PROLOG

5 0 0
                                    

27 Juni
Hari ini tepat ulang tahun gue. Ga terasa, waktu berjalan begitu cepat hingga ternyata usiaku sudah 17 tahun.

"Miraa, bangun sayaaang udah jam 7 lebih. Udah siap-siap belum?" Teriak mamah dari lantai bawah.

Yaa, namaku Amira Natanialma Aku anak pertama dari tiga bersaudara. Adikku Fatar, sudah kelas 5 SD, sedangkan adikku yang paling kecil masih berusia 2 tahun, Ninda namanya.

"Iya maa, udah kok. Aku berangkat ya!" Sembari menyambar roti isi di atas meja makan aku berlari ke luar.

Entah kenapa aku enggan makan di rumah, keberadaanku seakan tak diaggap. Bahkan hari ini, tidak ada satupun anggota keluargaku yang mengucapkan selamat. Aah abaikan, aku tak ingin memusingkan itu.

Dengan tergesa aku berlari ke jalan raya sambil menunggu bus yang kutumpangi sampai ke halte dipinggir jalan itu.

Entah perasaanku saja, aku merasa ada yang mengamatiku, itu membuatku reflek melihat ke arah kanan.

Dan benar saja, Anak IPA II di SMA ku. Kalau tidak salah namanya Adnan Saputra, dia memang terkenal karena jabatannya di anggota OSIS termasuk tinggi, sebagai Wakil Ketua Osis. Tapi bagaimana bisa dia disini? Tak biasanya aku melihat orang ini.

Bus ke arah Jl. Sudirman sudah sampai, aku masuk sembari membenahi ikat pinggangku.

Bruuggg

"Aww" ternyata Adnan lah yang menyenggolku dari samping hingga badanku terhuyung ke pintu bus.

Aku menatapnya. Bukannya minta maaf, dia hanya melihatku lalu memalingkan wajahnya.

"Dasar cowo gatau maaf. Iya tau ganteng, tapi sopannya dimana" gumamku lirih.

Dengan sepontan aku duduk di kursi yang paling dekat dengan pintu. Dan tiba-tiba Adnan duduk di sampingku dengan tatapan datar.

"Eh lo! Ngapain duduk disini?"

"Emang ga boleh?"

"Ngga mau lah ngapain duduk sama lo"

"Yaudah sana pergi, belakang kosong"

"ish dasar." Sungguh bibir ini sangat ingin mengumpat lelaki yang duduk di depanku.

Aku bergegas ke kursi belakang untuk duduk sembari menikmati jalanan.  Kupikir dia waketos yang pendiam dan cool seperti sahabatku bilang saat dia melihat lelaki itu di sekolah. Ternyata hanya topeng belaka.

(♡♡)

Sesampainya di sekolah, aku turun dan bergegas lari ke kelasku. Bel hampir bunyi karna sudah menunjukkan pukul 7.25

"Huhh akhirnya sampe. Mana dari tadi apes ketemu cowok brengsek itu. Mukanya aja polos aslinya bobrok" omelku setelah duduk di samping Najwa.

"Kenapa lu Mir? Sehat? Ehhh iyaaa happy birthday yaa bebebbb koohhh nanti makan-makan gaurusan" ucap Najwa sambil cipika-cipiki pipi ku.

''Iihh anjir lu kenapa giniin aku. Aku gabisa diginiin. Aku jijik sama kamu aku jijiik" Najwa menatapku dengan sinis.

"Lu lebih jijik njir"

"Hahahah iyaiyaa nanti gue traktir. Sekalian tuh ajak anak-anak"

"WOE GUYS NANTI MAKAN-MAKAN KE MEKDI DIBTRAKTIR MIRA CUK"

"SKUY LAAHH APASIH YANG ENGGA BUAT TRAKTIRAN. HPBD SAYAANG"
ucap Salsa dan Syifa dengan heboh.

Merekalah sohib-sohibku di sekolah. Yaah, mereka yang selalu mengucapkanku ulangtahun, bahkan bila aku susah hanya mereka yang paham tentang aku.

"Eh btw Mir, lu kesel kenapa?"

"Tau tuh pagi-pagi bikin badmood ketemu anak kadal dijalan. Udah nyenggol, ngambil tempat gue seenaknya sendiri pula"

"Siapa yang berani sakitin lu?! Sini gue labrak!"

"Lu tau Adnan waktos tahun ini? Tuh anaknya"

"Eh seriusan si ganteng yang ketemu lu?? Yaampun beruntung banget anjir aku juga mau gitu ih" jawabnya dengan tampang kegatelan.

"Najis. Makan tuh laki. Gue mah eneg liatnya."

"Eh tapi tumben dia gituin cewek. Jangan-jangan luu di-" ucap Najwa terputus

"Selamat pagi anak-anak" Guru killer sudah hadir. Kita pun diam seketika

Dan






-bersambung-

Hi all! Gimana menurt kalian?? Next or stop.
Komen di bawah yaa❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang