Asrama Reruntuh

3 0 0
                                    

Pagi datang lebih awal di Desa Angkasa
Reinka, hari ini ia akan menerima surat yang telah lama ia tunggu. Dari tempat terkenal di seluruh dunia: "Akademi Penyair

"Bangun, Reinka.. Suratmu sudah tiba"
Seperti biasa, Nyonya Maeda, pemilik Asrama itu membangunkan anak asuhnya satu persatu. Adalah Reinka yang terakhir, tempat tidurnya tepat berada di ujung kamar. Anak yang di maksud perlahan bangun, membuka mata menatap cahaya pelan-pelan.

"Hei, Reinka..
Cepat bangun.. Suratmu seperti yang kau harapkan kemarin.. Warnanya biru.. Lekaslah"

Selamat, Reinka, kamu berhasil lolos dari sekian banyak peserta. Sekali lagi selamat, aku tak sabar untuk mengajarimu.

Dari : Professor Dewi S.

“Ya! Nyonya Maeda! Lihat! Aku Lulus!”

“Reinka...
Sebelumnya sudah kuduga hasilnya akan seperti itu. Kamu belajar lebih dari yang lain.”

"Selamat Reinka.."

"Terima Kasih, Nyoya Maeda.."

Pagi itu Langit amat biru, sangat cerah, memantulkan bahagia yang ada di raut wajah gadis itu. Reinka membagikan kabar baiknya ke seluruh penjuru Asrama. Tak terkecuali Deya, Fel, dan Lean.
Pagi yang ribut di Asrama Reruntuh.

"Lalu, Bagaimana selanjutnya, Ka?" Lean memulai percakapan

"Hmm.. Reinka yang aku tau tidak akan pergi tanpa kami. Benar begitu, Dey?"

"I.. Iya, apa kamu tega, Ka?" Deya membalas pertanyaan Fel, membujuk Teman Asramanya.

"Tidak.. Aku tidak bermaksud seperti itu sama kalian.."

"Tapi, kamu benar akan pergi, kan.." Potong Lean

"Lean.." Reinka terdiam

"Tak apa, Rein, kamu juga sudah berusaha.. Ini baru awal, kan?.."

"Hei, Lean.. Kamu mengizinkan dia pergi?" Fel tidak percaya Lean semudah itu menyerah membujuk Reinka.

"Sepertinya aku akan kesepian tanpa kamu, Ka" Deya nampaknya sudah ikhlas.

"Dey.. Reinka belum sepenuhnya pergi, kita masih bisa membujuknya.." Iya, benar, bagaimanapun apa yang dikatakan Fel masuk akal, hanya saja yang menentang kepergian Reinka tinggal ia seorang.

"Fel.. Apa yang dilakukan Deya sudah benar..
Bagaimanapun, kita akan merindukannya" Ujar Lean, seketika hening.

Satu jam kemudian, Perbincangan itu berakhir. Obrolan berat bagi remaja yang sedari kecil bersama selama 12 tahun itu.

Jam besar menunjukkan pukul sebelas malam, mereka melewatkan satu jam dari waktu tidur yang sudah ditentukan.
Kesimpulannya, besok pagi, Reinka akan pergi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Akademi PenyairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang