18. Stupid Mistake

8.2K 875 87
                                    

The situation got out of hand.

I hope you understand.

It can happen to anyone of us.

Anyone you think of.

Anyone can fall.

Anyone can hurt someone they love.

Hearts will break.

'Cause I made a stupid mistake.

****

Aneh, seingatnya tadi Manu meminta Vandra menunggunya di lapangan basket.

Kenapa bocah mungil itu sekarang nggak ada di sana?

Manu mengedarkan pandangannya ke seluruh lapangan basket.

Nihil.

Walaupun Vandra mungil, mata Manu pasti lebih awas jika melihat si gemas dari kejauhan.

Apa dia ke toilet bentar ya?

Manu mengambil HP dan mengirim pesan pada gebetan mungilnya.

Eh, tumben centang satu.

HP Vandra matikah?

Manu kemudian melakukan panggilan ke nomer Vandra.

Nggak ada jawaban.

Kemana ini bocah?

Manu memandang ke arah sekitar lagi.

Masih banyak anak-anak yang belum pulang dan memilih duduk bergerombol di sekitar lapangan basket.

"Re, lo liat Vandra nggak?" Manu bertanya pada Reon, salah satu temannya yang masih berada di area lapangan basket.

"Vandra siapa? Anak seni rupa?"

"Iya. Yang tadi gue ajakin ngobrol."

"Udah pergi kok dari tadi. Tau deh kemana."

Duh, kemana ya?

Manu menunggu di lapangan basket selama 15 menit sambil mencoba menghubungi Vandra.

Tetap nggak diangkat dan belum ada penampakan wajah manisnya di lapangan basket.

Ada apa ya?

Nggak biasanya Vandra tiba-tiba menghilang gini.

Menuruti nalurinya, Manu mencari Vandra di sekitar gedung fakultas sambil tetap mencoba menelpon nomer Vandra.

Gedung B4 sepi.

Taman, gazebo sepi.

Di PKM nggak ada.

Selama sejam Manu memutar mencari Vandra bingung sambil bertanya acak pada orang-orang yang dilewatinya.

Sampai ada yang mengatakan Vandra terlihat di halte dan pulang naik ojol sejam yang lalu.

Kok bisa?

Bukankah tadi mereka janjian mau nongkrong di rumah Steve?

Dan kenapa Vandra tidak menghubunginya atau menunggunya kalo dia tiba-tiba harus pulang atau ke suatu tempat?

Setengah bingung, Manu mengambil motornya diparkiran dan pergi menuju apartemen Vandra.

Manu hanya ingin memastikan pria mungil itu baik-baik saja.

**

Hanya satu kali bunyi bel, pintu sudah terbuka.

Mata Vandra tampak melebar ketika melihat Manu.

TRUTH OR DARE (Completed)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang