Bag 1. Pria Pembawa Pesan

1.7K 158 9
                                    


Untuk siapapun yang membaca kisah ini, aku beritahu kalian untuk mensyukuri bagaimana pun kehidupan yang kalian jalani sekarang, karna percayalah, kehidupan bisa jadi lebih buruk bila kalian menjadi aku.

Pada awalnya, aku hanyalah seorang remaja biasa dari keluarga biasa yang menghidupi kehidupan yang biasa pula.

Biasa maksudku adalah aku lahir dari keluarga yang berkecukupan, sekolah di sekolah negeri biasa, dan bukan termasuk anak yang popular disekolah. Aku memiliki dua teman baik, Hayoung dan Xiyeon, dan mereka juga merupakan anak yang biasa-biasa saja.

Dan aku menyukai hidupku yang biasa.

Sampai pada musim panas diawal Juni, aku tidak pernah menyangka semuanya akan berubah begitu cepat hanya dengan satu tatapan mata.

***

Namaku adalah Donghyuk, dengan marga Lee didepannya dan tahun ini akan menginjak usia 18 tahun.

Kalau boleh berbangga diri, akan kukatakan bahwa aku adalah seorang anak yang cerdas dengan kecintaan yang begitu besar terhadap musik dan seni. Rasa cintaku terhadap senilah yang membuat pola pikirku berbeda dengan orang kebanyakan. Seni telah mengajarkanku untuk melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang, sama sepertinya yang memiliki banyak ekspresi untuk menggambarkan setiap keindahan. Aku benar-benar menyukai sisi itu dalam diriku.

Aku adalah anak tunggal dari keluarga Lee. Ayahku adalah seorang jurnalis yang sibuk. Ia bekerja dari pagi dan pulang di malam hari -kadang larut-, sehingga sejak usia 7 tahun aku dirawat oleh tetangga kami yang biasa kupanggil bibi Park.

Jika kau bertanya kemana ibuku, maka nanti akan kuceritakan bagaimana keadaannya. Pertama-tama, untuk mengenang jasa bibi Park terhadap keluargaku, aku akan menceritakan tentang dirinya terlebih dahulu. Ini bukan seperti aku lebih mengutamakan dirinya ketimbang ibu, tapi- ah, pokoknya nanti kalian akan mengerti kenapa.

Pertama-tama, perlu dicatat bahwa bibi Park adalah teman semasa kecil ibu saat ibu masih berada di Jeju, lalu mereka terpisah karna ibu memutuskan untuk merantau ke Seoul untuk melanjutkan hidup seorang diri. Tapi entah  takdir apa yang membuat mereka secara tidak sengaja bertemu kembali di Seoul dan menjadi tetangga di komplek yang sama.

Ia (bibi Park)  adalah seorang janda yang menghidupi dirinya dengan merajut pakaian lalu menjualnya kepada orang-orang yang ingin membeli pakaian-pakaian itu. Banyak desas-desus yang bilang bahwa suami bibi Park meninggalkannya sehari setelah hari pernikahan mereka, ada juga yang bilang bahwa suaminya telah meninggal dunia. Aku tidak tau yang mana yang benar karna bibi Park pun terlihat enggan untuk berbicara mengenai hal itu. Dan aku menghormatinya.

Tapi siapa pun laki-laki yang pernah menjadi suaminya, ia adalah laki-laki yang beruntung. 

Jika boleh kukatakan, bibi Park adalah sosok istri yang sempurna dalam segala aspek dan menjadi idaman bagi pria mana pun yang menginginkan istri. Ia sangat cantik, rajin, ramah, dan makanan buatannya juga tidak kalah enak dengan buatan ibu.

Selain itu, bibi Park adalah wanita yang baik, sangat baik. Ia menjagaku dengan penuh kasih sayang bak seorang ibu sungguhan. Seakan aku memang lahir dari rahimnya.

Sebenarnya bibi Park dulu memiliki seorang anak, namanya Park Jisung. Kata ayah dan ibu, aku dan Jisung dulu sangat akrab tapi aku tidak begitu bisa mengingatnya karna saat itu kami masih sangat kecil. Jisung dan aku terpaut usia 2 tahun.

Menurut cerita ayah juga, Jisung adalah anak yang lucu dengan mata sipit, kulit putih serta wajahnya yang polos bisa membuat siapapun akan merasa bahagia ketika melihatnya. 

Tapi bibi Park harus rela kehilangan Jisung saat ia berusia 4 tahun. 

Saat itu adalah musim panas dan  mereka berlibur ke Jeju, akan tetapi  karna kelalaiannya, Jisung hilang terseret ombak saat mereka berenang di pantai. Dan yang lebih menyedihkan adalah, bahkan sampai sekarang, dua belas tahun setelah kejadian itu, tubuh Jisung tidak pernah ditemukan.

[ markhyuck ] A Lover Of The SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang