Kita biarkan yang memang harus pergi.
Kita tunggu yang memang harus kembali.
Kali ini,mari kita berhenti mencari.
Kali ini,mari kita biarkan semesta untuk menjadi juri.
°|Frenchie Aline brunella|°Tak terasa sudah Satu Bulan berlalu,bersekolah di SMA Dalton. Aline mulai terbiasa dengan teman sekelasnya dan juga guru guru SMA Dalton.
Pagi ini pelajaran sejarah di kelas 10 IPS 1 entah mengapa begitu menyenangkan,ia begitu menyimak apa yang dijelaskan oleh Bu banyu hingga tak terasa bel pun berbunyi.
"Al yuk kantin yukkk"ajak Fidelya,sambil menggandeng tangan Aline."sel ayo"Fidel pun menggandeng juga tangan selia.
"Elvannn,oriellllll ayooo kantin gc ah"
Fidel setengah berteriak dibarisan cowo untuk memanggil sahabatnya itu."Idih berisik bangettt Del Del,kita juga denger kali"teriak Elvan setengah kesal.
Dikantin bangku yang biasa kita tempati ternyata sudah ada yang duduk,seperti biasa Aldric yang pertama kali datang,Aldric beda kelas,ia anak 12 IPA 2 memang kita terpaut jarak 2 tahun.
Dari jauh aline melihat Aldric tidak duduk sendirian,ia bersama seseorang. Ah mungkin teman sekelasnya pikir Aline.
"Tumben sama siapa Lo dric?"tanya oriel dari belakang,Aldric memang selalu sendiri saat datang ke kantin,jadi saat dia membawa satu teman memicu berbagai pertanyaan dari yang lainnya.
"Eh kalian,oh ini kenalin Zydan aristide panggil aja zydan,dia anak baru dikelas gue.baru kenal Ama gue doang haha,dan kayaknya nih bakal jadi temen kita"jawab Aldric sekenanya "kenalan dulu Sono kalian"
Setelah semua berjabat jabat tangan,hanya Aline yang belum.
"Ah gue Frenchie Aline brunella panggil Aline aja" zydan pun menjabat tangan Aline "zydan udah tau kan?" Aline hanya mengganguk saja,toh tadi Aldric sudah menyebutkan nama zydan,ia juga dengar."Udah pesen van?"tanya Aline sambil menopang dagu.
"Udah Al,santai aja.lu kek kelaperan banget dah"ejek Elvan
"Emang laper Van,laper banget belom sarapan dari pagi"jawab jujur Aline
"Kasian banget dah,bukannya numpang dirumah si Zelin aja"
"Malu begooo van,gue mah ga kaya Lo,suka numpang makan"
"Sianjir"umpat elvan,mereka pun tertawa mendengar cetusan Aline, kadang punya temen yang malu maluin lebih baik dari pada yang jaim jaim dibelakang ngomongin.
***Bel masuk sudah berbunyi,mereka kembali ke kelas masing masing, terkecuali Aline,ia izin kepada temannya untuk ke toilet sebentar.
Ia ke toilet hanya ingin memoles lipbam pada bibirnya yang sudah mulai memucat,"ah perfect"seru Aline,ia pun bergegas untuk keluar toilet,karna pelajaran pak Joko akan segera dimulai.Saat sedang berjalan sambil membetulkan dasi tiba tiba ia menubruk pundak seseorang,
"Ah sorry"seru Aline,saat melihat wajahnya tiba tiba ia merasa kenal dengan sosok ini"eh ka zydan,maaf banget gue galiat,suer"Aline jadi tak enak hati karena kecerobohannya."eh gapapa kok,oiya panggil gue zydan aja,kaya Lo manggil Aldric gapake ka.oiya gue duluan buru buru nih,byee"seru zydan langsung berlari kearah tangga.
Aline menggangguk,ia pun lalu masuk menuju kelasnya,entah seperti ada yang aneh dengan tatapannya,ah mungkin perasaan Aline saja."Woy lama banget, ngapain aja dah"tanya selia
"Tadi ada urusan sebentar,ah udah jangan ngobrol gurunya Dateng tuh"tak mau menjawab dengan panjang ia pun mengalihkan perhatian selia dengan adanya pak Joko datang.
Terlihat wajah selia sedikit sebal dengan jawabannya,tapi tak diambil pusing dia pun langsung memerhatikan pak Joko yang akan segera menjelaskan materi matematika.
*****
Haiiii🙋,maaf banget baru update lagi gapunya stok ide haha,tapi tenang besok besok bakal sering update kok menemani kalian yang sedang #dirumah aja
Ya semoga bumi kita lekas sembuh dari virus Corona,doakan yg terbaik ya!:)
Jangan lupa vote and komen ya,lalu share ke temen-temen kalian!:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rätsel des Lebens
Teen FictionKeterpurukan menjadikan seseorang yang selalu bahagia menjadi terlarut sedih. *** Bahagianya lenyap terserap oleh jutaan kesedihan yang tiba tiba datang.