Part 2

99 13 2
                                    

“Kenapa kau harus terkejut seperti itu?” tanya Wonwoo sembari tersenyum. Ia mengubah posisinya menjadi berdiri di hadapan Seokmin.

“Kau bilang bahwa kau tidak menyukainya.” ujar Wonwoo lagi.

“Y–ya, aku memang tidak menyukainya.” sahut Seokmin masih terkejut.

“T–tetapi kenapa harus Miyeon? Banyak perempuan cantik di sekolah.” lanjut Seokmin.

“Ya, kau benar. Di kelas baruku pun banyak perempuan cantik. Ada anak baru perempuan di kelas yang sama sepertiku, dan dia pun juga cantik. Tetapi aku tidak menyukai mereka.” ucap Wonwoo.

“Maksudmu kau menyukai Miyeon?!” Seokmin kembali terkejut.

“Sepertinya begitu.” jawab Wonwoo.

“Yak, hyung! Kau bahkan belum 24 jam mengenal Miyeon.” kata Seokmin menatap Wonwoo dengan tidak percaya.

“Kau pikir aku percaya jika kau bilang suka padanya?!”

Love at first sight. Kau percaya itu?” bisik Wonwoo. Seokmin terdiam sembari menatap kembarannya.

Cinta pada pandangan pertama? Yang benar saja. Jika itu memang terjadi, dia mungkin sudah berpacaran dengan Miyeon saat ini. Tetapi nyatanya Seokmin tidak memiliki perasaan sedikit pun pada Miyeon. Selain rasa sayangnya sebagai sahabat. Bagaimana mungkin Wonwoo bisa menyukai Miyeon dengan begitu cepat?

“Berhentilah bicara omong kosong. Aku akan ke rumah Miyeon sebentar. Sebaiknya kau cepat bersiap-siap atau aku tidak mau menemanimu pergi.” kata Seokmin dan langsung meninggalkan Wonwoo dengan wajah kesal.

Seokmin menuruni tangga rumahnya sembari menggelengkan kepalanya. Masih tidak dapat mempercayai ucapan Wonwoo barusan. Baiklah, Miyeon memang sangat cantik menurut Seokmin. Tidak ada perempuan yang lebih cantik daripada Miyeon di sekolah menurutnya. Wajar saja jika banyak laki-laki yang menyukainya.

Hanya saja, Seokmin dan Wonwoo adalah saudara kembar. Walaupun sifat mereka tidak sama, setidaknya mereka memiliki ikatan batin, bukan? Paling tidak ada sedikit saja kesamaan di antara mereka. Bagaimana bisa Wonwoo menyukai Miyeon, di saat Seokmin tidak pernah mengganggap gadis itu lebih dari sekedar sahabat?

“Tidak masuk akal.” ucap Seokmin.

Seokmin keluar dari rumahnya menuju ke rumah Miyeon. Tidak seperti Miyeon yang memanjat dinding, Seokmin melewati pagar dan berkunjung layaknya tamu. Tetapi tetap saja Seokmin tidak perlu menekan bel seperti Miyeon, karena rumah Miyeon sudah seperti rumah kedua untuknya.

“Selamat sore, eommonim.” sapa Seokmin saat melihat ibu Miyeon sedang menonton televisi.

Nyonya Cho menoleh dan tersenyum melihat kehadiran Seokmin.

“Kau di sini, Seokmin-ah.” ucap Nyonya Cho.

“Ya, eommonim. Aku ingin bertemu Miyeon.”

“Naiklah ke atas kalau begitu.” Seokmin mengangguk.

“Oh ya, eommonim. Hari ini eomma mengundang eommonim sekeluarga untuk makan malam di rumah. Saudaraku baru datang dari luar negeri kemarin.” kata Seokmin.

“Ah, benarkah? Kalau begitu kami akan datang nanti malam.” balas Nyonya Cho. Seokmin mengangguk.

“Aku naik ke atas dulu, eommonim.”

“Baiklah. Sialakan.”

Seokmin naik ke atas dan menuju kamar Miyeon. Bukan baru sekali atau dua kali ia mengunjungi kamar gadis itu. Sudah tidak terhitung seberapa sering mereka saling mengunjungi kamar. Selain untuk belajar, mereka juga sering mengobrol di dalam kamar.

LOVE or FRIENDSHIP [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang