Dirga

38 5 1
                                    

Menjalani kehidupan tak semudah tersenyum di depan orang-orang hanya untuk menunjukkan keadaan yang nyatanya jauh dari kata baik-baik saja.karena pada dasarnya hidup seperti langit,yang tak melulu cerah tapi juga mendung,kadang hujan,dan kadang panasnya minta ampun.hidup yang tak selalu indah dan tak tentu mudah,atau lebih tepat dianggap rumit bagi kebanyakan orang yang mempunyai segudang masalah.

Semua orang pasti memiliki caranya masing-masing.entah itu menyelesaikan masalah atau mencari sesuatu sebagai pelampiasan.seperti sekarang,aroma alkohol berpadu rokok merebak disetiap sudutnya.di bawah minimnya cahaya orang-orang saling berjingkrak dan bersenggolan satu sama lain,seolah menikmati musik yang berdentum begitu keras.

Lautan manusia itu semakin menjadi kala wanita dengan pakaian ketat mulai mengambil alih perhatian dengan musik yang dimainkannya.

Dunia malam mungkin terdengar asing bagi sebagian orang yang tak menyukai tempat bising dengan aroma khas tersebut.namun,semua itu tak berlaku bagi mereka yang memang ingin menikmati dunia atau karena 'membutuhkan' tempat sebagai pelarian dari problematika kehidupan.

Cowok berjaket jeans menghela napas berat dengan apa yang dilihatnya sekarang.kerumunan manusia dilantai dansa tak kunjung membuatnya tertarik untuk bergabung.sebagian hatinya memaksa pergi namun tidak dengan pikiran yang selalu menyuruhnya kemari.akhirnya cowok itu menyadarkan punggungnya,merasa pegal sembari memejamkan mata.

"Tumben Mita nggak nyamperin lo Ga" celetuk Aji,matanya mengarah kepada salah satu cewek yang duduk di mini bar tak jauh dari tempatnya kini.

"Itu sih kode kali...biar Dirga yang nyamperin duluan.ya nggak Ga?" goda Ical dengan memainkan  kedua alisnya naik dan turun,tapi Dirga hanya diam membuatnya terkekeh pelan.

"Btw soal Mita nih ye..tadi siang gue lihat dia diboncengin sama cowok kayaknya sih dianterin pulang" Dika mulai  bergosip setelah meneguk minuman berwarna karamel ditangan,membuat cowok yang duduk dengan kaki sebelah disilangkan itu mengernyit.

"Siapa?"

"Itu Ji..si kapten sepak bola SMA Garda yang kemaren tanding sama sekolah kita"

"Evan?" tebak Aji dan Dika mengangguk ."ho'oh!denger-denger juga Evan ngejar-ngejar Mita buat balikan lagi.tapi ya gitu,taulah Mita orangnya kayak gimana"

dengan sengaja Aji menyikut perut Dirga membuat cowok berjaket jeans yang sejenak memejamkan mata lantas menoleh kesal.

"apa!"

"Lo kecolongan Ga!si Evan aja udah mulai ngibarin bendera balikan"

"Bukan urusan gue," Dirga mendengus,"lo pada ngajak gue kesini cuma buat bahas itu?"

"Ya enggaklah!kita disini tuh buat seneng-seneng,nikmatin yang namanya hidup!" Bayu mengangkat gelas yang isinya tersisa setengah lalu meneguknya hingga tandas.

"Ga..Ga..lo udah dikasih yang enak malah nggak mau!Mita tuh kurang apalagi coba?udah cakep,bening,mulus,apalagi bodynya tuh...mantep banget dah"

"Dirga mah seleranya tinggi Dik!yang kalem dan ada manis-manisnya gitu," Ical nyengir sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada."santai Ga..gue becanda kali.gitu amat lihatnya kayak mau nerkam gue.ampun!ampun!dedek takut bangggg"

"Kalo nggak inget Dinda,udah dari dulu gue embat Mita,gue jadiin pacar"

"Belum lo ajak Mita udah tolak lo duluan kali Dik!"

"Ho'oh!si Dinda aja nggak mau sama lo!pake banding-bandingin segala sama Mita" timpal Ical satu pendapat dengan Aji.

Dika berdecak,"yang namanya jodoh tuh nggak ada yang tau..kecuali Tuhan yang menentukan dan manusia yang mau berusaha"ucapnya kemudian bangkit mengambil minuman.

"Ga,Ji,lo pada nggak mau nambah?"

"Lo berdua aja" ucap Aji mewakili Dirga.

"Kenapa dia terus ngejar gue" ucap Dirga setelah sekian lama diam menyelimuti keduanya.

"Seharusnya lo tanya itu ke dia Ga.tapi selama ini yang bisa gue simpulin ya memang Mita bener-bener butuh lo"

"Dia harus pergi dan nggak seharusnya ada dihidup gue"

"Gue tau..tapi dia bukan beban Ga," menghela napas sejenak,"biar pun lo nggak suka sama dia,tapi seenggaknya lo hargain perjuangan Mita.sadar nggak sadar Mita udah berjuang sejauh ini buat lo"

Dirga tak menyahut,namun sudut matanya sempat mengarah ke cewek yang sedari tadi menjadi bahan obrolan,sebelum tangannya menyambar kunci motor dimeja dan melenggang pergi menerobos kerumunan tanpa sepatah kata pun.

Dan Aji yang menangkap jelas gerak-gerik Dirga pun tersenyum samar.Dirga yang kebanyakan orang bilang tidak punya hati,nyatanya masih memiliki rasa peduli.

"Dika lo tinggal?" tanya Aji kepada Ical yang baru saja datang,sendirian.

"Yang biasa aja gimana..kayak nggak tau aja kalo lihat cewek bohay dikit" kata Ical sembari mendaratkan pantatnya disamping Aji.

"Gue kira dia tobat setelah ngomong kek tadi"

"Seharusnya kalo Dika ngomong gitu atau berubah waras berarti ada yang konslet sama otaknya.terbuktikan sekarang?"

Beberapa saat keduanya diam,sibuk dengan kegiatan dan pikiran masing-masing hingga cowok berbadan gembul itu menatap Aji yang tengah sibuk dengan handphonenya."Dirga mana Ji?"

"Barusan cabut" balas Aji membuat Ical tersedak."kenapa lo?"

Dengan cepat Ical mencari kontak Dirga dan menempelkan benda pipih tersebut ditelinganya.Aji semakin dibuat penasaran apa yang sebenarnya terjadi sampai-sampai Ical menggerutu kesal karena handphone Dirga tidak bisa dihubungi sampai beberapa kali.Namun tanda tanya besar yang sedari tadi bersarang dikepalanya lenyap begitu saja digantikan helaan napas panjang mendengar apa yang Ical ucapkan pertama kali setelah terhubung.

"GA!!TEGA BANGET LO TINGGALIN GUE!!!!KATANYA MAU BELIIN GUE BATAGOR!!"

"GA!!TEGA BANGET LO TINGGALIN GUE!!!!KATANYA MAU BELIIN GUE BATAGOR!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

02april2020

Nurma febriana
Penulis amatir yang lagi ngupil..ups**

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DirgamitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang