Prolog

22 1 0
                                    

"Apa ini?!"

"Tuhan mengabulkan doaku?"

"..."

"Selamat tinggal.."

"Semuanya"







[REPLAY]







13 Agustus 2015

"Cie yang ultah"

Aku berdiri sambil membawa sebuah kotak berwarna cokelat di hadapannya.

"Happy Birthday Jaemin"

Iya, Jaemin. Anak laki-laki banyak tingkah itu berulang tahun hari ini.

"Wihhh ada apanih, kado-kadoan segala"

Haechan si perusuh tiba-tiba mengambil alih kotak di tanganku sebelum Jaemin mengambilnya.

Memang ya anak ini!

"Woi apaansi!  Kamu gila ya woy!! Haechan!!" kesalku hendak mengambil hadiah itu

Tapi apa daya, aku si kurcaci ini mana bisa mengambilnya. Haechan punya tubuh yang tinggi, kakinya saja panjang sekali.

"Mark! Liat nih temen kamu jail banget! Mark ihh bantuin napa" aduku pada Mark.

Mark itu seperti raja. Semuanya tunduk padanya, kecuali aku. Mark yang tunduk padaku hehehe.

"Chan udahlah, gak sopan ngambil hadiah orang"

Dan salam satu detik Haechan langsung memberikan itu pada Jaemin.

Yang aku kesal kenapa yang punya hadiah hanya berdiri sambil senyum-senyum tidak jelas.

"Maaf deh hahaha"

Aku memutar bola mataku malas ke arah Haechan.

"Jeno, Renjun, Jisung, Chenle! Kalian juga malah ketawa-ketawa doang! Gak suka ya aku! Males ah!"

Aku melangkahkan kakiku keras-keras sambil menjauhi mereka. Setiap hari kenapa mereka selalu menyebalkan sih? Dari aku kecil sampai sekarang.

Herannya, kenapa aku mau berteman dengan mereka?

"RENAAAAAA!"

grep

Mereka bertujuh datang ke arahku. Ada yang memegang pundakku, sebagian memegangi tanganku.

"Rena apaan sih pundungan, sini sini mau apa di beliin ya?" Haechan

"Gaperlu"

"Aku beliin boba mau? Atau seblak" Renjun

"Gausah aku bisa beli sendiri"

"Hari ini aku anterin pulang deh, sampe kamar oke?" Jisung

"Gamau, aku dijemput Kak Doy"

"Aku beliin es krim ya? Sekotak?" Jaemin

"Dirumah banyak"

"..."

"Kok diem?" lirikku ke arah Jeno dan Mark bergantian

Biiasanya mereka berdua ikut heboh kalo aku marah, tapi kali ini mereka diam saja.

"Kalian gak bujuk aku gitu?" elakku, "Ohh jadi kalian suka ya aku marah? Oke fine"

"Ren" suara Jeno sangat dingin, sumpah aku kesal sekali dengannya. Entah berapa kali dia seperti ini padaku hari ini

"Apa? Mau balik marah?" tanyaku

"Rena udah ya marahnya, ayo ah" tanganku tiba-tiba di raih oleh Mark.

"Ish, apaan sih pegang-pegang!?"

Jaemin, Haechan, Renjun, Jisung, dan Chenle hanya terdiam sambil memperhatikan.

Aku juga menjadi bingung, kenapa aku sekeras itu pada Mark? Huhu maaf Mark.

"Yaudah aku beliin album EXO gimana?" tiba tiba Chenle menyaut

"Kyaaaaa Chenle mau!! Hish jadi sayang deh hehehe, bener ya tapi?"

"YEUUUUU"

Kepalaku ditoyor oleh mereka. Aku hanya bisa menggaruk kepalaku seperti anak-anak.

"Album aja yang ada di kepala, pelajaran gak pernah masuk" saut Jeno

Aku menyernyitkan dahiku, "Maksudnya apa sih? Jeno kamu seharian ini nyolot terus sama aku, kamu marah?"

Tanpa menjawab Jeno malah pergi begitu saja dari hadapanku. Setelah itu Mark mengejar Jeno.

Aku bingung menatap mereka dengan tatapan kesal. Kenapa mereka berdua seperti itu?

Aku membalikan tubuhku ke arah mereka yang masih tersisa disini dengan wajah kesal, "Kalian mau jelasin sesuatu sama aku?"

"Kita gak tahu apa-apa, beneran" Jawab Jaemin cepat

"Aneh" gumamku

"Yaudahlah, ayo balik ke kelas bentar lagi bel"

Kami ber-enam kembali ke kelas tanpa mempedulikan kejadian tadi. Kami bercanda seperti biasanya.

Aku menjalani hari itu biasa saja, seperti hari biasanya. Tanpa tahu, dari situlah semua masalah akan dimulai.

ReplayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang