Airmata

0 0 0
                                    

     Sekolah Menengah Pertama, Dia sangat antusias dengan awal untuk mencapai cita-citanya.ditambah dengan pertemuannya dengan teman teman baru.di sekolahnya dia bukan seseorang yang di idolakan ataupun dibanggakan tapi menurut dia itu cukup.Berbeda dengan teman temannya yang mudah bergaul dengan teman wanita dikelasnya ,dia sangat minder jika harus bergaul. Jangankan untuk bergaul,bertatap wajah pun dia segan karena dia tau kalau paras dan perawakannya itu bukan idaman para wanita.
    Menginjak bangku kelas 8,dia harus mendengar kabar pahit yang diantarkan oleh kaka ke 4 dan adiknya . Lewat speaker sekolah diapun dipanggil oleh guru kesiswaan.awalnya dia bingung kenapa dia dipanggil oleh kesiswaan .tapi segala pertanyaannya pun terjawab sudah tatkala sang kaka dan adiknya mengatakan kalau ibunya meninggal dunia karena sakit.
    Terpukul. Sedih . Entah apa yang dia harus lakukan dimana cita citanya itu hilang. Meninggalkannya untuk selamannya .perasaannya pun hancur berkeping keping dimana seserorang yang sangat dekat dengannya harus berpulang.yahh .. sesuatu yang pahit untuk seorang anak yang harus ditinggalkan seorang ibu yang disayanginya dan harus melihatnya dikuburkan.dia pun bertanya dalam hati “Bagaimana sekolahku?” ,”Apa yang akan terjadi kepadaku kelak?”, dan sejuta pertanyaan lainpun bermunculan dibenaknya.sedikit harapan pun muncul tatkala kakak kakaknya berbicara tentang menanggung masa depan adiknya.tapi sedikit demi sedikit harapannya pun harus hilang oleh keegoisan kakak kakaknya.Janji didepan makan ibunya untuk membahagiakan adik adiknya pun hanya janji kosong yang membuat pandangannya terhadap keluarga berubah drastis.hanya satu perasaan yang kini dia rasakan setelah ibunya tiada,yaitu kecewa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MENUJU TERANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang