• REJECTED 3 •

327 90 69
                                    

Mau kau katakan atau tidak bila dasarnya ia tak peduli, ya, percuma.

- Oca -

"Ra, udah baikan ?!" tanya Oca yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.

"Astagfirullah, Oca!! bisa ngak sih, Oca ngak usah ngagetin Ara. Kalo Ara jantungan gimana?!" ujar Ara seraya mengusap halus dada nya.

"Kalo Ara jantungan, terus mati. Entar Oca sahabatannya sama siapa?" ujar Oca seraya berjalan mendekat ke arah Ara.

"Sama arwahnya Ara sih! Lagian Oca doain Ara mati."

"Ngak mau ih. Mending Oca temenan sama kerak wajan aja, daripada sama Ara. Udah jangan bahas itu merinding, tau!"

"Yang Oca, maksud kerak wajan itu, siapa?" tanya Ara dengan dahi mengerut.

"Brian" balas Oca seraya tersenyum simpul.

"Oca, suka sama Brian?!"

"Ngak tau juga, tapi akhir-akhir ini Oca sering banget kepikiran dia. Atau Oca kepikiran dia karena, Oca benci banget sama dia mungkin atau apalah Oca bingung!" jelas Oca seraya mengangkat bahunya acuh tak acuh.

"Benci itu awal dari cinta loh. Tapi Ara saranin sih, lebih baik Oca sama Banu aja! Banu baik loh." Jelas Oca seraya bangkit dari tempat tidur UKS.

"Hati ngak pernah bisa nentuin pilihannya, Ra. Karena siapa yang singgah di hati udah di atur sama tuhan. Tergantung cara kita menyikapi perasaan itu aja, Ra. Kalo dia cuman singgah jangan kasih dia hati, tapi kasi dia kopi, karena dia cuman sebatas tamu." Jelas Oca seraya membantu Ara berjalan menuju kelas mereka.

"Daebak! Oca pinter banget, kalo masalah percinta!" ujar Ara seraya tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Karena gue pernah ngerasain rasanya di tinggal pas lagi sayang-sayang nya!"

"Idih. Kok Oca malah curhat sih!" ujar Ara.

"Ara duluan, bukan Oca!"

"Oca duluan!"

"Ara!"

"Oca!"

"Udah, gue duluan. Eh Ra, udah baikan?!" ujar Kenan. Lelaki bertubuh atletis dengan bahu lebarnya.

"Maaf! Siapa ya?" tanya Ara seraya mengerutkan dahinya.

"Dia yang bantuin gue pas lo pingsan di pelukan gue, Ra. Dia malaikat ganteng lo!" celetuk Oca seraya tersenyum ramah ke arah Kenan.

"Oh, ya. Makasih lo, udah bantuin Ara. Makasih sekali lagi hmm....maaf nama lo siapa?" tanya Ara seraya mengaruk tengkuknya.

Mengaruk tengkuknya adalah kebiasaan Ara ketika ia sedang bingung atau di landa masalah yang sulit ia ceritakan.

"Kenalin gue Kenan Geovanni Sanjaya, panggil aja Kenan. Gue anak kelas XI Ipa 2. Anak kelas sebelah!" ujar Kenan seraya menjulurkan tangannya.

Tangan kekar dengan urat nadi yang terlihat jelas serta tubuh Atletis, adalah bukti jika Kenan sangat suka olahraga.

"Oh. Kenalin nama gue Ara Kanaya Putri, biasa di panggil Ara. Panggil sayang juga boleh?!" Jelas Ara dengan nada bercanda di akhir kalimatnya. Setelah itu ia menjabat tangan kekar Kenan.

REJECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang