Di sebuah hotel ternama sedang terjadi pertengkaran sepasang kekasih, yaitu Vano dan Diana. Pertengkaran itu terjadi karena Vano menemukan bekas ciuman di leher bagian kiri Diana dan anehnya, itu bukan bekas bibir Vano.
Berkali-kali Vano menanyakan ke Diana siapa lelaki yang berani menciumnya selain dia, tetapi Diana tak mau mengaku dan terus- terusan mengelak."Jadi sebenarnya siapa yang berani mencium kamu selain aku, Diana. Apa kamu bermain gila dibelakang ku. Pernikahan kita sudah tak lama lagi," bentak Vano yang tak sanggup lagi menahan emosi. Sedangkan Diana hanya diam dan berusaha mencari alasan.
"Vano, enggak ada yang berani mencium ku selain kamu. Mana mungkin aku bermain gila dibelakangmu. Percayalah, sayang!"kilah Diana untuk berusaha menyakinkan Vano. Vano tertawa sinis sambil berdecih.
"Mana mungkin ada bekas ciuman kalau kamu tidak melakukannya. Apa kamu kurang sentuhan dari ku atau kamu mau yang lebih dari itu?"desah Vano sambil menatap sekujur badan Diana. Tangan Vano mulai menggerayangi tubuh Diana, mulai dari wajah, pundak, dan bagian dada. Diana merasa dihina, ia langsung menolak tubuh Vano yang lebih besar dari nya.
"Hei, kenapa kamu menolak, bukankah ini yang kamu inginkan. Daripada kamu menjual diri kepada orang lain, lebih baik kamu menjualnya kepadaku. Aku akan membayar tubuh mu berapapun yang kamu mau,"sindir Vano dengan wajah yang menyeringai. Diana sudah tak tahan lagi dengan perlakuan Vano yang tiba-tiba berubah menjadi lebih kasar.
"Kalau iya emangnya kenapa, kamu keterlaluan banget Vano. Kalau kamu mau tau ini bekas ciuman siapa, ini bekas ciuman Rendy. Bentar lagi dia kesini buat jemput aku dan mulai sekarang kita putus,"tukas Diana dengan santai. Wajah Vano kian memerah, emosinya sudah di ubun-ubun. Vano tak menyangka kalau Diana, orang yang sangat ia cintai berani berkhianat.
"Benar kan, emang dasarnya kamu orang gak bener. Dasar wanita jalang!"berang Vano dan langsung meninggalkan Diana sendirian dikamar itu. Hati Vano bercabang dua, antara sakit dan amarah.
Dengan kecepatan tinggi, Vano membawa mobilnya ke sebuah club malam hanya untuk menghilangkan beban. Sesampai di parkiran, Vano masih enggan bergerak dari kursinya.
Vano masih tak menyangka, Rendy sahabatnya dan Diana kekasihnya tega mengkhianati nya.
Padahal apapun keinginan mereka, selalu dipenuhi nya. Dengan kesal, Vano memukul-mukul setir kendaraannya. Vano membuka pintu mobil dengan kasar dan membanting nya sekuat tenaga, hingga menimbulkan bunyi 'gedebum' yang keras. Dia langsung berlalu kedalam club dan disana dia berjumpa dengan Ferdi, teman semasa kuliahnya dulu."Hei, tumben banget lu kesini. Ada masalah apa, ayo sini masuk!"ajak Ferdi bersahabat. Vano hanya diam dan mengikuti kemana pun Ferdi bergerak.
"Lu kenapa, bro?" Ferdi memperhatikan wajah Vano di kedap-kedip nya lampu club. Vano hanya diam dan terus diam.
"Lu butuh hiburan?" Vano langung mendongak kan wajahnya dan menggeleng. Ferdi seakan paham perasaan Vano langsung memesan kan minuman untuk Vano.
"Bentar ya, bro. Gua pesan minum dulu untuk lu"lanjut Ferdi lagi dan langsung meninggalkan Vano sendirian.
Next part 💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Pecinta Sesama Jenis
Teen FictionTak pernah dibayangkan oleh Reyvano atau lebih sering disapa vano untuk menjadi seorang pecinta sesama jenis. Malam terkutuk itu membawa vano masuk kedalam lembah hitam yang gelap dan suram. Vano tak habis fikir, Faqih tega membuat vano menjadi seor...