18.Shi*

60 3 0
                                    

"Tapi........"

Ucapan Jessie terpotong oleh perkataan bu Shopie.

"Jessie keputusan ibu sudah bulat dan tidak bisa di ubah".

"Kalau kamu ngak terima ya ngak papa, bukan masalah buat ibu, lagian masih banyak kok yang mau jadi wakil".

Kata2 yang keluar dari mulut cetar bu Shopie membuat Jessie kesal namun tetap tenang di depan semua nya, ia menyembunyikan kesedihan nya.

"Kamu tinggal ikuti kata ibu aja susah bener sih Jes, kan kamu wakil osis udah terima aja" .

Lanjut bu Shopie yang berjalan meninggal kan semua anggota dan calon di sana.

Jessie hanya menarik napas panjang,berusaha tenang dan menerima semuanya dengan lapang dada.

Jessie pun mengambil tas nya kasar, menundukkan badan kepada senior sebagai tanda hormat, lalu mempercepat langkahnya meninggalkan ruang osis dengan tergesa-gesa.

Risa yang tak mau di tinggal lalu mengambil tas nya, memberi hormat dan mengejar Jessie yang terlebih dahulu pergi.

Gio dan dayang2nya dengan santainya keluar,bahkan mereka masih sempat melakukan tos khusus anggota osis kepada senior dan juga salah satu calon kelos yang kelas sepuluh.

"Wah gila ya hasih nya, ngak nyangka banget gua".

Risa memulai percakapan saat ia telah bisa menyamakan langkahnya dengan Jessie,memang sedih jika tidak mendapatkan keadilan, tapi ini lah takdirnya.

Jessie menarik napas panjang, berusaha tidak menangis dan berusaha kuat atas kejadian hari ini, Jessie yang tadi nya tergesa2 sekarang mulai santai dan berjalan lambat.

"Huuuuuu, iya ris ,gua juga ngak habis pikir, gagal dah gua, bakal di ejekin deh gua sama trio setan tuh".

Risa pun mengusap lengan Jessie, tak lama Risa mengunci kepala Jessie dengan lengan nya, emang Risa lebih tinggi dari Jessie, ya tinggi Risa 162.

"Woi lu punya dendam pribadi sama gua ha?, sakit tau"

Jessie mulai memukul lengan Risa,memang tidak terlalu kencang, karena lelah menngunci Risa pun melepaskan lengan nya.

Ya mungkin cuman itu yang bisa di lakukan Risa untuk membalikkan mood sahabatnya yang sedang hancur.

Mereka pun tertawa padahal barusan kejadian tidak mengenakkan terjadi.

Tak lama seseorang datang merangkul Jessie dan Risa dari belakang,mereka yang kaget langsung melihat siapa yang merangkul mereka.

Ternyata salah satu kakak osis mereka,kak Gea, tumben.

"Oi Jes, Ris, jalan kuy?"

Gea mengajak Jessie dan Risa untuk keluar sebentar, awalnya mereka tampak bingung, namun kak Gea memaksa dan apa boleh buat Jessie dan Risa pun mengiyakan.

"Kemana kak?"

"Ke cafe aja deh, denger2 di sini ada cafe yang baru buka"

"Ngak ganti baju aja dulu kak,ntar bunda marah"

"Yaudah deh kita jumpah habis solat magrib, di cafe nya, kalau ngak tau gua shareloc deh ntar".

Mereka pun berjalan menuju pagar, sangat jarang bagi Jessie dia ajak ke cafe oleh kakak kelas, mungkin ada sesuatu yang akan di sampai kan mungkin.

Sampailah mereka di gerbang depan, Gea pun pulang dengan motor matick nya dan mengingatkan mereka buat janji nanti.

"Yah kita pulang gimana nih, naik angkot?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Prince BullyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang