.

213 25 22
                                    

Ngamen
©KZ
The Rampage from Exile Tribe | AU
BxB Fan fiction


PONSEL pintar tergeletak tak berdaya di atas sofa setelah terlepas dari tangan pemiliknya. Baru kali ini Makoto merasa bosan dengan game, matanya menatap tanpa minat konsol game, dan PSP yang berserakan di atas meja. Helaan napas panjang sekali lagi keluar dari mulutnya, akhir pekan ini terasa sangat membosankan.

Ketukan pintu terdengar sangat keras, alih-alih memencet bel, sepertinya tamunya ini sangat tidak sabaran. Makoto menyeret kakinya malas, sang tamu tak henti-hentinya mengetuk pintu dengan keras seolah ingin menghancurkan daun pintu tersebut.

"Mas Itsuki! Ini 'kan ada bel, gak lihat?" gerutu Makoto saat membuka pintu dan mendapati kakak tingkat yang cukup dekat dengannya. "Lagian, kamu bisa ganggu tetangga!"

"'Misi," dengan seenaknya Itsuki masuk ke dalam rumah Makoto tanpa menghiraukan omelan sang adik tingkat.

Makoto melipat kedua tangannya di depan dada, merasa ada yang aneh dengan 'barang bawaan' Itsuki. "Mas, kok bawa gitar? Mau ngapain?"

Itsuki mengambil posisi nyaman di atas sofa ruang tamu Makoto. "Ngamen." jawabnya cuek sambil memposisikan jari jemarinya pada senar-senar gitar.

"Ngamen? Kenapa ngamen di sini? Mas lagi gak punya uang? Mau minjem uang?" rentetan pertanyaan Makoto ajukan pada kakak tingkatnya.

"Diem dulu deh." ketus Itsuki. Sebuah lagu dibawakannya dengan suara datar, Only One, lagu yang Makoto sering dengar akhir-akhir ini, lagu teman mereka.

"Suaramu, datar banget." Makoto tertawa, "Tapi Mas beneran ngamen? Lagi gak ada duit?"

Tak menghiraukan pertanyaan Makoto, Itsuki tetap dengan yakin menyelesaikan lagu yang ia bawakan meski dengan suara pas-pasan. Makoto berinisiatif mengambil dompet di saku celananya dan mengeluarkan selembar uang 1000 yen.

"Romantis gak?" tanya Itsuki setelah menyelesaikan lagu yang dibawakannya.

Makoto menggeleng sambil tersenyum geli, "Tapi manis. Nih," disodorkan beberapa lembar uang yang telah ia keluarkan dari dompetnya kepada Itsuki. Cukup menghibur, ia harus banyak berterima kasih pada Itsuki karena membuat akhir pekannya ini tidak lagi membosankan.

Itsuki menatap datar uang yang disodorkan Makoto, "Gak mau." tolaknya mentah-mentah.

Makoto mengernyitkan dahi, "Loh, kukira beneran ngamen?"

"Aku ngamen beneran kok. Tapi gak mau dibayar pake duit."

"Jadi bayar pake apa?"

"Pake perasaan."

"Pake perasaan?!" Makoto kembali tertawa, "Dapet ide dari mana?" 

"Bang Riku... Kazuma, sama Hokuto. Katanya siapapun bakal luluh kalau ditembak pake lagu sambil main gitar." jawab Itsuki kelewat lugu. Matanya menatap intens Makoto yang tertawa akibat jawabannya.

"Eh? Mas Itsuki nembak aku?" tanya Makoto polos masih dengan tawa renyah.

Itsuki memalingkan wajahnya, menatap jendela di belakang Makoto, "Enggak. Nembak burung noh, ada yang jatuh nggak?" Wajah Itsuki memerah. Meskipun jelas ia tengah menyatakan perasaannya, tapi jika ditanya langsung tentu saja itu terasa memalukan.

Makoto tertawa, candaan datar Itsuki entah mengapa terasa amat lucu baginya, tapi ia harus berhenti tertawa saat Itsuki menggenggam tangannya dan menatapnya serius.

"Jadi, kita pacaran ya?"

Makoto mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum wajahnya memerah. Dengan malu-malu Makoto menjawab, "Boleh deh."

_______________ Fin________________

Thanks  kazoom-a for cute cover^^

Ngamen | ItsuMakoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang