Bab 1

6 1 0
                                    

Gadis itu berjalan dengan begitu cepat dengan langkah lebar membawa nya ketengah jalan,tanpa menghiraukan kendaraan yang berlalu lalang, ia menangis membengkap mulut nya dengan kedua tanganya.
Hingga suara klakson menyadarkan nya. Ia linglung kaki nya berat untuk melangkah hingga terdengar suara memanggilnya.

gadis itu melihat nya laki-laki itu disebrang kanan jalan ia berlari memanggil-manggil namanya sekali lagi kaki nya berat untuk melangkah sehingga suara klaskon mobil itu semakin keras di telinganya.

"sudah semuanya berakhir" batin gadis itu. Kemudian ia melihat laki-laki itu lagi kemudian tersenyum manis seakan melihatkan pada laki-laki itu bahwa ia baik-baik saja.

Tiiinnn Tiiinnn
Brakkk

Tubuhnya terhempas dengan keras semua nya sudah berakhir benar-benar berakhir

"Erenn" teriakan itu masih ia dengar dengan senyum manis ia melihatnya laki-laki yang ia Cintai menuju ke arahnya dengan cepat kemudian memangku kepalanya

"Erenn Bangun,sayang Bangun" katanya dengan lirih saat melihat kekasihnya terbaring tak berdaya dengan berlumuran darah.

"Ma..af " isak gadis itu dengan Lirih,laki-laki itu menggelengkan kepalanya dengan cepat,bukan ini yang ia mau tuhan.

"Tidak sayang,bangun,kau sudah berjanji padaku untuk selalu bersamaku" katanya dalam isakanya

"Ma.af kan.a..ku" kemudian kedua mata gadis itu tetutup berlahan bersamaan dengan nafas yang tak lagi ada.

"Tidak sayang,jangan tinggal kan aku,eren bangun.bangun." teriaknya dengan keras

"Erennn"

Brakk

"Kar..bangun..kar"

Afkar laki-laki itu tersentak dalam tidurnya dengan keringat membanjir seluruh tubunya dan deru nafas yang tak beraturan.
Mimpi itu lagi-lagi datang padanya
Siapa gadis itu.kenapa ia selalu mempi kannya.

"Ni mending Lo minum dulu deh,kasian gue liat Lo gini"
Radian sahabatnya itu memberikan segelas air minum padanya
Afkar mengambilnya kemudian meneguk air itu dengan cepat,ia belum sepenuhnya sadar.

Melihat itu Radian berdiri di hadapan temanya itu dengan mengecak pinggang nya

"Lo.." Radian menatap intes pada Afkar dengan mengakat satu alisnya saat melihat wajah laki-laki didepannya begitu tengang " Mimpi itu datang lagi Kar" tanyanya

Afkar tersentak dengan pertanyaan Radian,kemudian memalingkan wajahnya

"Hemm" gumamnya sebagai jawban. kemudian ia turun dari ranjang menegakan tubuhnya belalu ke kamar mandi.

Radian melihat Afkar  seperti itu hanya mengkat kedua bahunya dengan Acuh.selalu seperti itu sahabatnya itu salalu menggumamkan tidak jelas saat ia bertanya tentang mimpi yang selalu menggangu sahabatnya itu.kemudian ia melangkahkan kaki menuju sofa dan menyilangkan kakinya dengan santai.

sementara Afkar memandang wajah nya di cermin kamar mandi  setelah membasuh wajahnya dengan air.kilas-kilasan mimpi yang membayangi dirinya,dan perempuan itu siapa? hanya kejadian itu saja yang ia ingat namun wajah perempuan itu tidak pernah tahu hanya samar seperti tertutup dengan sesuatu.terhitung sudah 4 kali mimpi itu datang padanya. Namun ia tidak pernah tau siapa perempuan di dalam mimpinya itu.

"Ereen?" gumamnya pelan dengan memandang cermin didepannya.

Tok tok Tok

Afkar tersentak dalam lamunan nya.

"Kar, Gue mau BAB ni udah gak tahan " Suara Radian

Afkar beranjak menuju pintu kemudian membukanya.terlihat Sahabatnya itu menahan sesuatu dengan muka merahnya.

"kelamaan Lo, udah Gue bilang gak Tahan" katanya berlalu dengan cepat masuk ke dalam kamar mandi

Afkar duduk di Ranjang dengan bersila,kemudian mengambil Hp nya di atas kasur itu dan membuka aplikasi Wa hanya beberapa chatt grup di sana tidak ada yang lain.

cklek

Afkar mengalihkan pandangannya kearah pintu kamar mandi.

"Akhirnya,selesai setoran" Radian keluar dari kamar mandi dan kemudian melihat Afkar yang juga melihat padanya.

"Apa?" tanya nya dengan sengong dan menuju arahnya.sedangkan Afkar mendengus sebal melihatnya.

"Subuhan dulu kali" kata Radian mengingatkannya

"Masih Jam Tiga Yan" jawabnya dengan mengakat satu alis.

"Eh masa?,Tadi Gue denger di Kamar Mandi suara Azan"

"salah Kali " Afkar kemabali merebah kan badanya di atas kasur dengan menyilangkan kedua tanganya di bawah kepalanya mengadap ke atas.

"ya kali ya." Radian melakukan hal sama di samping Afkar "hmm Kar, Lo..gak mau cerita gitu sama Gue tentang mimpi Lo itu" tanya nya pelan

Afkar diam mendengar pertanyaan Radian itu dengan masih memandang pelapon,apa ia harus menceritakan mimpinya pada Radian?, Batin nya. kemudian ia mengehela nafas.

"Gue gak tau harus mulai cerita dari mana Yan" gumam Afkar masih bisa di dengar Radian.

"semuanya Kar, setidak nya saat Lo cerita sama Gue.beban tu di hati lebih sedikit berkurang" Radian duduk dengan posisi mengahadap Afkar.ia sangat penasaran dengan mempi sahabatnya itu .

"Gue.."

****

SHAREENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang