Ujian

39 2 0
                                    

Sahabat memang selalu ada dalam suka dan duka,tapi kalau kamu bukan sahabatku soalnya kamu selalu ada saat ku tak membutuhkan mu juga berarti itu namanya sodara.

🌱🌱🌱🌱🌱

"Rasya... ayo!," teriak Asri.
Energiku mulai datang kembali setelah meminum air bekal yang sudah dimasak oleh Ambu dari  air sumur milik Abah.
"Bentar - bentar," jawabku sambil sedikit berteriak.

Kulihat Asri masih menunggu disana sambil melihat jam tangannya dan kembali melihatku.Aku sadar ini masih 1 jam menuju cek ulang kartu peserta ujian masuk perguruan tinggi, tapi Asri kekeuh ingin menunggu di Universitas tempat nanti kita ujian dan kebetulan tempat nya sama denganku walau berbeda ruangan. Katanya biar nyantei,oke kali ini aku setuju dengan idenya.

"Tirasya... Ayo!," teriak Asri terdengar kesal.
"Ah.. iya iya ini udah kok," teriakku sambil memasukkan tumbler dan kembali mengejar Asri.

15 menit kami berlari menaiki trotoar gunung - hahaha maksudku trotoarnya seperti jalan menuju gunung (menanjak) - akhirnya kami sampai juga ke universitas tempat ujian kami nanti. Hmm perjuangan yang sangat mengesankan menurutku, menarik.

"Hah... Hah.. Sya ayo duduk disana aku mau minum," jelas Asri sambil menunjuk tempat duduk di bawah pohon besar, ku lihat keringat bercucuran di dekat pelipis matanya dan ia kembali menyekat keringat itu dengan ujung kerudungnya.

"Ouh.. oke oke," jawabku setuju karena sama-sama kelelahan.

Kami pun berjalan sedikit dan langsung duduk di kursi yang melingkar sambil meminum air bekal kami.

"Sya, kamu mau ngambil apa nanti ? Maksudku ujian nanti," tanya Asri.

Aku mulai berpikir... benar juga,aku mau mengambil apa ? Aduh.. aku gak kepikiran.
"Gak tau Sri,aku bingung," Karena ujian ini untuk masuk ke Perguruan Tinggi Swasta jadi sistemnya berbeda dengan ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri.

"Waduh kok gitu sih ? Kirain kamu udah nyiapin jurusannya atau kamu mau ngambil umum ?"

"Umum ? Maksudnya ?," jawabku kebingungan.

"Ya Allah beneran kamu gak tau ?" Respon Asri kaget sambil geleng-geleng kepala lalu dia mengambil nafas berat lalu kembali melanjutkan penjelasannya.
"Jadi ujian umum itu adalah ujian umum," jelasnya sambil nyengir.

Aku mengerutkan alisku karena jawaban Asri semakin membuatku bingung.

"Hehehe maksudnya ujian yang umum hmm gimana yah aku bingung.." jelasnya dengan ekspresi menggemaskan. Kucubit tangannya karena gemas.

"Auw... Sakit tau, oke oke aku gak bisa jelasin... pokoknya nanti ujiannya ada yang IPAnya dan ada yang IPSnya gitu,jadi nanti ujiannya lamaaaaaa bangeeeeet tapi dengan skornya kamu bisa milih deh mau ke jurusan rumpun IPA ataupun IPS," jelasnya panjang lebar.

"Ouh gitu oke oke, "jawabku singkat.

"Jadi,mau pesen apa ? Eh maksudnya milih ujian apa ?" Tanyanya sambil tertawa.

"Hahaha dasar,kamu lapar yah ? Yuk kita keliling cari kantin," ku tarik tangan Asri dan kembali berjalan beriringan.

"Iiihh.. jawab dulu pertanyaannya Tirasya..." kata Asri dengan penuh penekanan

"Hahaha... Iya iya itu aja" jawabku. Kasian dari tadi aku biarin bibirnya monyong mending buat dia ketawa biar mood ku naik.

Ouh ya kebetulan karena seminggu kedepan ada ujian masuk Perguruan Tinggi jadi univ ini bebas kita kelilingi cuman pada tempat-tempat tertentu saja, bukan kita aja sih tapi semua peserta ujian sesuai jadwal mereka masing-masing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang