"Asahi gua mau pergi ke kantin, anter yok!" belum sempat Asahi menjawab, tangannya sudah terlebih dahulu ditarik oleh felix.
Belum sampai setengah perjalanan menuju kantin, tiba-tiba Asahi merasakan kontraksi di perutnya, seolah ada hal yang terus mendorong dari dalam sana untuk keluar.
"Aku harus ke toilet, perutku sakit," ujar Asahi sembari memegang pundak felix dan jangan lupakan wajah datarnya.
"Oh, yaudah hi ayo ke toilet dulu."
"Tidak usah, kamu pergi ke kantin, nanti aku menyusul," ujar Asahi.
"Ya udah, lu nitip dulu aja biar gua yang pesenin," tawar felix.
"Chocopie saja, terimakasih," Asahi pun melenggang berbalik arah, menuju toilet. Sementara Felix hanya menggeleng melihat perilaku sahabatnya yang masih sama seperti tahun kemarin.
Asahi terus mempercepat langkah kakinya menuju toilet. Namun, saat kurang lebih 50 meter lagi jaraknya dengan toilet.
Semua rasa sakit itu hilang, ia hanya bisa mematung menyaksikan gadis yang selama ini ia sukai sedang mengobrol di depan toilet wanita. Asahi masih di posisi yang sama dengan senyum yang perlahan-lahan mengembang. Rasanya ia ingin menghentikan waktu yang berjalan dan terus mengamati wajah elok adik tingkatnya ini.
Seketika ia terbangun dari lamunan dan mengingat Felix yang telah menunggunya di kantin. Ia pun berbalik arah dan berlari ke kantin dengan senyum yang tersimpul di wajahnya.
"Ada apa nih? bahagia banget keliatannya," tanya Felix.
Asahi tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. Senyum itu masih setia menghiasi wajah tampannya.
"Abis ketemu Nako lu?," goda Felix.
Seketika Asahi tersentak mendengar perkataan Felix.
"K-kenapa kamu bisa tau?" tanya Asahi dengan hati-hati.
"Nahkan bener wkwk, ya udah nih ambil," Felix menyodorkan 2 buah chocopie ke arah Asahi.
"Kenapa kamu membeli 2 buah?" tanya Asahi.
"Mana kenyang hi sebiji doang, dah noh ambil dua biji."
"Baik, ini uangnya," Asahi menyerahkan satu lembar uang Rp100.000.
"Gak ada kembalian, dah lu ambil aja orang cuma chocopie ini," jawab Felix.
"Terimakasih Felix kamu sangat baik."
"Iya, sama-sama Nako," goda Felix.
"Astaga Felix, bagaimana jika orang lain mendengarnya?!" Asahi membulatkan matanya ke arah Felix.
"Perlu gua teriak?"
"Ehh, tidak-tidak," Asahi terus berusaha menutup mulut Felix sementara Felix terus menggoda Asahi dengan bergumam.
'nako~ nako~ nako~'
have a nice day~