setelah dua tahun pergi dari kota asalnya, disinilah seobin berdiri. di apartemen lamanya yang ia tempati ketika berkuliah.
jantungnya berdetak cepat, jemarinya gemetaran membuka kunci apartemennya sendiri. pemuda yoon itu berusaha menenangkan dirinya. meyakinkan dirinya bahwa tidak apa-apa.
tidak ada yang akan menyakitinya.
"tenang seobin," gumamnya berkali-kali.
seobin melangkah masuk, maniknya mengamati dengan seksama tempat yang dulu ia tinggali. rasanya masih sama. tidak ada yang berubah.
segala kenangan silih berganti berdatangan.
"bin, ini cia rewel nyariin kamu." suara sang kakak menyadarkan seobin dari lamunannya.
seobin meraih bayi kecil berusia satu tahun dua bulan itu. bibirnya mencebik lucu dan tangan kecilnya menepuk pelan kedua pipi seobin.
"iya iya papa disini kok, cia laper hm?" si kecil menggeleng ribut. lalu, jari kecil itu menunjuk tas lumayan besar yang berisi mainan miliknya.
nayeon yang sedari tadi melihat interaksi ayah dan anak itu hanya bisa menggeleng pelan. "dia mau mainannya itu, dek."
sedang sang papa hanya tertawa pelan, "sebentar ya, cia duduk disini sama tante nay, papa masih harus berbenah." seobin meletakan cia di ruang tv dan mengambilkan buku gambar yang akhir-akhir ini menjadi favorit cia.
"kamu yakin sama keputusan kamu, dek?" nayeon bertanya ketika seobin meletakan koper miliknya dan cia didepan pintu kamar.
"kalo enggak yakin aku enggak ada disini, kak." seobin tersenyum kecil. "kakak juga bilang kan kalau aku harus berdamai dengan masa lalu?"
nayeon mengangguk, "kakak ikut senang, kamu berhak bahagia."
"makasih, kak."
.
.
.
keesokan harinya seobin sudah siap dengan cia digendongannya. seobin mengajak bayi kecilnya itu ke taman dekat apartemennya. sekaligus berbelanja bahan makanan keduanya.
"pipinya cia, makin embul," kata seobin sembari menciumi gemas pipi sang anak.
dihadiahi tawa riang dari cia.
"ppa pa... pa!" jemari kecilnya menahan wajah seobin yang masih menciuminya.
"haha iya iya."
seobin meletakan bayi gembul itu dikursi taman.
"cia senang?"
seakan mengerti bayi kecil itu mengangguk antusias. jemarinya bahkan sesekali bertepuk tangan tanda bahwa dirinya bahagia.
"habis dari taman kita beli bahan makanan cia ya?" seobin mengelus pelan pipi gembul bayinya.
mendengar mata makan, manik sipit si kecil berbinar bahagia. "mam!"
"makan aja semangat kamu," ledeknya.
mungkin kalau sahabatnya ada disini seobin sudah pasti diledek habis-habisan, 'kayak kamu enggak aja mbul.'
seobin rindu masa-masa itu. dimana mereka masih bisa berkumpul bersama. terkadang seobin merasa kenapa waktu cepat sekali berlalu?
"papa sayang cia, sayang banget."
"bin? seobin kan?" jantung seobin berdetak kencang.
siapa yang mengenali dirinya? tidak mungkin kan dia?
'kumohon jangan dia.'
seobin menang sedang mencoba berdamai dengan masa lalu. tapi, tidak secepat ini. seobin tidak mau bertemu dengannya secepat ini. pemuda yoon itu takut, takut kalau bayi kecilnya di bawa pergi dari sisinya.
dia hanya punya felicia saat ini.
.
.
.
tbc
orel membawa kembali cerita kapal hantu kesayangan kita iniii ehehe
aku kangen nulis di wp:') dan juga kangen kapal hantu ini huhu. semoga ga mengecewakan ya!
ps : aku rubah nama peran baby nya ya ehehe
YOU ARE READING
breakdown ; younbin
Fanfiction"lagipula ini hanya kesalahan, semua ini salah. jadi biar aku yang mengurusnya sendiri." 📍part of exchange 📍seungyoun x seobin 📍angst, romance, m-preg 📍slow-burn