Dongsookie 🍓

77 12 0
                                    

Typos !


Haechan sangat kesal.

Pasalnya kedua sahabatnya ini gila, bahkan sangat gila. Mendandaninya layaknya seorang perempuan membuat Haechan menggeram sambil mengerucuti bibirnya.

Haechan menatap dirinya di cermin, duduk manis dan sibuk mengumpati kedua sahabatnya. Renjun dan Jaemin. Tangan-tangan lentik itu begitu ahli dalam mengubah dirinya dalam segejap.

Make up ini begitu berat di kulit halusnya, membuat wajahnya sedikit gatal. Ia ingin sekali menggaruknya tapi Jaemin selalu berhasil menepis tangannya.

"Ck! Apakah sudah selesai?". Gerutunya. Haechan mengerang. Sungguh, ia jadi membayangkan apakah perempuan-perempuan itu didandani selama ini? Hell! Dia bukan perempuan lalu kenapa juga harus didandani selama ini. Pantatnya sangat sakit karena duduk terlalu lama.

"Sudah selesai!". Jaemin berseru riang, sambil bertepuk tangan. Ia menatap pantulan sahabatnya dengan mata yang berbinar kagum.

"Haechanie cantik sekali". Pujinya. Renjun mengangguk menyetujui.

Haechan menatap dirinya. Foundation itu terlihat menjijikkan diwajahnya, lipstik yang merah menjijikkan itu menghiasi bibirnya dan rambutnya dikepang dua. Jangan lupakan gaun yang berwarna merah yang ia gunakan. Benar-benar seperti perempuan.

"Aku membenci kalian". Geramnya.

"Well... Sekarang waktunya. Cepat keluar dan lakukan perintahku atau aku akan menyebarkan suara desahanmu yang beronani sambil menyebut nama Pangeran Kampus itu". Renjun menyeringai. Senang sekali mengerjai Haechan. Ia juga ingin membalas dendam karena telah dipermalukan di depan Lucas. Walaupun itu hanya hal kecil.

"Tapi kenapa harus Mark?". Haechan menggeram kesal. Ingin sekali melayangkan pukulan kedua sahabatnya. Mana berani ia melakukan hal seperti itu. Menggoda Mark? Apa kedua sahabatnya tidak waras? Mana mungkin tembok berjalan seperti dia bisa digoda.

"Aku tidak menerima bantahan sayangku, ayo cepat". Renjun menarik tangannya paksa. Membawa Haechan ke bar yang sering sekali dikunjungi oleh Pangeran Kampus itu. Haechan sepertinya harus sering berolahraga, ia jadi kesusahan saat melawan kekuatan Renjun padahal mereka sama-sama pihak yang ditusuk.

Setelah sampai di bar, Renjun kemudian membawa Haechan masuk. Ia kemudian menatap ke seluruh penjuru ruangan. Mencari Mark.

Haechan seketika pusing ketika memasuki bar ini. Dentuman musik dan bau alkohol membuat kepalanya pening. Terlebih dia tidak sengaja menangkap dua orang sedang bercumbu dengan panasnya dan saling meraba. Ia hampir mual.

Menjijikkan.

Sibuk dengan pemikirannya. Renjun kemudian menepuk bahunya.

"Disana, kau melihatnya?". Haechan mengikuti arah pandang Renjun. Disana terdapat seorang lelaki yang sedang menyesap minuman. Ia berkemeja hitam dengan tiga kancing teratas yang terbuka. Menampilkan dada yang jenjang dan terlihat begitu... Err.. Sexy

"Renjun, kau serius?" Tanyanya. Haechan kembali memastikan apakah sahabatnya ini sedang bercanda atau tidak. Renjun tersenyum manis.

Sepertinya dia serius.

Haechan kemudian menatap kembali objek di depannya. Meneguk ludah dengan gugup.

Jaemin kemudian mendorongnya.

"Kami akan mengawasi mu, Haechanie. Semangat". Jaemin berucap sambil tersenyum riang.

Sial!

Ia kemudian berjalan pelan layaknya seorang ulat bulu. Menghampiri sosok yang terlihat mabuk itu. Ketika ia telah berjarak satu meter dengan sosok itu. Seseorang kemudian tak sengaja menabraknya hingga ia terdorong dan terjatuh di hadapan kakinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lee Dongsook ❮MarkHyuck❯Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang