1. Paginya Emily

15 1 0
                                    


~~ Emily Version ~~

Gawat! Aku terlambat, pagi ini ada kuis di pelajaran Mr. Jeon. Duh pasti Dosen kelinci itu bakal ngomel kayak biasanya. Kupercepat langkahku menuju kelas, kurang lima menit lagi kelas akan dimulai. Semoga masih sempat sebelum Mr. Jeon datang. Dia itu punya hobi datang awal, bahkan lima menit sebelum muridnya hadir. Dan hampir tiga kali ini dia memarahiku karna keterlambatanku.

"Permisi!" ucapku saat memasuki kelas, kulihat Mr. Jeon menghelah nafas, dia masih mengijinkan masuk. Yes! Setidaknya dosen kelinci ini tidak memarahiku seperti biasanya.

"Nona Colinnius, tolong nanti datang ke ruangan saya sambil membawa surat permintaan maaf karna keterlambatan anda," Cih! Baru saja aku bersyukur, dan sekarang dia memulai perang denganku. Aku menghelah nafas lalu mengangguk. Aku langsung mengambil bangku kosong disamping Naya.

"Telat lagi, kenapa?" bisik Naya.

"Buku tugas Mr. Jeon hilang, makanya tadi gue cari sampai ketemu," bisikku. Naya mengangguk, aku menghembuskan nafas beberapa kali. Kulihat Mr. Jeon mulai membagikan lembar soal pada kami, ingatanku untuk tugas hari ini lumayan kuat ya. Aku menatap lembar soal yang baru saja dibagi Mr. Jeon padaku, What! 120 soal? Ga salah nih?

"Baik waktu kalian hanya setengah jam. Kerjakan dengan baik, dan jangan ada yang mencontek," What the fu- sabar Emily. Tarik nafas, buang. Kerjakan dengan baik dan semampunya. Mr. Jeon mengajar mata pelajaran Cost accounting.

Dan sekarang bisakah aku menyelesaikan semua ini dalam waktu setengah jam? Hello, 30 menit 120 soal coy! Sumpah nih Dosen bener-bener mau bunuh muridnya kali ya?

Setengah jam kemudian

"Kumpulkan!" Aku menghelah nafasku, baru 70 soal yang bisa kukerjakan, itu pun dengan bahasa kebatianan dan teknik capcipcup. Entah benar atau tidak jawabanku, aku tak tahu. Kulihat tangan Naya gemetaran, sepertinya dia panik dan khawatir dengan nilai pekerjaannya.

"Saya ingatkan kembali, jika sampai ada yang mendapat nilai dibawah 90, wajib mengumpulkan fortofolio dan makala laporan pelajaran saya. Mengerti?" Gila nih dosen.

"Mengerti mister" ucap seisi kelas serentak. 

~~ Paginya Melia ~~

Aku memeluk Mira kuat-kuat, ingin rasanya aku membunuh orang saat ini. Tapi mana mungkin aku bisa membunuh orang, melihat darah saja aku ingin pingsan. Seolah mengerti jika diriku tengah berada dalam kondisi yang tidak baik, Mira mengusap tanganku beberapa kali. Hm, dia cukup mengerti diriku rupanya.

"Dia kenapa?" tanya Luv melihat diriku seperti mayat tanpa nyawa disamping Mira.

"Ga tahu, lagi sebel kali ama Mr. Jeon. Tadi pagi kan dia telat, terus disuruh ngumpulin surat permintaan maaf" ujar Sara.

"Lo sih Emi, ngapain juga kok bisa telat lagi. Ini udah yang ke tiga kalinya lo telat, di jam pelajarannya Mr. Jeon juga. Kenapa ga sekalian aja di pelajaran Pak Yoongi ato pelajarannya Mr. Namjoon?" Aku menatap Luv kesal. Apa dia tidak bisa menghiburku sebentar? Moodku sedang turun saat ini. Dan dia membuat moodku semakin turun.

Kulihat Mei dan Mar datang dengan beberapa makanan ditangan mereka. Aku memekik senang saat Mei memberiku sepotong kue brownies. Astaga, dia tau saja jika moodku sedang turun dan membutuhkan obat agar moodku kembali. Aku memeluk Mei dan mencium pipinya.

"Thanks, Mei" ucapku. Sementara yang lainnya tertawa karna aksi konyolku. Tak peduli dengan yang lainnya aku buru-buru menghabiskan kue brownies dari Mei itu. Wow sungguh nikmat, kue favoritku, obat moodku, penenang jiwaku. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 04, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Brownies Dosen | JJKWhere stories live. Discover now