2. The Day

11 3 9
                                    

!!!WARNING!!!
Typos
.

Tepat pagi tadi Hana bangun pagi, yang untungnya sesuai waktu atau tepat waktu. Yang mana kemarin malam dia menyalakan alarm pagi sekali. Tepat pukul lima pagi. Bukan tanpa alasan, jika dia harus bangun pagi sekali untuk mempersiapkan diri sebelum ke perusahaan tentunya. Bisa di bilang dia sangat sangat senang hari ini atau bisa di bilang terlalu bersemangat. Pasalnya ini adalah hari pertamanya melamar pekerjaan langsung ke tempatnya -tentu dengan bantuan sang kakak. Jujur sebenarnya dia saat ini gugup sekali. Maka dari itu dia mencoba nya dengan berdiri di depan cermin. Seperti saat ini.


Tepat setelah selesai mandi dan bergegas merias diri -meski hanya memoles sedikit saja. Memakai kemeja yang rapi, di padukan dengan rok selutut dan sepatu tentunya. Dari sejak selesai dirinya hanya menatap cermin, memutar tubuh. Balik sana balik sini. Membenarkan baju yang sebenarnya sudah sangat rapi. Dia terlalu gugup. Sampai melupakan presensi yang ada di baliknya.


"Mau sampai kapan kau akan begitu? Kau sudah sangat sangat rapi begitu. Sudahlah kau sudah berdandan sejak pagi buta dan sekarang masih belum selesai juga. Heol." Hoseok berjalan santai menuju tempat tidur adiknya. Dan menjatuhkan dirinya dan tidur telentang di sana. Nyaman. Pikirnya.


Hana menoleh cepat ke arah Hoseok. Bukankah dia masih tidur. Pikirnya. Pasalnya tadi dia sempat ke kamarnya sekedar ingin bertanya sedikit perihal temannya itu, biasanya juga dia sudah bangun pagi sekali. Tapi ternyata masih tidur dengan tenangnya. Mungkin dia kelelahan.

"Kak. Bagaimana ini. Aku gugup sekali." Selalu. Selalu begitu dari dulu. Dia akan selalu menceritakan keluh kesahnya kepada kakaknya. Apapun itu. Dia tidak pernah merasa malu sama sekali, karena itu sangat membantu baginya. Setidaknya itu dapat mengurangi resah di hatinya.


Hoseok dengan sigap bangun dan duduk bersilang. Menatap ke arah adiknya yang juga sedang menatapnya. Sedikit menelengkan kepalanya dan tersenyum, sedikit.


"Kemarilah." Hoseok menepuk-nepuk kasur di sebelahnya. Paham dengan maksud kakaknya dirinya memilih opsi terbaik untuknya. Hoseok yang terbaik. Dirinya memilih memeluk kakaknya untuk sedikit menenangkan dirinya. Mungkin sedikit berpengaruh karena dirinya bisa mencium bau harum kakaknya yang menenangkan, tidak lupa usapan halus yang di lakukan kakaknya di punggungnya.

"Tidak apa itu wajar kalau kau gugup. Karena ini pertama kalinya untukmu. Kau pasti bisa. Tidak usah gugup. Santai saja." Hoseok mengatakannya dengan menunjukan senyumnya, meskipun Hana tidak melihatnya tapi sepertinya dia paham betul dengan kakaknya ini. Dia pun mendongak untuk sedikit melihat bagaimana raut wajah sang kakak. Melihatnya saja membuatnya langsung mengembangkan senyum manisnya. Lagi. Oh astaga Hoseok memang moodbooster terbaiknya.

...

Setelah selesai dengan bermanja manja dengan kakaknya -yang sebenarnya juga jarang terjadi, Hana memutuskan untuk meng-iyakan ajakan sang kakak. Memilih opsi terbaik untuk tidak terlambat, meskipun masih ada waktu banyak sekali. Tapi rejeki tidak boleh di tolak bukan? Jadi yasudahlah tak apa, itupun juga demi bisa mencurahkan isi hatinya pada kakaknya -sedikit meringankan beban. Sedikit.


"Kau masih gugup?" Saat sibuk menyetir Hoseok masih menyempatkan untuk melirik sedikit adiknya dengan sesekali beralih ke jalanan yang Sedikit mulai ramai. Jika di lihat dari raut wajah nya sebenarnya terlihat biasa saja, tapi tidak dengan matanya. Dia tidak bisa berbohong. Tidak padanya. Hana yang mendengarkan pun menoleh dan sedikit Mencebikkan bibirnya, sedikit. Dirinya hanya sedikit membayangkan bagaimana dirinya bekerja nanti. Itu saja.

CAN I? || KNJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang