prolog

11 1 0
                                    

Jakarta salah satu kota yang sangat sibuk dengan hiruk pikuk kehidupan yang penuh dengan berbagai karakter manusia. Tempat dimana aku menjadi dewasa dan lebih mengenal apa itu Islam.

Yah, aku mochizuki natsume terdengar seperti orang Jepang kan??
Aku mengenal Islam dari seorang turis dari Indonesia hingga akhirnya aku berada di tempat ini selama kurang lebih 4 tahun.
 
Saat ini aku sedang menatap jendela melihat rintik hujan yang seolah berkata tentang rindu, kerinduan yang selama ini aku pendam kini membuncah dan tak dapat aku tahan. Hingga tanpa sadar air mata ku pun lolos tanpa permisi terlebih dahulu.

Aku terkesiap sesaat ketika pipiku terasa diusap oleh tangan lembut seorang ibu.

"Umi" kataku memulai pembicaraan.
Tetapi umi tak berkata, ia hanya menyunggingkan senyum yang selama  4 tahun ini sudah biasa aku lihat dari umi angkat ku, umi Aisyah.

Lantas aku pun memeluknya, nyaman. Yah, aku selalu nyaman dalam dekapannya, mungkin  karena aku tumbuh dewasa dalam asuhannya.

"Anak umi kenapa nangis?" Ucap umi saat aku melepaskan pelukanku.

"Kata abang kamu dapet beasiswa ke Jepang yah?" Sambungnya

Aku pun hanya mengangguk

"Mau pulang ke Jepang kok sedih?, Emang gk rindu sama keluarga kamu yg di Jepang?, Mereka pasti merindukan mu nak, kan selama kamu tinggal sama umi kamu belum pernah pulang." Ucap umi tanpa jeda

Aku pun hanya bisa terdiam, sampai akhirnya aku membuka mulutku dan berkata. "Aku bukannya tidak rindu umi, tapi aku takut."

Kira-kira menurut kalian apa yah yang membuat natsume takut?
So, kalo penasaran vote sama comment yah.
Biar author halu ini gk males😅

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang