kosong dua

111 11 2
                                    

"beneran seobin! astaga bin kemana aja sih? tau tau ngilang gitu aja!" cerocos pemuda dihadapannya.

seobin menghela napas, lega. dihadapannya ini yuvin, song yuvin teman berkelahinya dulu. aish seobin jadi merindukan pemuda ini.

"heh malah bengong." yuvin mencubit pipi seobin pelan.

"aduh!" seobin menatap yuvin galak. kebiasaan si pemuda song itu tidak berubah.

merasa diabaikan dua orang dewasa felicia menepuk pipi seobin. "mam!"

"eh iya baru sadar, bayi siapa ini?" yuvin menatap seobin bingung.

seobin mengigit bibir ragu. pasalnya tidak ada yang mengetahui tentang felicia. selain dirinya dan keluarganya sendiri. yang mereka tau hanya seobin yang tiba-tiba menghilang setelah acara kelulusan.

"bin?" panggil yuvin. "mau cerita? kafe kesukaan kamu dulu dideket sini."

"boleh."

keduanya berjalan beriringan menuju kafe yang dulu selalu menjadi tempat favorit seobin. sesekali bercanda dengan felicia.

"aku pesen kamu duduk aja ya." seobin mengangguk lalu, mencari tempat di pojok kafe. tempat ternyamannya.

seobin sibuk memikirkan, bagaimana dia menceritakan semua ke yuvin? haruskah ia jujur?

yuvin kembali dengan membawa nampan berisi pesanan mereka. "nih, aku beli cookies untuk felicia. aku ga tau dia udah boleh makan ini atau belum." yuvin meringis kecil.

pengetahuannya tentang bayi sangatlah minim.

"gapapa, cookies makanan pendamping kesukaan felicia," sahut seobin.

keduanya kembali terdiam. seobin sibuk menyuapi cookies ke yeojin dan yuvin yang masih menatap keduanya bergantian.

"apa kabar?" yuvin kembali membuka suara.

"seperti yang terlihat, i'm totally fine. kamu sendiri gimana?" seobin menjawab dengan tenang.

"aku baik, kami semua baik."

gerakan tangan seobin terhenti begitu yuvin menekankan kata 'kami'. lalu, kembali menyuapkan potongan kecil kue itu ke felicia. seolah tidak mendengar apapun yang diucapkan pemuda song itu.

"kenapa menghilang gitu aja setelah kelulusan? kami semua panik nyariin kamu. ke apartemen kosong, ke rumah kamu kosong, bahkan kak nayeon, kak yerin dan tante fei ga bisa kami hubungin." yuvin bertanya panjang lebar seakan tidak memberi kesempatan seobin untuk menyela.

"mama buka cabang perusahaan baru, vin," sahut seobin setenang mungkin. "dan mama nyuruh aku ikut dia." seobin tak sepenuhnya berbohong.

memang sang ibu membuka cabang baru untuk bisnisnya dan fei mengajak seobin untuk ikut. jelas seobin memilih ikut sang ibu.

keadaan waktu itu sangat kacau dan seobin butuh pergi jauh untuk mendistraksi pikirannya sendiri.

"kenapa ga ngasih tau kami?"

karena aku ga mau kalian semua tau.

"enggak sempat, semuanya mendadak."

yuvin menghela napas kasar, "enggak sempat." yuvin menjeda perkataannya kemudian menatap datar seobin, "enggak sempat atau kamu memang sengaja pergi menjauh dari dia?"

seberapa lama seobin tidak bertemu dengan yuvin, pemuda song itu tidak akan lupa dengan sifat sahabatnya itu. seobin tidak bisa membohongi yuvin.

sekeras apapun seobin mencoba.

"bin, kamu mungkin bisa bohongin yang lain. tapi enggak sama aku."

"kejadian itu terlalu membekas, vin. kamu tau rasanya?" seobin mengalihkan pandangannya, memfokuskan pandangan pda bayi kecil yang asik bermain dengan boneka miliknya. "sakit banget, kemudian aku mikir. salahku apa sih? kurangnya aku itu apa?"

"rasanya tuh kayak kamu udah diterbangin tinggi banget, terus dijatuhin dengan mudahnya."

felicia yang merasa sang papa bersedih meletakan bonekanya lalu, menepuk pelan lengan seobin. menatap seobin dengan raut sedih.

seobin tersenyum, "kenapa sayang, hm?"

"ppa pa!" serunya sembari menggeleng. tanda bahwa seobin tidak boleh bersedih.

yuvin memperhatikan bagaimana telatennya seobin menenangkan si kecil. ah sahabatnya sudah banyak berubah. hanya dalam kurun waktu dua tahun.

tidak ada seobin yang manja.

tidak ada seobin yang suka merengek.

tidak ada seobin yang jahil.

dihadapannya ini yang ada hanya seobin yang tenang, seobin yang lebih dewasa.

"kalau kamu mau tau alasan aku pergi selain mama, ya dia."

"dia tau?"

seobin mengulas senyum tipis, "aku ngasih tau dia sebelum aku pergi."

yuvin mencoba mengingat kejadian sebelum seobin pergi. yang dia tau waktu itu seungyoun bak orang kesetanan mencari seobin kesana kemari. yuvin pikir waktu itu hanya karena seobin menghilang. tapi, yuvin sendiri tidak tau kalau penyebab seungyoun nyaris gila karena seobin pergi bersama anaknya.

senyum itu kembali hadir namun, terlihat menyakitkan bagi siapapun yang melihat. "kamu juga kan tau, sebelum aku pergi itu hubungan kami enggak baik-baik aja."

"lagipula ini hanya kesalahan, semua ini salah. jadi biar aku yang mengurusnya sendiri."

"bin, kamu harus tau gimana dia waktu kamu tinggalin. gimana kacaunya dia waktu itu."

seobin terdiam, sebelum meraih felicia kepelukannya. bayi kecilnya mengantuk. "aku cuma nurutin kemauan dia waktu itu, dia benci banget sama aku waktu itu sampai ga mau lagi liat aku disekitar dia."

"jadi aku pikir dengan perginya aku enggak akan membuat dia kehilangan."

.

.

.

tbc

ini masih satu part sama exchange ya. cuma ini cerita setelah mereka lulus kuliah gitu.

dan mungkin ada beberapa yang beda dari di exchange. kayak misal tadinya seungyoun cuma punya papa bisa aja disini ortunya lengkap, gituu.

oh iya aku mau tanya,

apa kalian oke dengan m-preg dicerita ini?

ps : ini udh ada di draft dari bulan april tp aku baru sempet update skrg:")

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 07, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

breakdown ; younbinWhere stories live. Discover now