"je..."
"..."
"Lo pasti ketiduran di parkiran kann?!!"
"Ngga"
"Ga mungkin! Gue udah nelpon lo sampe sepuluh kali, terus ini lo jawab sambil ngawang-ngawang"
"Hmm.." jea menghela nafasnya, dan kala itu pandangannya menatap kesekeliling gedung basement apartmentnya seketika kepalanya mengangguk pelan, "iya oke oke"
"Mending lo naik ke atas sekarang. Mandi, makan, terus tidur. Kapan lagi lo dapet break kaya gini?"
"Heeh..."
"Heeh heeh aja"
Jea mengerutkan keningnya, salah satu tangannya meregang lelah karena harus tertidur dalam keadaan duduk selama beberapa waktu lalu tadi, "btw kenapa kok lo nelfon?"
"Gapapa. Cuma mau mastiin lo selamet aja sampe rumah, abisnya lo gamau gue ikut pulang tadi" ria, sang manager yang sudah bekerja bersama jea selama beberapa tahun itu memberikan alasan dan kembali sang wanita berambut panjang yang masih sangat mengantuk itu hanya mengangguk-anggukan kepalanya, "abisnya lo berisik sih"
"Sialan lo. Udah istirahat, nanti gue hubungin lagi kalo udah ada update terbaru schedule lo ya"
"Haduh.."
"Jangan haduh-haduh deh. Masih untung hari ini bisa dapet break, iya ga?"
"Iya iya. Udah ya, sumpah tiga hari ketemu lo terus gue bosen juga. Bye bye"
"Heh dasar--"--dan pik. Jea mengakhiri panggilan ria, dan kemudian dengan segera memasukkan ponselnya ke dalam tas setelah melihat jika ternyata sudah hampir dua jam ia tertidur di dalam mobil, dan hal itu nyatanya berhasil membuatnya sangat menyesal--bagaimana tidak? Harusnya waktu dua jamnya yang berharga bisa ia gunakan untuk me time di rumah, iya kan?
Jeandra Pradipta, atau Jea. Wanita cantik berusia 26 tahun yang sudah tidak memiliki kesempatan untuk pulang ke rumah setelah 3 hari berturut-turut karena pekerjaannya itu pada akhirnya bisa menginjakkan kedua kakinya di bangunan tinggi apartmentnya yang terletak di kawasan ramai kota jakarta.
Waktu baru menujukkan pukul 10 pagi, dan di jam seperti ini seharusnya jea menjadi satu-satunya sosok yang tersisa di rumah. Entah sudah berapa lama jea dan kedua teman baiknya tinggal dalam satu rumah yang sama. Dimulai dari sharing kamar kost yang sederhana di awal ketiganya masuk universitas, hingga kini ketiganya mampu menempati apartment mewah berkapasitas cukup besar yang sesungguhnya benar-benar memudahkan ketiganya untuk melakukan aktivitas karena letaknya yang strategis.
Jea yang belakangan ini semakin disibukkan dengan pekerjaannya sebagai seorang artis, harus berkutat dengan jam kerja yang sangat tidak sistematis, berangkat malam, pulang di hari kemudian atau bahkan seperti kali ini ia tidak dapat pulang selama tiga hari. Sementara anya, salah satu roommatenya yang tengah menempuh pendidikan lanjutannya sebagai seorang dokter spesialis di salah satu rumah sakit di jakarta nyatanya juga memiliki jam kerja yang tidak rasional, alias tidak jelas yaitu berangkat pagi pulang entah jam berapa, lain dengan faya yang sepertinya merupakan satu-satunya diantara ketiganya yang dapat bernafas lega, selain dikarenakan jam kerja yang sistematis, lokasi sekolah dimana faya mengajarpun cukup dekat dengan lokasi dimana mereka tinggal saat ini, well setidaknya diantara mereka masih ada yang bernasip baik pikir jea dalam hatinya.
Jea melangkahkan kedua kakinya, berusaha secepat mungkin tiba di kamarnya dan baru saja ketika ia hendak masuk pandangannya berhasil menemukan sosok yang sama sekali tidak asing tengah terduduk di atas meja kerja yang menghadap langsung ke arah jendela kaca besar yang menampakkan keindahan sebagian besar kota jakarta dari atas langit. Sebelumnya, anya menjadi satu-satunya yang bertanggung jawab akan hadirnya spot terbaik itu di apartment, dengan alasan bahwa ia membutuhkan sebuah ruang yang nyaman untuk bekerja walau nyatanya hingga saat ini waktu yang ia luangkan untuk spot tersebut dapat terhitung jari, dan satu-satunya yang merasa diuntungkan dengan hadirnya best spot itu adalah laki-laki ini, Fuad Diego.