Langit cerah pagi ini, semua orang terlihat bahagia karena musim semi datang mengganti musim dingin. Termasuk Agatha, gadis manis ini tersenyum lebar, memegang layar handphone layar sentuhnya dengan gembira.
FA Label Entertainment membuka audisi idol untuk didebutkan bersama. Coming soon!
Tapi, sesaat kemudian senyumnya luntur seketika. Mengingat bahwa orangtuanya pasti tidak memberikan dia ijin untuk audisi.
Setelah itu, Agatha memutuskan untuk pergi dari pusat kota, duduk dipinggiran kota mungkin bagus, pikirnya.
Semilir angin timur datang bersamaan dengan Agatha yang duduk dipinggiran kota besar ini. Termenung sendiri dengan secangkir moca latte ditangannya.
“Hai!” seseorang menepuk pundak Agatha, spontan Agatha menoleh dan mendapati seseorang gadis sedang tersenyum simpul kepadanya.
“Boleh aku duduk sini?” Tanya gadis itu, Agatha tersenyum manis lalu mengangguk.
Gadis itu duduk lalu meminum minuman berkarbonasi yang ia bawa. Sesekali menghela nafas. Keheningan melanda mereka. Karena tak tahan, gadis itu mulai membuka percakapan.
“Boleh kenalan?” gadis berambut hitam kecoklatan itu mengulurkan tangannya, dengan senang hati Agatha membalas uluran tangan itu.
“Agatha.” gadis itu tersenyum, lalu membalas, “Zriel, but you can call me Riel?” ucap gadis itu memastikan.
Agatha terkekeh, “Oke, Riel. Btw, kamu ngapain disini?”
Zriel menoleh, “Cuma cari angin, kamu?” tanyanya balik.
“Entah, lagi pengen sendiri.” Agatha menunduk, memikirkan bagaimana kelanjutan impiannya.
Disaat semua sudah ada didepan mata, satu faktor saja—ijin orangtua tak menghendaki Agatha meraih mimpinya untuk bisa menjadi seorang idol.
Zriel menatap Agatha, lalu beralih melirik layar tipis yang digenggam Agatha, “Gegara audisi ini?”
Agatha spontan menoleh, lalu mengangguk samar, “Aku juga pengin ikut.” ucap Zriel.
“Toh, kesempatan nggak datang dua kali.”
Agatha mengangguk paham, benar yang dikatakan Zriel, “Jam 9 pagi 'kan audisinya?”
Zriel mengangguk. Sekarang, Agatha bertekad kuat untuk melanjutnya mimpinya, menulis takdir yang telah ia buat.
Ya, walaupun agensi ini tak sebesar atau seterkenal Big3, tapi Agatha yakin, Agatha pasti bisa menjadi seorang idol yang disanjung dan dikenal semua orang.
Memang tak mudah, namun setidaknya Agatha bisa berjuang untuk sebuah alasan.
“Udah siang nih, mau pulang dulu aku, takut dicariin nyokap karena tadi nggak pamit dulu,” Zriel tertawa kecil, “Aku pamit dulu ya? Sampai ketemu di tempat audisi, Agatha!” sesaat setelahnya, Zriel menghilang dengan sepeda gunung yang tadi sempat ia parkirkan.
Agatha termenung sejenak, setelah itu beranjak dan berjalan pulang. Sesekali bersenandung kecil dan berlari riang.
Saat melewati lapangan, Agatha melihat beberapa orang bermain basket dan satu orang duduk dipinggir. Cewek, rambut panjang coklat tua yang diurai dihiasi bandana, rok pendek selutut, sweeter kebesaran berwarna merah jambu dan sandal kodok bermotif dikakinya.
Agatha melihatnya beberapa kali dilapangan ini, selalu membawa buku catatan kecil dan sebuah bolpoin biru bermotif hiu khasnya.
Agatha tak ambil pusing, paling cewek itu gabut atau tidak ada kerjaan lagi. Atau mungkin, dia memiliki kenangan yang indah di lapangan itu. don't know either.
Sampai dirumah, Agatha langsung mandi lalu melatih vocal dan dancenya. Lagu yang ia pilih nggak reko - reko, kok. Lagu dark house menjadi pilihan Agatha saat ini.
lalu Agatha mulai latihannya dengan musik yang hanya bermodal speaker bluetooth dan HP Android miliknya. Di tengah latihan, pintu kamar Agatha diketuk pelan lalu dibuka dan menampakan seorang wanita yang umurnya sekitar 45 tahunan sedang membawa nampan berisi makanan dan minuman untuk Agatha.
Tanpa menoleh, Agatha berkata, “kalau bunda di sini cuma mau ngelarang Agatha buat jadi idol, mending bunda sekarang keluar aja deh buang-buang waktu Agatha aja.”
“bukan gitu sayang, bunda cuma nggak mau jauh dari kamu soalnya kamu anak satu-satunya yang bunda punya.” wanita cantik itu lantas mendatangi Agatha lalu memeluknya.
Agatha terdiam, lalu tersenyum, “tapi ini saatnya Agatha untuk buktiin ke semua orang kalau Agatha bisa wujudin mimpi Agatha.”
Wanita itu terdiam lalu melepaskan pelukannya, “Bunda dukung kali ini, sebagai orang tua, bunda cuma bisa dukung dan kasih semangat buat kamu.”
Agatha bahagia, melompat lalu merengkuh sang bunda. Bundanya sudah merestui, tak peduli apapun yang terjadi ia harus jadi ikut audisi ini.
Seharian penuh, Agatha terus melatih vocal dan dancenya untuk audisi besok pagi. Semangat dan tekatnya sudah bulat sekarang.
Selesai latihan, Agatha sempat beristirahat dahulu. Setelahnya pergi mandi, entah apa yang ia pikirkan, jam 9 malam dicuaca dingin ia mandi air dingin. Gila memang.
Setelah makan malam, Agatha langsung tidur untuk mempersiapkan diri audisi besok hari.
Semoga keajaiban terjadi esok hari. Agatha tak ingin mengecewakan diri sendiri, lagi.
; salam hangat ,
ZILITs♡
KAMU SEDANG MEMBACA
una famiglia ; ZILITs
Teen Fictioncerita perjuangan 12 perempuan yang memikul cita - cita besar dalam hidupnya. izone parody, story' written in bahasa.