disini.

Begitupula dengan Jeon Jeongguk, seorang murid yang berprestasi dibidang seni dan olahraga tersebut mendapat kesempatan untuk bersekolah di salah satu SMA ternama kota seoul, tentu dengan beasiswa. Keluarganya tidak mampu membayar sekolah Jeongguk dan membuat anak itu mau tidak mau harus bejuang sendiri demi masa depannya. Jeongguk hanyalah seorang anak petani yang tinggal disebuah desa kota busan, hidupnya yang berkecukupan membuat ia tumbuh menjadi seorang yang mandiri dan pekerja keras. Dan untuk masuk ke sekolah ini, tentu Jeongguk telah berusaha keras dan juga mempunyai keberuntungan tinggi.

Sekolah ini dibagi menjadi enam tingkatan kelas dari kelas A hingga kelas F. Dan urutan ini ditentukan dari bidang akademis saja, bukannya tidak adil tetapi sekolah ini sama seperti sekolah pada umumnya, bukan sekolah khusus seperti sekolah seni, atau sekolah olahraga. Jadi, wajar jika yang dinilai adalah dari bidang akademis saja.

Jeongguk bersama Bambam sahabatnya memasuki ruang kelas yang sudah dipastikan sangat ribut dan tidak tertib. Ini adalah tahun keduanya berada di kelas F tersebut, membuat dirinya mendesah frustasi dan mengutuk kenapa kemampuan akademisnya sangat rendah.

Tepukan halus dirasakan pada pundaknya, menoleh kesamping dan mendapati Bambam tengah tersenyum kearahnya, mencoba menenangkan sang sahabat yang sedari tadi tampak kesal

"Sudahlah, kau juga sudah terbiasa dengan kelas ini, apasalahnya menikmati satu tahun disini" Jeongguk memukul belakang kepala Bambam kesal, tidak ada gunanya sama sekali Bambam membicarakan hal itu, malah membuatnya makin kesal.

Masih berada didepan kelasnya, Jeongguk sedikit melirik kearah pintu yang persis berada di depan kelas mereka, Kelas A. Tidak tau apa motifasi guru sehingga kelas A dan kelas F bisa berdampingan seperti ini. Bahkan jika kita mengurutkan dari Abjad, A menuju F itu sangat jauh bukan. Apa karena beda tingkatan? Jeongguk kelas sebelas dan kelas itu adalah kelas dua belas. Ntah lah ia tidak terlalu memikirkan hal itu

Heartbeat [VK]Where stories live. Discover now