Angin di bulan April saat itu sangat bersahabat tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas. Sudah satu jam roda mobil berjalan dari arah Jakarta menuju ke daerah baru Bandung. Yah aku pindah dari awal nya aku lahir dan tumbuh di Jakarta tiba-tiba harus keluar dan menetap di tempat yang baru dan cukup jauh.
Semua ini terjadi karena pada tiga bulan yang lalu ayah meninggal karena serangan jantung. Semua begitu tiba-tiba hingga mama memutuskan untuk pindah. Saat itu ku kira mungkin kami akan pindah tidak jauh atau pulang ke rumah nenek,tapi mama malah mengajak ku pergi ke Bandung.
Ia bilang ia ingin suasana baru dan ingin memulai lembaran yang baru tanpa ada kesedihan,oke itu sedikit masuk akan untuk ku terima,tapi kenapa harus sejauh ini aku jadi harus meninggalkan semua teman,hobi,sekolah,dan banyak lainya kenangan yang sulit ku lupakan. Banyak tempat di Jakarta yang memiliki kenangan indah saat aku dan ayah bersama tapi semua harus ku lupakan.
Roda mobil terus berjalan,aku hanya terdiam mematung di kursi belakang Sabil melamun ke arah jendela yang memberikan pemandangan indah. Sesekali mama mulai mencairkan suasana tapi aku hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Aku masih terpukul dengan semua kenyataan ini,saat itu aku mencoba menyakinkan diri ku bahwa ayah bukan pergi ke tempat tuhan tapi hanya pergi ke suatu tempat yang suatu saat bisa kembali,tapi itu hanya sia-sia gambaran wajah ayah yang tampak terbungkus kain kafan selalu teringat di kepala ku,dan sering membuat ku menjatuhkan air mata tanpa sadar.
Tanpa ku sadari aku tertidur di mobil dan saat bangun yang kulihat di jendela bukan gedung-gedung besar bertingkat melainkan pohon-pohon sawah dan gunung, saat itu aku sudah di Bandung aku sudah berada tidak jauh dari rumah baru kami,aku hanya bisa mencoba menerima sekenario tuhan saat ini.
Rumah yang tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar berwarna putih dan biru memiliki dua lantai dengan pagar berwarna hitam,yah itulah gambaran awal saat aku sudah sampai di tempat rumah baru kami. Aku turun dari mobil sambil membawa tas pribadi ku,aku mengamati sekelilingku banyak pohon-pohon di belakang rumah baru kami aku bisa melihat gunung dari depan rumah kami suasananya sangat bagus banyak orang berlalu lalang di jalan depan rumah ku aku akui tempat itu indah dan bagus sempat membuat ku kagum untuk beberapa saat tapi tetap saja rumah ku di Jakarta tetap yang terbaik.
Mama dan supir mulai menurunkan barang-barang yang ada di mobil untuk di masukkan ke dalam rumah aku hanya membawa satu tas pribadi dan satu koper yang cukup besar aku mulai masuk ke rumah itu dan melihat-lihat ke dalam rumah.
“Bagemana rumah nya kamu suka? Cukuplah untuk kita berdua tinggal suasana juga bagus kan? Kamar kamu ada di atas,ada satu kamar di atas itu buat kamu aja mama ambil kamar di bawah” penjelasan mama dari arah pintu depan menuju ke arah ku.
“seindah apa pun sebesar apapun rumah baru kita tapi aku tetap nyaman dan suka tinggal di rumah kita yang asli Jakarta” jawab ku sambil mengambil koper dan tas milik ku meninggalkan mama sambil menuju ke lantai dua kamar ku.
Mama Hanya tersenyum dan menggelengkan kepala melihat ku,mama tau kalau dari dulu aku tidak gampang menerima hal-hal yang baru.
Kkkreeeekk suara pintu saat pintu kamar ku bukan,kamarnya tidak terlalu besar jendelanya langsung melihatkan pemandangan gunung yang indah. Aku menaruh koper dan tas ku di atas kasur. Aku duduk sambil melihat ke sekeliling kamar,ku bukak tas pribadi ku,yah aku mengeluarkan foto keluarga ku yang ukuran nya tidak besar aku menaruhnya di meja sebelah ranjang ku.
Di foto itu kami bertiga sangat bahagia dan saat itu aku berfikir bahwa aku tak kan kehilangan kebahagian ini.
Saat kepergian ayah aku mulai jarang tersenyum dan jarang bercanda seperti dulu.
Malam pun datang suasana yang sunyi menyelimuti rumah kami.
Aku dan mama duduk di meja makan tanpa sepatah kata pun kami makan saat aku selesai makan aku ingin beranjak dari tempat duduk ku,tapi mama tiba-tiba mulai mengajak berbincang.
“Mama tau kamu GK suka tempat ini,mama paham sayang tapi keadaan ini bukan atas kemauan mama ini sudah kehendak Allah sekarang sisah uang kita hanya sedikit cukup untuk bayar uang sewa rumah satu tahun dan bayar uang pendaftaran sekolah mu sisahnya bisa untuk kita sehari-hari,mama akan secepatnya cari kerja jadi mama mohon sayang mengertilah posisi mama sekarang setidaknya kembalilah seperti Tania yang dulu jika kita saling diam suasana rumah ini jadi tidak enak”
Aku yang awal nya berdiri akhirnya duduk dan mendengarkan perkataan mama, iya sih apa yang mama katakan itu benar terus terhanyut kesedihan buka. Lah hal yang baik.
“Baik lah mah Nia coba untuk melupakan segalanya dan memahami keadaan ini” jawab ku sambil tersenyum ke arah mama.
Mama memeluk ku sambil mengusap kepala ku.
“sudah sekarang kamu tidur ya besok mama akan cari-cari sekolah terdekat yang bagus untuk kamu”
“Iya ma”
Aku menuju ke kamar atas,saat di kamar aku lebih suka diam di dekat jendela sambil memegang foto kami bertiga. Malam yang cukup dingin hingga aku tidak perlu tidur dengan bantuan pendingin ruangan karena suhu di sana sangat dingin.
Pagi pun datang matahari yang indah mulai menunjukan wujud nya suhunya sedikit lebih hangat dari kemarin malam sarapan sudah di siapkan di meja makan oleh mama kami sarapan bersama Sabil sedikit berbincang bincang untuk rencana kedepannya tapa terasa aku dan mama mulai bercanda di meja makan saat itu adalah tawa dan canda pertama ku setelah kepergian ayah, aku berusaha tegar demi tawa mama aku kasihan pada nya aku berfikir beban nya lebih besar dari beban ku tapi dia bisa setegar itu lalu kenapa aku tidak bisa? Aku mencoba tegar dan melawan kenyataan yang pedih ini dengan senyuman demi senyuman mama.
Setelah sarapan selesai aku membatu mama membersihkan rumah,kami mulai dari membersihkan halaman dan ruang tamu,tetangga di sini sangat ramah mereka sering menyapa kami saat melewati rumah kami bahkan ada beberapa tetangga yang memberika makanan untuk menjalin tali persaudaraan.
Bahkan kami merasa tidak sendiri kami seperti memiliki kelurga baru di sini awal hari di rumah ini sangat menyenangkan dan melelahkan jam sudah menunjukan pukul 09.00 mama menyuruhku untuk bersiap siap karena kami akan pergi untuk mencari sekolah baru untuk ku.
Ibu mendapatkan saran dari tetangga katanya ada sekolah SMA di ujung jalan sana sekolah yang bagus bagi penduduk sana jarang nya juga tidak terlalu jauh hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai di sana menggunakan mobil.
Saat pertamakali aku melihat sekolah itu entah kenapa aku tidak menyukainya gedung besar dengan dominan warna putih itu membuat aku sangat tidak betah berada di sana,aku kira mama hanya meminta berosur sekolah itu tetapi mama malah langsung mendaftarkan ku di sekolah itu bahkan mama sudah membayar uang pendaftaran dan uang bulan pertama ku di sana.
Aku terkejut saat mama membawa baju seragam sekolah itu dan di berikan pada ku,aku mengerti apa yang terjadi,itu sebabnya aku pergi meninggalkan mama menuju ke dalam mobil.
Kami pun pulang dengan suasana mobil yang hening, aku marah pada mama karena mama mendaftarkan ku tapa bertanya pada ku.
Saat sampai di rumah mama menanyai akan sikap ku di sekolah tadi.
“Nia apa yang kamu lakukan tadi kamu GK sopan,kamu pergi tanpa bersalaman dengan guru kamu dan kamu GK menerima seragam baru kamu mama GK pernah mendidik kamu seperti ini”
“Mah mama itu mendaftarkan ku di sekolah yang aku GK suka kenapa mama GK tanya dulu aku mau atau tidak tapi mama malah langsung mendaftarkan ku”
“nia sayang kemarin kan kita sudah sepakat mama akan carikan sekolah terdekat yang bagus dan tidak terlalu mahal dan itu sekolah yang cocok”
“Tapi mah aku GK suka sekolah itu mengerti lah”
“mama paham tapi tolong lah semua sudah terjadi lagian kamu kan kelas dua hanya tinggal satu tahun lagi betah beta hin dong sayang ya mengertilah kondisi mama saat ini”
Mendengar itu aku hanya bisa menangis dan lari menuju kamar ku.
Aku hanya meras tidak adil kenapa dalam hidup ku hal kecil ini aja keinginan ku tidak bisa jadi nyata sekali lagi aku harus berdamai dengan keadaan dan kondisi hidup ku saat ini.
Oh tuhan ku mohon sekali lagi kirim kan orang seperti ayah ku yang memahami keadaan ku yang selalu memikirkan keinginan ku dari pada keadaan yang akan terjadi nantik.
Aku hanya bisa menagis di kursi yang menghadap ke kaca tempat ku berias.
Lusa aku sudah masuk ke sekolah itu apa pun yang terjadi aku harus tegar apa yang mama katakan benar ini hanya untuk satu tahun aku harus kuat untuk Minggu – Minggu pertama mungkin sulit tapi satu bulan kemudian pasti aku sudah memiliki teman dan mungkin aku mulai menyukai sekolah itu.
Kamu pasti bisa Niaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
HARUSKAH AKU
Mystery / ThrillerKisah baru petualangan baru cerita baru tempat baru masalah baru tantangan baru dan kisah cinta baru. Ini bukan hanya sekedar kisah cinta anak SMA biasa tapi di dalam nya terdapat beberapa aturan,perintah,larangan. Cerita anak perempuan yang tanpa s...