Bon Appétit

405 24 12
                                    

Dengusan halus kentara terdengar dari sosok sang wanita tepat pada pukul sebelas malam, tubuh ramping tampak mengenakan busana minim berupa lingerie berwarna merah muda--- depan tubuh terbaring di atas sofa, kedua kaki saling menekuk ke arah atas sembari digoyangkan guna menghilangkan bosan saat telunjuk telah usai menjelajahi seluruh isi sosial media. Permukaan bantal kini berganti menopang samping wajah seiring salah satu tangan mematikan daya layar sentuh. Tangan lain terlihat memainkan sebuah macaron yang telah tergigit seperempat sebelum sisa sukses dimasukkan ke dalam mulut guna dihabiskan. Manis dikecap, tetapi hal demikian sama sekali tak menghiburnya; membuat mulut mengunyah sangat perlahan, tangan bebas mulai berganti memainkan helai rambut dengan jemari. Netra [Eyes Color] kembali melirik menuju tempat di mana meja kerja berasal pada ruang kamar utama, mendapati sosok lelaki sedang duduk membelakangi, telah berkonsentrasi dua jam penuh di depan layar laptop tanpa beranjak sama sekali. Melewati makan malam--- bahkan cangkir teh yang diberikan hanya sedikit disesap dan dibiarkan mendingin. Tidak mengherankan seberapa kehendak sang lelaki dalam mencapai kesempurnaan pada hasil tangkapannya melalui keindahan tambahan melalui teknologi.

"Pouvez-vous vous arrêter et vous reposer?"
("Bisakah kau berhenti dan beristirahat?")

[Full Name] mulai membuka suara setelah memberikan toleransi dengan jam kerja kekasihnya, mau bagaimanapun, hasil kerja tersebut dapat dilanjutkan pada esok hari. Kentara sedikit tak senang dengan ambisi itu; sang wanita dengan jelas ketegasan pada pertanyaannya dan membuat lawan bicara menghasilkan tawaan tertahan yang terdengar cukup singkat. Tangan berhenti mengarahkan kursor seraya menyampingkan wajah keturunan perancis murni di mana kedua sudut bibir sedikit bergerak naik.

"Ai-je l'air fatigué, Ma chérie? dors d'abord et je suivrai."
("Apakah aku terlihat kelelahan, Sayangku? Tidurlah lebih dahulu dan aku akan segera menyusul.")

Suara khas tenor melancarkan aksen perancis secara sempurna, memerlihatkan netra biru muda yang sedikit disipitkan guna memberikan hawa persuasif dalam menenangkan. Sang pria melepas dengusan geli seakan menyaksikan sesuatu yang manis pada pandangan. "Kau tahu, aku juga akan langsung memeluk tubuhmu setelah menyentuh permukaan kasur. Maka bersiaplah menerima kecupan pada sela tidurmu."

[Full Name] sedikit mencekat napas setelah menyadari seberapa mampu kalimat itu dapat meluluhkan hatinya untuk kesekian kali. Tetapi, sekarang ini, sang wanita benar-benar tidak ingin memberikan toleransi sama sekali kepada kekasihnya, Joseph Desaulnier--- Ya, demi apapun itu, pada titik malam dengan kondisi berulang, sang wanita akan memberikan tindakan tegas. Walaupun diri sedikit bimbang; bagaimana cara ia dapat merebut perhatian Joseph secara utuh agar kedua mata dapat terlepas dari obsesi di balik layar tersebut. Berakhir tidak menjawab, [Name] memutuskan bangkit dan membawa kedua kaki telanjang menuju meja pada sisi ruangan. Kedua tangan menghempaskan helai rambut ke arah belakang--- membuat kedua mata Joseph sedikit mengikuti sebelum dialihkan kembali ke arah layar, menganggap bahwa wanita tersayang tak hendak menjawab, walaupun pemandangan tadi benar-benar memberikannya sebuah semangat. Postur tubuh merupakan salah satu keindahan dari sang pemilik, bagian atas sampai bawah--- ah, Joseph tidak habis memikirkan semua yang melekat saat hendak mencari sebuah motivasi.

Benar, [Full Name] adalah kesempurnaan bagi Joseph Desaulnier. Ingatlah itu.

"Sama seperti biasa, mulutmu sangatlah manis, Joseph." Perkataan itu bisa merujuk kepada dua hal; kata-kata yang keluar atau rasa dari kedua bibir dan sela di dalamnya. Maka saat [Name] mengucap demikian, kedua kaki berhenti seraya tangan bergerak guna mengisi cairan aroma terapi pada alat aroma uap. Setahunya, sang kekasih tidak menyukai aroma yang mengingatkannya dengan musim semi, maka ekstrak dari bunga mawar akan jauh lebih baik karena tidak merujuk spesifik pada musim demikian. "Tetapi, aku sangat marah karena dirimu tidak mengulurkan waktu dalam menghabiskan secangkir teh yang kuracik."

Bon Appétit → Identity VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang