Reina Meisya Namira itulah nama gadis yang sedang melangkah hati hati dari lantai satu menuju ke kamarnya, sekarang dia berada diBalkon rumah, dengan setia mendengar Rintihan hujan yang terus terdengar ditelinganya. Mata kosong yang terus menatap depan seolah ada satu titik magnet yang menarik, sehingga matanya tidak mau lepas dari pandangan lain. Bahkan dia tidak punya temen curhat satupun. Tak ada satu orangpun yang mau berteman dengannya yang mau menerima dirinya bahkan keluarganya pun menganggap dirinya seorang parasit. Ucapan ayahnya tadi belum bisa hilang dari pikirannya, kepalanya pun masih sakit akibat benturan sangat keras.
Flashback
" Reina, kamu itu memang anak yang nggak tau diri, Ayah sudah menyekolahkan kamu Mahal mahal tapi ini balasan kamu terhadap ayah? kenapa kamu bisa mengambil uang Bella temenmu!? Apakah kurang uang yang sudah ayah beri kepada kamu? Kurang Reina? Jawab Reina! Jangan hanya bisa nangis saja! Lihatlah kakak kamu Rere dia pintar sering ikut lomba dan suka menjadi juara dikelasnya, sedangkan kamu hanya bisa bikin malu keluarga!" Ucap Gio ayah Reina dengan penuh emosi, Gio sudah capek dengan kelakuan anak bungsunya, hampir setiap hari dia harus pergi kesekolah anaknya karena Raina selalu membuat ulah disana
" Yah, aku nggak ngambil uang bella yah, beneran aku nggak ngambil aku berani sumpah yah, aku nggak ngambil! yah maafin aku udah bikin ayah malu" Ucap Reina sambil menangis dan membayangkan apa lagi yang ayah lakukan terhadap dirinya.
" Mau ngelak lagi kamu! Mau jadi apa kamu besok? Kemarin kamu sudah mencuri uang ibu kantin sekarang kamu mencuri uang teman kamu? Besok uang siapa yang kamu curi? Uang guru kamu? Atau kepala sekolah? Atau bank yang akan kamu curi? Sudah berapa kali ayah bilang, Ayah akan ngasih kamu uang berapapun yang kamu minta Reina, Kamu pengen apa Ayah beliin, apa kurang uang saku kamu sampe kamu mempermalukan Ayah? karena anaknya seorang Gio mencuri? Malu Ayah Reina punya anak seperti kamu! Kamu disini hanya seorang parasit! Ingat Reina jangan panggil saya ayah, kalo kamu belum bisa membangga dan masih melakukan kelakuan yang bikin Ayah malu! Ingat itu" Ucap Gio dengan penuh penekanan disetiap katanya, dia sudah cape menghadapi anak seperti Reina, Gio pun langsung mengambil kayu yang sudah dipersiapkannya sejak tadi, dia paling tidak suka kepada orang yang tidak punya etika seperti Reina. Apa kata orang orang nanti kalo tau anak seorang GIO AGATA Bisa melakukan hal yang memalukan seperti itu.
Bukkk
Bukkk bukk bukk
Tidak puas hanya memukul Reina, Gio mengabil pecut yang sudah disiapkan khusus untuk Raina, bahkan benda mati itu sudah menjadi saksi ketika dirinya sudah membuat masalah kepada Gio ayahnya.Gio langsung mengarahkan pecut itu ketubuh raina dengan bertubi² pukulan
Bukk...
Buk...
Buk...
"Ay..ah aku mohon, amp...un yah hiks.. aku ng..gak akan ula...ngi hiks...hiks..kesa...lahan lagi, aku jan...ji! Aku hiks aka..m hiks nur..ut sama ay..h, to...long ber..ti " Ucap Reina dengan terbata bata, dengan menahan rasa sakit diseujur tubuhnya, dan terus meminta ampun kepada ayahnya.
Ketika memang ini takdir yang diberikan tuhan kepadanya dia sudah pasrah dia sudah cape ini, mulai dari kecil dia tidak pernah disukai oleh keluarganya ataupun sodaranya, teman untuk curhatpun dia tidak punya, tapi dia harus kuat karena dia mempunyai tujuan hidup hanya orang itu yang mengganggap dirinya ada di dunia ini.Bugh
Reina pun akhirnya terjatuh kelantai dan tidak sadarkan diriFlashback off
Menurut kalian bakal kaya apa sih karakter
1.REINA....
2.GIO .....Haiii gaes ini cerita pertamaku jadi mohon maaf kalo ada yang salah atau gimana, comment sebanyak²nya biar aku semangat nulisnya.
Jangan lupa tinggalkan jejak, klik bintang dibawah 😘
Faila _
KAMU SEDANG MEMBACA
REINA
General FictionBukkk Bukkk bukk bukk Tidak puas hanya memukul Reina, Gio mengabil pecut yang sudah disiapkan khusus untuk Raina, bahkan benda mati itu sudah menjadi saksi ketika dirinya sudah membuat masalah kepada Gio ayahnya. Gio langsung mengarahkan pecut it...