Prolog

133 10 2
                                    

Kasih tahu kalo ada typo!

***

Pukul 09.17, dan aku benar-benar merasa gabut yang luar biasa. Hapeku saat ini tergeletak tak berdaya. Aku baru saja memainkan game di sana, dan sekarang benda itu sedang diisi. Hari ini sudah hari yang entah berapa aku lupa, tapi yang jelas sekarang adalah hari minggu dan hari libur kenaikan kelas. Aku jadi ingat, kalau tidak salah setiap kenaikan kelas di sekolahku muridnya akan sedikit berbeda tiap kelas, dan aku berharap bisa punya teman mengingat aku cukup sulit bersosialisasi jika bersama dengan orang yang bukan sefrekuensi denganku.

Dulu waktu aku masih kelas 10, masih jelas sekali kalau aku bukan orang yang mudah berbaur begitu saja. Entah kenapa kalau aku berbaur dengan orang yang bukan sefrekuensi denganku, aku akan merasa cepat lelah. Otakku yang pas-pasan ini seolah tidak kuat untuk mencari bahan pembicaraan. Karena kepribadianku yang ini, aku sering mendapatkan wejangan dari ibuku karena aku tampak seperti orang yang cukup cuek. Walaupun begitu, sebenarnya aku cukup berisik jika sudah bertemu dengan orang yang kuanggap cocok sebagai lawan bicara, bahkan kadang Mbak Fara—kakak kandungku—pernah marah karena aku terlalu banyak bicara.

Ngomong-ngomong soal Mbak Fara, mbakku ini berjarak cukup jauh dariku. Dia sudah bekerja sebagai guru mata pelajaran biologi di salah satu SMA, yang tentunya bukan SMA tempatku belajar. Kalau kupikir-pikir, dia sudah bekerja di sana selama hampir satu tahun kalau tidak salah. Harus kuakui, mbakku ini otaknya cukup encer, bukan seperti aku yang otaknya masih dalam bentuk bubuk dan perlu ditambah dengan air untuk jadi encer.

Di jam-jam seperti ini, apalagi ini adalah hari minggu, mbakku pasti ada di rumah. Kemarin aku sempat mendengar kalau sebenarnya mbakku diajak kencan oleh Mas Yanu—pacarnya Mbak Fara—tapi ditolak dengan alasan lagi pengin ngebucinin artis idolanya, Lee Taeyong NCT. Padahal aku tau kalau dia cuman berleha-leha di rumah, sama seperti diriku. Dasar mbakku ini emang aneh, udah dapet pacar ganteng dan baik, tapi malah disia-siain. Harus kuakui lagi, kisah cinta mbakku ini cukup bagus kalo dijadiin drama. Mas Yanu itu seniornya di kampus, mereka berteman cukup lama dan baru pacaran setelah mbakku kerja. Ya tapi dasarnya Mbak Fara, dia sering cuek ke pacarnya sendiri dan pilih tetep bucin sama Taeyong NCT.

Aku sempet dapat cerita dari Mas Yanu waktu mereka awal-awal pacaran, Mbak Fara sempat ngancam buat selingkuh sama Taeyong karena waktu itu Mas Yanu cukup cuek. Ya pada dasarnya Mas Yanu yang nggak ngerti siapa itu Taeyong, dia sampai kelabakan dan minta maaf sama perbuatannya. Seperti yang dapat ditebak, aku langsung ketawa dengar cerita ini. Ending dari drama ini adalah Mbak Fara yang jujur kalau Taeyong adalah idolanya yang berasal dari negeri gingseng.

Baiklah, sudahi semua cerita tentang Mbak Fara. Sekarang kembali kepada kegiatanku yang cuman berleha-leha di kamar tanpa melakukan apapun. Suara ketukan dan suara panggilan namaku langsung membuat tubuhku yang masih bersantai di atas kasur segera bangkit untuk melihat Mbak Fara yang entah kenapa tiba-tiba datang seolah mencari keributan.

"Apa sih, Mbak?" tanyaku dengan nada yang kesal setelah kubuka pintu kamar.

Di depanku Mbak Fara tampak hanya tertawa kemudian menarik tanganku hingga sekarang kami berada di depan televisi. "Ini loh Sa temen lo yang gue bilang artis waktu itu. Namanya Kenan, masa lo nggak tau kalo lo satu sekolah sama artis?"

Aku menatap layar televisi, di sana tampak seorang laki-laki yang kukira tampak sepantaran denganku tengah melakukan tanya jawab. Meskipun aku tidak mengenal siapa itu Kenan, tapi kurasa aku pernah melihatnya di suatu tempat. Mungkin saat aku bersekolah, pernah melihatnya, tapi tidak hapal dengan wajahnya karena aku adalah tipe orang yang sulit untuk mengahapal nama dan wajah orang.

"Kayaknya pernah liat sih, Mbak."

Mbak Fara menatapku kemudian melihat lagi pada layar televisi. "Bisa nggak Sa lo temenan sama Kenan? Kan kalo lo temenan, lo bisa minta tanda tangan artis. Lo tau kan Sa kalo gue suka sama Baron?"

Baron yang dimaksud Mbak Fara adalah artis yang saat ini tengah naik daun. Kalau idolanya dari Korea adalah Lee Taeyong, maka artis favorit dari Indonesia adalah Baron. Belakangan ini aku tau kalau Mbak Fara sering nonton film yang dibintangi oleh Baron. Bahkan setiap Mbak Fara tau kalau Baron jadi bintang iklan produk, dia sering membeli barangnya. Apakah aku harus bilang kalau Mbak Fara itu fanatik atau karena aku tidak punya artis favorit makanya aku bisa bilang ini?

"Keysa, lo baik deh."

***

Cerita baru. Setelah nyelesain ceritaku sebelah, pada akhirnya cerita ini datang dengan beda dari yang lain. Cerita ini adalah cerita pertamaku yang pake sudut pandang orang pertama. Jujur, aku cukup kesulitan buat cerita yang pake sudut pandang ini soalnya berkali-kali aku hapus karena aku ngerasa terlalu baku. Aku emang pernah buat cerita yang pake sudut pandang ini, cuman dalam bentuk cerpen dan bahasa yang aku pake lumayan baku. Cerita ini juga bakal nggak ada pemeran untuk semua tokohnya, jadi semua pemerannya bisa kalian bayangin sendiri.

Makasih♡

I'm (not) PrettyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang