je t'aime

636 65 1
                                    

Ten keluar dari ruang kelasnya setelah sepuluh menit dari waktunya pulang, dan dosen Bahasa Korea nya itu baru saja meninggalkan kelas. Namun ketika ia sedang buru-buru berjalan dan menuju kearah gerbang, temannya Kim Doyoung langsung menahan punggungnya. Ten kemudian menatap dengan bingung.

"Apasih Doy?"

"Banyak buku baru di perpus, lu gamau pinjem gitu? Temenin gua sekalian" Doyoung menyengir setelah kalimat terakhirnya.

"Tapi kak John udah nunggu di café depan kampus"

Doyoung menghela. "Yaudah lah gua sama Kun aja." Ia langsung pergi begitu saja meninggalkan Ten yang hanya menggeleng-geleng tidak paham. Kemudian melanjutkan langkahnya lagi.

***

Johnny tersenyum ketika melihat pintu depan café terbuka dan menampilkan sosok mungil dengan kaos putih dan tas ransel hitam di sebelah punggungnya itu mulai mendekat. Johnny memang sudah menunggunya sejak tadi.

Ten langsung terduduk ketika menemukan kekasihnya itu, tangannya kemudian terulur dan mengambil kue yang sudah di pesan Johnny lebih dulu. Sedangkan Johnny hanya bisa terkekeh melihatnya.

"Kok lama sayang"

"Biasa Pak Choi basa basi dulu pas mau pulang, terus Doyoung pake segala mau ngajak aku ke perpus"

"Ada buku baru?"

Ten mengangguk-angguk sambil mulutnya sibuk mengunyah.

"Kamu laper ya? Mau pindah tempat aja? Disini juga ga ada makanan berat kan"

"Lagi males makan makanan resto. Makan di apart aku aja apa? Eh tapi makan apa aku ga ada bahan-bahan nya hmm"

"Kamu sih kebiasaan delivery terus"

Ten mengerucutkan bibir. "Kan aku ya ga bisa masak kak enakkan juga pesen"

"Yudah makan di rumah aku aja, semoga mamah masak deh"

"Kalau engga?"

Johnny menghela nafasnya sabar. "Seenggaknya kan aku ada bahan-bahan nya sayang"

"Hm yaudah yuk"

Johnny tersenyum gemas, menyadari kalau kekasih manisnya itu pasti sangat lapar.

"Kamu ga makan tadi ya?" tanya Johnny, sembari mereka beranjak dan menuju motor Johnny yang terparkir di depan café. Johnny kalau libur pasti selalu bawa motor bukan mobil.

Ten lalu mengangguk-angguk sebagai jawaban.

"Ya habis bentar lagi mau ada pameran, aku ga bisa santai-santai lagi huh" eluh Ten.

"Tapi seenggaknya kamu bisa makan lah, gimana nanti kalo sakit terus malah ga ikut pameran?"

Ten memicing pada Johnny yang malah membuat pemuda baliho di hadapannya itu terkekeh. Johnny kemudian mengambil jaket berwarna navy milik kekasihnya dari jok motor kemudian menyodorkan kepada sang pemilik jaket tersebut.

"Hihi makasih kak John, wangi banget udah di cuciin yaa" Ten mengendus pada jaket miliknya itu yang sekarang beraroma pewangi baju khas milik Johnny. Terkadang memang ia sengaja meninggalkan barang apapun pada Johnny, maksudnya biar nanti kalau butuh jadi gampang. Tapi, memang Johnny nya yang kelewat baik itu atau mungkin ada maksud lain lagi.

"Iya aku cuci biar wangi kamu sama kayak aku" nah seperti ini contohnya.

Johnny kemudian menyerahkan helm yang lebih mungil dari miliknya, yang memang sengaja ia beli khusus buat Ten, biar kalau kemana-mana mereka jadi gampang. Ten pun tersenyum tipis setelah sudah siap.

hi dear | johntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang