21. Membaik

1K 88 9
                                    

"Kekalahan yang merendahkan hatimu lebih baik daripada kemenangan yang meninggikan egomu."

~~~

Jam sudah menunjukkan pukul 04.00 WIB yang artinya sebentar lagi waktu subuh akan datang tapi seorang cowok berbadan kekar masih setia terbaring lemah tak sadarkan diri.

Albara, Rezvan, dan Kenzo duduk dikursi depan ruangan dimana Devaro dirawat karena kecelakaan yang terjadi beberapa jam yang lalu.

Tatapan mereka bertiga sendu dan mereka bertiga memilih bungkam, banyak kekhawatiran yang tercetak jelas dimuka mereka masing-masing atas kondisi sahabat mereka satu ini.

Karena seorang Devaro tidak akan semudah itu buat dikalahkan karena seseorang karena ia orangnya sangat gentlemen dan akan fokus pada tujuan utamanya.

Dan juga moto Devaro adalah 'ga ada kata kalah sama rival sendiri dikamus gue' dan menurutnya jangan mementingkan ego yang membuat kita terjatuh karena ego itu sendiri.

"Gue yakin ada yang sengaja buat nyelakain Devaro." pikir Albara

"Devaro kan selalu ngecek motornya setiap saat, aneh lah tiba-tiba mau finish remnya bisa blong gitu." heran Rezvan

"Kalo pelakunya emang bener geng FIRE, sumpah sampai ajal menjemput gue pun ga bakal gue kasih ampun itu brengsek." seru Kenzo dengan amarahnya

"Gimana coba bisa bikin jera tu anak, ada aja cara licik yang dipakek." kesal Rezvan

"Hmm kalian ngeliat seseorang misterius itu ga selama balapan?" tanya Abara

Mereka bertiga mencoba mengingat kembali lagi kejadian selama balapan beberapa jam yang lalu itu.

"Gue liatnya sekilas ya ini ada orang makek jaket item tapi tudungnya ditutupin gitu jadi ga kelihatan itu siapa." jelas Rezvan

"Tapi dia ga ada diarena selama balapan berlangsung kan?" tanya Albara

"Dia kayak yang lewat gitu aja, ga ikut dikerumunan penonton." jawab Rezvan

"Soalnya tadi tu rame yang nonton sih jadi gue cuman fokus ke Devaro dibanding ngeliatin orang-orang sekitar." ujar Kenzo

Memang benar bahwa tumben-tumbenan juga malam tadi selama balapan banyak juga yang nonton membuat mereka bertiga tidak fokus akan kerumunan sekitar.

"Habis Devaro sembuh kita harus kasih pelajaran sama brengsek kek mereka." Albara mengepal tangannya kuat

Cklekkk...
Seorang dokter keluar dari ruangan dimana Devaro dirawat dengan raut muka yang sulit diartikan.

Albara, Rezvan, dan Kenzo pun langsung berdiri dan menanyakan gimana kondisi Devaro saat ini. "Dok gimana keadaan teman saya?"

"Apakah ada keluarganya disini?" tanya dokter tersebut kepada mereka bertiga

"Kalian ga hubungin mamanya Devaro?" bisik Albara

"Devaro kan biasanya paling gamau bikin mamanya khawatir makanya ga gue hubungin dulu." balas Kenzo

"Pura-pura aja kita itu sepupunya." suruh Rezvan

"Kita sepupunya, gimana Devaro udah sadar belum dok?" khawatir Albara

"Devaronya udah sadar, tidak ada luka serius hanya benturan keras yang menghantam kepalanya jadi pagi ini juga sudah dibolehkan pulang." jelas Dokter tersebut yang mengubah raut wajah mereka bertiga menjadi senang

"Beneran dok? Alhamdulillah yaallah." kaget Kenzo dengan sumringahnya

"Kami boleh masuk kan dok?" tanya Rezvan

Princess Ice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang