Pertemuan Pertama

631 38 7
                                    

  Fluke P.o.V

"Selamat datang .... " seseorang di dalam bar itu menyapaku dengan ramah.

"Apa yang mau Anda pesan ???"

"Eum, sebenarnya Aku tidak terbiasa dengan minuman berakohol " jawabku dengan suara yang menurutku bernada sangat canggung

"Heum, Bagaimana dengan lime soda. 0% kandungan alcohol, hanya soda yang akan aku racik dengan perasan lime syrup. Oh ya, syrup yang aku gunakan adalah yang terbaik " bartender bernama Bosston (yang ku tahu dari nametag-nya) memberikanku satu pilihan minuman  yang mungkin cocok denganku yang bahkan tidak pernah menyentuh minuman berakohol selama 23 tahun hidupku

"Bob ... boleh, Phi .. Terimakasih" dia tersenyum mendengar suaraku yang mungkin terdengar sangat aneh.

Ini pengalaman pertamaku memasuki gay bar di Bangkok. Aku melakukannya bukan tanpa alasan. Aku fikir akan lebih baik jika sesekali pergi ke tempat seperti ini.

"Silahkan ... Jika ada sesuatu yang Kau inginkan panggil aku saja , Nong" Phi Bosston datang dengan segelas lime soda seperti pesananku sebelumnya.

Tegukan pertama, rasanya aneh ... Saat Aku hendak melanjutkan meminum minumanku, dua orang lelaki tiba-tiba mendekatiku.

"Hay, apa Kau datang sendiri ??? Sepertinya Kau terlihat tertekan ... " sapanya terdengar ramah, namun jujur saja ... Itu mengerikan untukku setelah gigi taring terlihat saat dia tersenyum

"..... Kenalin, Aku Mark ... Dan ini temanku Perth " Aku hanya membalas dengan senyuman yang kupaksakan.

"Heuy, sepertinya kau menakutinya, Mark. Ngomong-ngomong, santai saja, Nong. Kami tidak akan menggigitmu. Apakah Kau butuh teman untuk minum bersamamu ??? Kami bisa menemanimu kalau kau tidak keberatan "

"Cih ... Jangan percaya dengannya , Nong. Si Perth gila ini belum mendapat suntikan anti rabies. Jadi, siapa namamu, Nong manis ??? "

"Shiaaa ... Mark, coba Kau lihat siapa yang baru saja datang ..." lelaki yang ku tahu bernama Perth nampak terkejut. Padahal Aku baru saja ingin memperkenalkan diriku.

"Heuy, siapa maksudmu ??? " Mark bertanya sambil celingukan, Aku tidak tahu sejak kapan tangan kirinya merangkul pundakku. Aku merasa tidak nyaman

"Arahkan pandanganmu ke pintu masuk, bodoh !!!! "

"Shit !!! Ohm Thitiwat " bersamaan dengan umpatannya , aku menoleh kearah pintu masuk.

"Fuck, bajingan itu kembali, Mark. Padahal Aku berharap dia tidak akan lagi menunjukkan batang hidungnya di Thailand"

"Euh, sialan !!! Coba lihat gayanya berjalan. Dia fikir ini red carpet Hollywood ???"

"Eum, siapa dia ? Apakah dia seorang selebriti ??" akhirnya rasa penasaranku mengalahkan kegugupanku.

"Ai Nong, coba perhatikan gaya congkaknya ! Namanya Ohm Thitiwat. Setahuku dia seorang CEO suatu perusahaan atah manager , entahlah apa jabatannya. Yang jelas dia orang kaya dan sukses "

"Mark bodoh !!! Kenapa di saat seperti ini Kau malah seolah mengagumi rivalmu? "

"Au, memang itu yang di katakan semua orang. Dia bahkan terkenal di bar ini. Dengan semua yang dia miliki tidak seorangpun yang akan menolak untuk diajaknya ke tempat tidur. Akupun bersedia jadi bootom kalau dia menginginkanku .... Ehehehhee "

"Dasar idiot" sesaat setelah Perth memaki Mark, aku menoleh lagi ke arah lelaki tinggi besar yang baru saja masuk ke dalam bar

"Dasar idiot" sesaat setelah Perth memaki Mark, aku menoleh lagi ke arah lelaki tinggi besar yang baru saja masuk ke dalam bar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan yeah, dia hot. Apalah dayaku yang hanya si culun dengan kaca mata tebal ini. Bahkan aku datang ke bar yang baru pertama kali ku kunjungi dengan tampilan yang sangat berantakan. Ahhh... Sudahlah , akan segera kuhabiskan minumanku dan pulang saja.

"Jadi, apa sekarang kita berteman ??? Aku dan Perth bisa menemanimu semalaman atau lebih"

"Eum, aku hanya mampir saja .... Dan setelah ini akan segera pulang"

"Ai Nong ... Kenapa kau kaku sekali ??? Aku dan mark sudah sukarela menghampirimu yang terlihat stress"

"Ta... Tapi aku tidak , me....menyuruh kalian untuk repot-repot menghampiriku"

Beberapa saat kemudian, tanpa kami bertiga sadari .... Sebuah tangan besar bertengger di pundakku.

"Hay , Bro.... !!! Dia bilang, dia tidak menyuruh kalian untuk menemaninya. Jadi kenapa kalian terlihat sebal dengannya???"

Ohm Thitiwat ??? Ya, lelaki yang baru saja kami bicarakan menghampiri dan kenapa sok akrab sekali ??? Apa memang seperti ini cara mereka berinteraksi di bar ???

"Ck... Kita cabut dari sini Mark, Aku malas berurusan dengan orang culun macam dia" dan mereka berduapun pergi. Meninggalkan ku bersama lelaki yang masih meletakkan tangannya di pundakku.

"Cih... Dasar para pecundang " kemudian dia mengambil tempat duduk di sebelah kursiku. "Aku tidak pernah melihatmu kemari sebelumnya??? "

"Eumm, Ak .. Aku baru pertama kali kesini" tatapan mata Ohm Thitiwat sangat mengintimidasi, heyyy... Kemana perginya suaraku ???

"Oh, pantas saja wajahmu sangat asing. Well, Aku Ohm Thitiwat. Kau boleh memanggilku Ohm atau ..." sesaat dia memberi jeda pada perkataanya sedikit berfikir "... Kau juga boleh memanggilku Phi, ahahahahhaa..., tapi aku akan marah kalau kau memanggilku Paman. Aku tidak setua itu kan ???"

Aku gugup, sangat. Hanya mengangguk tanda mengerti. Jantungku, tolonglah jangan berdetak terlalu kencang, aku belum ingin mati muda.

"Heuyyy !!! Ohm !!! Kapan kau sampai ?? Kenapa tidak mengabariku ?? " suasana canggung terpecah oleh suara Phi Boss

"Ah ,... Phi Boss. Aku hanya mampir sebentar. Semalam Aku baru sampai Bangkok"

"Kau nampak jauh lebih hot dari setahun lalu saat terakhir berpamitan ke New York. Dan lihatlah --- WoWww woow wowww, tubuhmu bahkan lebih atletis"

"Hahhahah, jangan berlebihan memujiku , Phi. Well, tolong berikan aku minuman seperti biasanya"

"Siap !!! Laksanakan !!!" Phi Boss, terlihat begitu cekatan menuangkan cairan-cairan yang diraciknya kemudian menampungnya ke dalam lima gelas kristal bening hingga disajikan bersama bongkahan besar es batu.

"Ok, minuman khusus untuk teman lamaku siap dan Ku jamin kali ini lebih nikmat dari setahun yang lalu"

"Dasar, Phi Boss. Kau tidak pernah berubah Phi"

"Hahah, so...nikmati malammu Ohm. Aku akan melayani pengunjung yang lain. Panggil aku jika kau ingin kubuatkan minuman surga ini lagi. "ujarnya seraya menjejerkan lima gelas minuman dengan rapi di depan Ohm. Dari sini Aku pastikan bahwa si Ohm Thitiwat ini adalah pelanggan tetap di bar yang ku kunjungi.

Sepeninggal Phi Boss, Ohm kembali mengalihkan pandangannya padaku.

"Jadi, Nong ... Katakan padaku kenapa kau bisa sampai di tempat ini ?"

Aku diam, sungguh ---- suaraku menghilang.

"Apa kau habis putus cinta ??? "

Perkataannya seperti satu pukulan telak mengenai ulu hatiku.

"Atau pernyataan cintamu baru saja di tolak ???"

Dua pukulan ---- dan aku masih diam, namun aku yakin wajahku telah berubah pucat sekarang.

"Eh.... Kenapa hanya diam??? Jangan-jangan kau bahkan belum mengungkapkan perasaan tapi sudah ditolak ??"

Pukulan ketiga ---- CUKUP !!! 

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sorry, I think I love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang