Aeon

3.3K 149 37
                                    

Disclaimer © Tensei Shitara Slime Datta Ken by Fuse

🌸🌺🌼

Di sebuah apartemen di tengah kota, di sebuah kamar yang nyaman dengan selimut putih yang lembut, seorang Raja Iblis tertidur dengan lelapnya. Rambut perak kebiruannya yang indah tergerai di atas bantal, memberikan aktivitas ke orang yang duduk di sampingnya untuk membelainya.

Dia tidak berani membangunkannya meski makanan yang baru saja dimasaknya mulai mendingin di atas meja, dia tidak sanggup untuk itu. Karena alasannya membawa orang yang sangat dicintainya ke sini adalah untuk membuatnya nyaman dan terlepas dari hal-hal yang membuatnya tertekan.

Sudah lebih dari 500 tahun sejak dia mulai melayani orang ini, dia masih ingat pertemuan pertama mereka dan hari-hari yang dihabiskan bersama yang lainnya. Tanpa perasaan bosan, dia selalu merasa bahagia dari lubuk hatinya setiap kali bersama dengan Tuannya ini. Tapi dalam beberapa tahun belakangan ini kondisi mental Tuannya tidak stabil, bahkan bersamanya yang seperti itu membuatnya sesak. Dia selalu mengatakan pada dirinya sendiri apa yang bisa dilakukannya untuk menenangkannya, tak ada yang terpikirkan kecuali meninggalkan dunia tersebut selama beberapa bulan.

Karena itu dia mengajaknya ke sini, Tuannya pun menyetujuinya tanpa mengatakan apapun. Ini adalah hari kelima mereka berada di sini, dan dia belum menunjukkan tanda-tanda bahwa dirinya akan kembali ke dirinya semula, bahkan dia tidak mau keluar kamar dan menolak makan. Yang dilakukannya hanya berbaring di kasur dan membungkus tubuhnya dengan selimut. Mau tidak mau dia semakin menjadi khawatir, apakah salah membawanya ke sini?

Pria itu terus memutar otak, memakai cara apapun yang bisa menghibur Tuannya. Seperti membuatkannya makanan setiap hari. Dia tidak membutuhkan makan, tapi dia belajar memasak. Semua dia lakukan untuk Tuannya yang suka makan meski tidak membutuhkan makan juga.

Dia masih setia menatap wajah tidur itu sembari memainkan rambutnya yang lembut, dia mengingat saat Tuannya juga sering memainkan rambutnya sendiri saat sedang berpikir. Hanya dengan gerakan itu saja, dia merasakan telah melihat hal paling indah di dunia. Tapi kini sumber keindahan itu tampak memudar di balik kesedihannya, dan dia berusaha untuk mengembalikan cahayanya pada tempat semula.

"Rimuru-sama, selamat pagi." Dia menyapa saat kelopak mata kuning emas itu terbuka.

"Selamat pagi, Diablo." Rimuru bangun dan segera menyadari makanan di atas meja. Dari aromanya sepertinya enak, tapi Rimuru tidak merasa bernafsu untuk makan saat ini.

"Anda mau makan, Rimuru-sama?"

Rimuru yang ragu menatap Diablo yang tersenyum. Dia ingin menolaknya lagi seperti yang dilakukan selama beberapa hari ini, tapi dia tidak tega. Rimuru harus menghentikan sikap egoisnya, dia akan terus merasa bersalah pada Diablo yang tak pernah bosan membuatkannya makanan meskipun tidak pernah Rimuru sentuh.

Rimuru mengangguk lemah dan menerima piring dari Diablo, dia makan sesuap dan itu membangkitkan nafsu makannya. Sudah lama Rimuru tidak makan, jadi dia merasa sedikit bahagia.

"Ini enak, kau semakin hebat memasak ya."

"Terima kasih Rimuru-sama, saya sudah belajar ratusan tahun agar selalu bisa memuaskan lidah Rimuru-sama."

Berkat perkataan Diablo, Rimuru berhenti makan. Diablo bingung dan merasa ada sesuatu yang tidak enak di makanannya, namun dia segera sadar begitu melihat reaksi Rimuru.

"Aku selalu berpikir--- apakah ini yang namanya hidup? Seseorang yang tidak bisa merasakan sakit dan menua, tidak membutuhkan makan dan tidur bahkan tidak bernapas. Apakah itu bisa dikatakan hidup? Selama 500 tahun ini aku selalu melihat orang-orang yang dekat denganku mati, dan aku dipaksa untuk terus berdiri tegak demi mereka yang masih hidup."

Wa ga KimiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang