Dear,You! | 1

97 2 0
                                    

"Merelakan bukan berarti menyerah, tapi menyadari bahwa ada hal yang tidak bisa dipaksakan"

                                  🌻🌻🌻

September 2016,

Suasana kantin SMK Nusa Cendikia tampak sangat ramai. Semua murid berdesakan untuk mendapatkan makanan yang mereka inginkan. Berbeda dengan dua gadis yang sudah duduk manis diujung kantin dan menyantap batagor pesanan mereka sambil mengobrol. Dia Airis Zarina dan Leia Aviana
Obrolan mereka harus terputus, saat...

"Iris..." sapa lelaki tersebut sambil tersenyum ke arah Iris.

"Oh jadi cuma Iris nih yang disapa? Oke." Kata Leia dengan menghela nafas

Dengan tiba tiba Leia berteriak seperti mengingat sesuatu, "Astaga... Ris, Lif, aku ke kelas duluan ya, lupa mau ngerjain tugas dari Pak Juan. Dahhhh....." Dia berkata sambil berlari dan akhirnya menghilang dibalik koridor.

Dalam hati, Iris mengumpat Leia yang tega meninggalkannya berdua dengan Alif. Muhammad Alif Al-Ghifari tepatnya. Mereka berteman sejak awal masuk SMK. Alif, lelaki yang disukainya 2 tahun terakhir. Cinta pertamanya di SMK Nusa Cendikia. Alif, lelaki yang mencuri perhatian Iris dengan suara adzannya yang merdu, dengan bacaan Qur'an nya yang indah. Dan kulitnya yang putih bersih. Apalagi, bila rambutnya terdapat bekas air wudhu sehabis salat dzuhur. Astagfirullah, pikiran macam apa itu. Iris segera mengenyahkan segala pikirannya tentang Alif. Bagaimana bisa dia memikirkan lelaki yang belum menjadi mahramnya.

Alif menangkap Iris yang menggelengkan kepala kemudian bertanya, "Iris? Kenapa? Dari tadi aku ngomong loh sama kamu." Alif berkata sambil mengernyitkan dahinya.

"Eh maaf lif kenapa kenapa?". Alif tersenyum mendengar pertanyaan Iris.

Alif kembali berucap "Leia selalu gitu ya?" Tanya Alif dengan menatap ke arah kepergian Leia tadi

"Hah?" Kok jadi Leia? Apakah sejak tadi Alif membicarakan tentang Leia? Belum sempat Iris mencerna perkataannya, Alif kembali melanjutkan "Dia.... unik yaa" kata Alif dengan menahan senyum nya

Seperti terjaga dari mimpi indahnya Iris terkesiap. Ia menyadari satu hal, bahwa... lelaki yang selama ini dikaguminya diam-diam, tanpa seorang pun yang tahu. Lelaki yang dikaguminya selama 2 tahun terakhir. Muhammad Alif Al-Ghifari menyukai sahabatnya Leia Aviana.

Tanpa sadar air mata bergerumul di pelupuk mata Iris, ia tidak boleh menangis didepan Alif. Ia yang salah, Ia yang berharap.

Alif masih tersenyum sambil melihat kearah kepergian Leia, tanpa tahu bahwa disebelahnya ada seseorang yang tengah mengamatinya, seseorang yang mengaguminya sejak lama. Seseorang yang sekarang tengah menahan air matanya dengan susah payah. Iris mencari alasan apapun agar Ia bisa pergi dari tempat itu,kemanapun asal Alif tidak melihatnya.

Dengan susah payah Iris berusaha berkata "Ak-akuu... ada... ada tugas yang harus diselesaiin. Aku pergi yaa" Dengan tergesa Iris bangkit dari tempat duduknya dan berlalu pergi mengikuti langkahnya yang entah akan membawanya kemana. Berharap, perasaannya untuk Alif pada saat itu juga ikut pergi. Semoga....

☆☆☆

Agatha mengambil beberapa potongan ayam yang ada di mangkuk Shea. Dia tersenyum dengan menatap kekasihnya. "Kamu ngga mau makan ayam terlalu banyak kan?" Shea hanya tersenyum sambil berdehem menanggapinya.

Agatha sangat hafal dengan kebiasaan kekasihnya. Shea adalah wanita yang begitu menjaga berat tubuhnya.

Melihat kekasihnya yang hanya mengaduk makanannya, Agatha kemudian bertanya dengan nada khawatir "Shey? Kenapa? Kok ngga dimakan? Kamu lagi ngga enak badan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear, You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang